Prolog

54 5 1
                                    

Idola itu harus dicari bukan ditunggu

-Yashi

#Selamat membaca

Namaku Zoe, Zoeline Denallie. Aku hanya gadis berponi yang tertutup akan berita di luar sana. Aku suka memperhatikan Yashi, teman terdekatku. Mulut bawelnya selalu berkicau menceritakan sesosok idola yang dipujanya. Aku terkadang merasa risih akan hal itu. Namun, aku tetap setia mendengarnya. Meski, kedua telingaku hampir saja matang karena terpanggang omongan Yashi.

Setiap Yashi bercerita, aku hanya menangkap satu nama, Zia. Ku kira dia mengidolakan sesosok artis wanita cantik, anggun, dengan suaranya yang merdu. Tapi, aku ternyata salah. Zia adalah sesosok lelaki tampan, tinggi, dan mahir di bidang musik. Yashi pernah menunjukan fotonya kepadaku lewat ponsel. Aku baru tahu Yashi mengoleksi banyak foto Zia. Dan kalian tahu bagaimana reaksiku? Hanya menggidikan bahu.

Aku tidak pernah tertarik untuk mengidolakan seseorang. Kecuali ayahku sendiri. Ketika teman-temanku membicarakan konser, aku malah berkutat dengan tugas yang menumpuk. Katakanlah, aku sibuk dengan diriku sendiri. Tidak ada waktu untuk memikirkan sesosok idola. Yashi selalu berkata begini kepadaku.

'kita harus mencoba membuka diri, lebih bersahabat dengan sosial media. Gimana kita mau mengidolakan seseorang kalau kita malah menutup diri? Idola itu harus dicari bukan ditunggu.'

Mengenai sosial media, ya ampun mengatakan namanya saja sudah membuat leherku geli. Sejujurnya, aku tidak pernah menggunakan sosial media untuk mengorek kehidupan artis papan atas. Sosial media seperti mbah google hanya aku pergunakan untuk mencari jawaban-jawaban dari tugas sekolah. Tidak pernah lebih dari itu.

Namun, siapa sangka wejangan Yashi itu bisa aku buktikan kesalahannya. Menurutku, tak mustahil idola mencari fans. Karena aku percaya, sesuatu yang direncanakan Tuhan untuk menjadi milik kita, akan kembali bersama kita. Tak peduli apa dia sesosok artis terkenal yang di puja-puja banyak orang ataupun manusia biasa.

Dan di sinilah ceritaku akan dimulai. Ketika Tuhan mentakdirkanku untuk bertemu dengan Zia. Sesosok lelaki tampan yang disukai banyak orang. Sesosok cahaya yang menerangi seluruh penjuru negeri.

Awalnya, aku tak menyangka dengan jalan takdir Tuhan. Mempertemukanku dengan sosok idola yang diidamkan semua teman-teman. Padahal, aku tidak pernah mengorek kehidupan sesosok tersohor ini. Dia datang begitu saja, berkenalan dan bersedia untuk mengajariku main piano. Dan yang baru aku tahu, Zia sama-sama belajar di Angkasa Raya school. Anehnya, aku tidak pernah tahu kalau di sekolah ini menampung artis terkenal.

Jika kalian penasaran, biar aku ceritakan saja di sini. Namun, jika kalian sudah bosan duluan, aku tidak akan memaksa kalian untuk membaca cerita ini sampai usai.

Selamat datang di ceritaku, Zoe dan Zia. Dua sesosok berbeda, yang ditakdirkan Tuhan tuk bersama.

***

Perfetto [Selesai]Where stories live. Discover now