7

1.7K 213 53
                                    

Hari ini mungkin hari sial bagi seorang Aleta Kayla Yasmine. Pagi ini Aleta bangun kesiangan dan dirinya harus bergegas menuju ke sekolah karena di jam pertama akan diadakan ulangan dadakan dan parahnya ia belum belajar sama sekali, itulah yang Aleta tau setelah membaca pesan dari teman-temannya. Dan sialnya mobil yang dikendarai dirinya mogok ditengah jalan dan mengharuskan Aleta berlari menuju sekolah karena jika menuggu taksi pasti di jam segini semua kendaraan penuh, lagian jarak ke sekolah sudah dekat.

Shit!!

Aleta menatap gerbang sekolah dengan kesal. Penampilan Aleta sudah acak-acakan rambut yang tadinya terikat sudah lepas, seragam yang sudah acak-acakan, dan jangan lupa keringat yang membasahi seragamnya. Belum sempat Aleta bernafas lega suara bariton pak Maman mengagetkan Aleta.

"Aleta!"

"Astaga belum juga nih keringat kering bakal dapet masalah lagi gue," batin Aleta

"Bagus ya kamu jam segini masih diluar gerbang." Aleta hanya membalas dengan tersenyum bodoh membuat Pak Maman guru BK kiler itu menatap Aleta geram.

"Kenapa kamu senyum-senyum, masuk sekarang!" bentak Pak Maman.

"Sial kalo bukan guru, udah gue lempar pake sepatu," batin Aleta

"Maaf Pak gimana mau masuk kan pintu gerbangnya dikunci?" tanya Aleta dengan sopan berusaha agar tidak terkena masalah lagi.

Melihat itu Pak Maman segera menyuruh satpam untuk membukakan gerbang. Melihat itu Aleta bernafas lega.

"Akhirnya, dari tadi kek!"

"Makasih Pak," dengan cepat Aleta hendak meninggalkan guru BK tersebut.

"Eh eh mau kemana kamu Aleta?" tanya Pak Maman dengan bersidekap dada.

"Hehe mau ke kelas lah pak."

"Siapa suruh kamu ke kelas? berdiri di lapangan sampe jam istirahat selesai!" tegas Pak Maman

"Yah Pak, jangan dihukum ya pak, saya janji deh besok saya gak bakal telat lagi," pinta Aleta

"Berdiri di lapangan sekarang!" bentak Pak Maman

"Iya Pak." Aleta berjalan gontai menuju lapangan.


🍃🍃🍃


Hari ini jam pelajaran olahraga kelas 12 IPA 1. Semua murid sudah berpakaian olahraga lengkap termasuk Athalla dan kedua temannya.

"Ath," panggil Ardian

"Hm."

"Athalla!"

"Hmm."

"Athalla Rasya Alteza."

"Ck apa?" Athalla berdecak kesal melihat Ardian hanya tersenyum bodoh membuat dirinya ingin melempar sahabatnya itu ke Planet lain.

"Gue cuman ngetes takut nama Lo udah ganti." Rafa yang mendengar penuturan cowok tersebutpun ikut terkekeh melihat wajah Athalla yang menahan kesal.

"Fucek Lo," ucapan Rafa hanya dibalas tawa oleh Ardian

"Eh Ath, itu Aleta bukan sih?" pertanyaan Rafa membuat Athalla mengalihkan pandangannya kearah lapangan.

"Eh iya, ngapain tuh dia disana?" Rafa mendelik mendengar pertanyaan Ardian.

"Dihukum lah bego, masa lagi berjemur."

"Biasa dong njing."

"Nggak ada akhlak emang," kekeh Rafa.

Athalla memperhatikan Aleta yang sedang menyeka keringatnya. Athalla mengernyit kan dahi merasa Aleta terlihat pucat. Athalla mengalihkan pandangannya kembali setelah mendengar Rafa memanggil namanya.

"Woy Ath! ayo kesini," panggil Rafa yang sudah menyusul Ardian yang telah terlebih dulu berada di lapangan.

"Hari ini saya akan mengetes permainan bola basket yang telah diajarkan Minggu lalu. Sebelum itu lakukan pemanasan dan untuk putra lari keliling lapangan sebanyak lima kali dan untuk putri tiga kali," jelas pak Hans guru olahraga.

"Yah pak, satu kali aja ya pak capek," celetukan salah satu siswi yang sedang mengibaskan tangan kepanasan.

"Nah betul tuh pak!" seru salah satu temannya.

"Tidak ada penolakan. Cepat!" jawaban yang diberikan pak Hans membuat semua siswi berseru tak senang.

Athalla tak mempedulikan keributan yang terjadi dia lebih memilih memperhatikan Aleta yang masih dalam posisi sama.

"Ath, Lo lagi liatin apaan?" tanya Ardian penasaran kemana arah pandang temannya itu.

Athalla buru-buru menoleh kepalanya lalu menggeleng mendengar pertanyaan Ardian.

Saat ini Athalla dan teman-temannya sedang berlari mengelilingi lapangan sesuai arahan Pak Hans tadi. Tapi pada putaran terakhir Athalla sengaja memelankan lajunya setelah beberapa langkah dari Aleta. Entah hanya perasaan atau apa Athalla merasa Aleta sangat pucat apalagi keringat yang mengalir dari dahinya. Athalla yang selalu memperhatikan Aleta yang selangkangan di depannya tiba-tiba

BRUKK


•••


ALETA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang