_16_

509K 54.5K 13K
                                    

Ghea masuk kerumah sambil mengendap-endap. Sekarang hampir pukul satu, ia terlalu asik berbincang dengan abi sampai lupa waktu tadi.

"jadi gini kelakuan kamu selama di rumah?"

Deg. Langkah ghea sontak berhenti mendengar ucapan sarkas ayahnya.

"kamu perempuan ghe."

Melihat tatapan merendahkan yang dilayangkan ayahnya, amarah ghea tersulut.

"emangnya kalau aku perempuan kenapa? Emangnya ayah peduli apa sama aku?"

Gio menatap ghea seolah ghea makhluk paling kotor di dunia, dan ghea membencinya.

"ayah tau apasih yah? Yang ayah tau Cuma tentang rey doang kan? Ayah ngga tau apa-apa tentang aku."

"ga sopan kamu." Gio menekan ucapannya.

"ayah mau tau satu cerita menyedihkan? Aku dari dulu selalu nganggep ayah pahlawannya aku, pahlawannya seorang ghea, bahkan persepsi itupun ngga berubah sampai sekarang, padahal jelas, ayah udah terlalu sering nyakitin aku. Maaf kalau perkataan aku nyakitin ayah. aku awalnya ngga mau marah sama ayah, aku mau coba sabar sama ayah dan wujudkan kemauan aku untuk jalan sama ayah, tapi aku ga tahan. Kalau emang ngga niat pulang, gak usah yah. Aku baik-baik aja tanpa kalian."

°°°

Saat ini ghea tengah berhadapan dengan orang-orang inti dari enfant, kecuali abi tentunya. Berkali-kali ghea mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Ghea, heran gue sama lo. Ngga ada takutnya gitu." suara Fajar membuka sesi eksekusi kali ini.

"Ngapain takut, gue ngga salah apa-apa kok." ghea membela diri.

Rio maju, ia menunjuk wajah ghea. "Tapi karna lo, adek gue ketakutan kemarin."

"terus? lemah amat, perasaan ngga gue apa-apain." ghea menekankan kata 'lemah'.

"sialan." Rio mendorong pundak ghea.
Ghea menunduk, menatap pundaknya yang baru saja didorong.

"Cih, katanya cowo. Mainnya fisik, banci ya?" sarkas ghea.

Rio mendekat sambil menyeringai. Ghea seketika mundur teratur. Anggota enfant terlihat puas melihat raut wajah ghea yang tampak ketakutan.

"Lo mau tau? Gue rasa ngga akan ada yang nolong lo kali ini. Pertama, abi udah pulang. Kedua, ami udah cabut sama pacarnya. Nah gue harap, lo ngga mati aja sih." rio tertawa jahat, tak lama raut wajahnya berubah menjadi datar, ia berjalan cepat ke arah ghea dan mendorong tubuh ghea ke dalam kolam.

Seketika tubuh ghea sudah berada ditengah-tengah kolam. Mereka terkejut melihat ghea yang benar-benar didorong oleh rio. Ghea melambaikan tangannya keatas berulang kali. Meminta pertolongan.

Nafasnya hampir habis, kilasan kejadian masa lalu terus terbayang.
Ghea hanya berharap, setelah ini dirinya tidak akan pernah kembali sadar.

°°°

"Ghe, ghea" abi menepuk pelan pipi ghea yang tak kunjung membuka matanya.

"Ghe please wake up."

Ghea perlahan memuntahkan air yang ditelannya. Ia membuka mata perlahan. Abi menghela nafas lega, ia membantu ghea untuk duduk. Abi mengucap kening ghea dengan lembut. Keduanya masih berada dalam area kolam renang.

"Bi, sesek."

Abi mengangguk, ia mengusap pelan rambut ghea. "ke rumah sakit ya?"

"p-pulang." tolak ghea.

AbigheaWhere stories live. Discover now