Chapter 2

15.4K 1K 10
                                    

Saat ini mungkin hidup ku tidak ada artinya, tapi nanti lihatlah kalian akan menyesal.

...

Eve terbangun dimalam hari, ia meringis ketika mencoba menggerakkan tubuhnya. Ia kembali menangis, tubuhnya saja sudah sangat rapuh.

Tes

Darah mulai mengalir dari hidungnya, dengan kasar ia menghapusnya. Terkadang dia berpikir untuk apa dirinya hidup jika hanya seperti ini, kalau boleh memilih ia lebih baik dibesarkan di keluarga yang miskin namun harmonis bukan dari keluarga kaya.

Brak

Eve mengusap air matanya dengan kasar, ketika melihat mama tirinya masuk bersama daniel.

"Apa yang terjadi sama kamu eve"ujar mama

"Aku gak papa"Beruntung dia menggunakan baju tidur lengan panjang warna hitam, sang mama tidak akan tau
.
"Syukurlah, sekarang kamu mandi yah mama siapin kamu makan ya"sebelum mamanya beranjak Eve mencekal lengan mamanya dan menggeleng cepat. "Gak mah Eve kan lagi di hukum sama papa nanti mama yang kena marah, lagi pula Eve tidak mau melanggar hukuman yang papa kasih ke eve" Hani hanya tersenyum mendengar putrinya dalam benak ia berfikir Mas Clavin akan menyesal telah menyia-nyiakan anak secantik Evelyn.

Setelah mamanya pergi tinggallah dia dan Daniel. Eve hanya menunduk, "mungkin Lo bisa bohongin mama tapi tidak dengan gue Evelyn, gue denger tadi malam Lo dikasih rotan kesayangan papa lagi kan" Daniel menyeringai lebar.

"Apa pun yang dilakukan papa ke aku, itu bentuk kasih sayang beliau"  Daniel tertawa iblis mendengar celotehan adiknya.plak! "Lo tuh harusnya sadar sejak Lo lahir sampai sekarang papa gak akan pernah sayang sama Lo camkan itu"ucapnya lalu pergi meninggalkannya.

Evelyn hanya memegangi pipinya berdenyut namun, bukan hanya pipinya hatinya jauh lebih sakit."aku itu capek tuhan, kapan Bunda jemput aku. Hiks..hiks." Siapapun yang mendengar tangisan pilu Evelyn mungkin akan terenyuh melihat nya.

...

Jam masih menunjukkan pukul empat pagi namun Eve telah berkutik dengan alat masak di dapur. Satu jam kemudian Eve bekerja setelah semuanya selesai.

Ia mendudukkan tubuhnya pada lantai,secara perlahan tangannya mulai memijat kepalanya. Penyakit nya kembali menyusahkan nya. Dia mengambil air dan menengguknya hingga tandas.

"Ngapain lo disini!"

Eve menoleh, Jinny dia sedang berkacak pinggang sambil menatap Eve bak laser. Bukannya Eve membalas ia malah meninggalkan Jinny begitu saja. Jinny tidak tinggal diam dia pura-pura terjatuh.

"Aww..SAKIT EVELYN!" Evelyn yang tadinya mau kekamar mencoba membantu sang kakak. Namun lagi-lagi kartu AS tidak ada ditangannya

Brukk

Dia tersungkur kedepan hingga hidungnya berdarah."kamu apakan anak saya hahk!"desis Clavin.

Bahkan kepalanya juga berdenyut sakit Clavin kini menangkap tangannya dan menarik Eve untuk berdiri. Sontak Eve meringis kesakitan dengan segera ia menghempaskan Eve ke lantai kamar mandi.

Brukk

Eve kembali tersungkur. Clavin kemudian menyalakan shower yang dingin. Merasakan aliran air itu sontak ia menutup matanya ditambah lagi dengan kepalanya yang terus berdenyut.

Plak!"kamu itu yah gak tau diri banget! Seharusnya dari dulu kamu udah saya bunuh."

"Ma-aaf papa"tak terasa air matanya mengalir.

"Jangan sebut saya dengan panggilan tersebut" ucap Clavin

Tanpa memperdulikan keadaan Evelyn, Calvin mengunci anaknya di kamar mandi. Jinny yang melihat itu menyeringai"Rasakan akibatnya Evelyn"

...

"Mas kamu lihat Eve gak, seharian aku gak lihat dia"ucap Hani

"Oh dia aku kunciin dikamar mandi, tadi dia dorong Jinny sampeh jatuh"
Mendengar perkataan suami nya membuat Hani menggeleng, suaminya bener bener keterlaluan.

"Mau kemana Hani" ucapnya sambil mencekal lengan sang istri

"Mas Evelyn itu belum makan dari tadi malam"

"Apa peduli saya!, Sekarang duduk!"

"Ta-pi mas!"

"Duduk!"


TBC

Evelyn | ENDWhere stories live. Discover now