Extra Part (2)

Mulai dari awal
                                    

"Yaudah entar malem kamu jangan tidur di tenda, tidur di luar aja"

Aviela sedikit menyampingkan badannya sehingga menghadap Zeyan yang masih menatap nya dari sana "Ah beneran gak bolehin aku tidur di tenda? Kan kamu gak bakal bisa tidur nyaman kalo gak ada aku?" Seraya menaikturunkan alisnya.

Zeyan ingin berteriak kesal, kenapa istrinya itu akhir akhir ini seperti selalu bisa membalas ucapannya? Fakta memang jika Zeyan tidak bisa nyaman dalam tidurnya jika tidak dengan Aviela.

"Ah papa kok ngambekan?" Zeyan sedikit kaget ketika Aviela sudah berada di depan nya sekarang dan barusan gadis itu mencolek pipinya?Apa yang merasuki istrinya itu?

"Centil" ucap Zeyan seraya mengalihkan kembali pandangan nya ke tenda yang belum sepenuhnya selesai di bangun.

"Emang gak boleh? Yaudah sih kalo gak boleh centil sama kamu besok besok aku centil ke cowo lain berarti boleh kan?"

Zeyan memelototkan matanya. Baru saja ingin mengeluarkan kata katanya, Aviela sudah lebih dulu menyela "matanya biasa aja Kali, kan serem kalo entar mata kamu copot"

"Udah ah balik santai aja kamu sana, aku bisa bangun tenda nya sendiri" usir Zeyan yang malah membuat Aviela terkekeh.

"Beneran ngambek nih? Iya deh aku minta maaf tadi becanda doang kok"

Tidak ada sahutan yang terdengar. Hingga beberapa menit setelahnya Aviela menghela nafas lalu memanggil suaminya itu dengan sedikit berteriak
"Zeyannn!!"

"Hmm?"

"Jangan marah, gitu doang kok marah? Aku udah minta maaf juga"

Kali ini Zeyan memalingkan mukanya untuk menatap Aviela "Kalo mau di maafin ada syarat nya" Ujar nya dengan menahan senyum.

"Apa?"

Zeyan menunjuk bibirnya sambil sedikit memonyongkan nya.

"Kamu sariawan?" tanya Aviela yang membuat Zeyan menghela nafas kesal.

"Sariawan sariawan! Kamu gak ngerti maksud aku apa?" Aviela menggeleng.

"Aku nyuruh kamu cium sayangg" Ujarnya kemudian dengan suara berbisik tepat di telinga Aviela.

"Ohh bilang kek kalo nyuruh cium, mau di cium dimana? bibir?" Santai Aviela yang sama sekali tidak marah.

Zeyan sendiri menatap bingung, ia kira istrinya itu akan marah dan kesal padanya. Tapi yang terjadi sekarang adalah Aviela malah terkesan santai saja apalagi pada ucapan nya barusan.Namun karena tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Zeyan pun mengangguk "Iya".

"Tapi aku malu kalo cium kamu"

"Kenapa?"

Aviela mengendikka bahunya "gak tau"

"Lah terus?"

"Kamu aja yang cium aku" ujar Aviela malu malu. Sedangkan Zeyan lantas tersenyum senang. Ia langsung saja mendekatkan wajahnya pada Aviela dengan kepala yang sedikit di miringkan.Hanya tinggal beberapa centi lagi benda tipis dan kenyal itu akan bertemu, namun lagi lagi, Zeyan harus menggeram kesal.

"Papapaa da yeh! (Papapa gak boleh!)" Suara itu, sudah pasti milik Fio.

Aviela sedikit kaget, dan segera menolehkan kepalanya kesamping. Kedua anaknya berada tidak jauh dari hadapan mereka sekarang. Aviela merutuki dirinya sendiri yang lupa jika Lio dan Fio sedari tadi menyaksikan mereka berdua.

°°°

Malam telah tiba, tenda yang sore tadi di bangun sekarang sudah lengkap dengan perlengkapan di dalamnya. Mulai dari minuman, sleeping bag, selimut, lotion anti nyamuk pun sudah di siapkan.

Zeyan menghiasi tenda mereka sebagus mungkin dan senyaman mungkin. Walaupun kemah yang di lakukan bukan di alam bebas, tapi ia berusaha untuk mendapatkan kesan baik dari kemah yang keluarga kecil nya lakukan malam ini.

"Papapa num cu (papapa minum susu)" Lio menepuk nepuk tangan Zeyan agar papa nya itu memberikan botol susu di sebelah nya.

"Nih susu nya" Botol susu itu sudah berpindah ke tangan Lio, anak laki laki itu memegang botol susu nya sendiri seraya kepalanya di jatuhkan di atas paha Zeyan.

"Papa num? (Papa minum?)"

Zeyan menggeleng "Buat abang aja ya, papa udah minum tadi" ucapnya sambil tersenyum.

Di satu sisi, Aviela keluar dari rumah menuju ke tenda dengan membawa beberapa bungkus makanan ringan.

Saat telah sampai, ia langsung saja masuk ke tenda dan menghampiri suami dan anak laki laki nya itu. Sedangkan Fio sendiri sudah pulas dari beberapa menit yang lalu dengan selimut yang menyelimuti tubuh kecil nya.

"Kok abang belum bobok sayang?" Tanya Aviela pada Lio yang di balas dengan kerutan dahinya "ma, yo bobo (ma, Fio bobo) " telunjuk kecilnya menunjuk ke arah sang adik yang sudah tertidur.

"Iya itu adek nya udah tidur, abang tidur juga ya?" ucap Zeyan lembut sambil mengusap kepala anaknya.

Bukannya menurut, Lio malah berdiri dan memeluk leher Zeyan erat, kepalanya ia senderkan pada bahu sang papa.

"Abang gak mau bobo ya sayang?" Aviela berusaha melepaskan Lio dari Zeyan untuk segera tidur namun sia sia, tangan kecil itu terlalu erat memeluk leher papa nya.

"Da au bobo (gak mau bobo)"

"Udah gakpapa biar gini aja, nanti bakal tidur sendiri kok" Zeyan mengusap punggung​ mungil itu. Aviela hanya mengangguk mengiyakan.

Kegiatan yang selanjutnya mereka lakukan adalah menikmati cokelat panas serta camilan sambil menatap pemandangan langit yang di penuhi bintang kelap kelip. Sesekali juga terdengar celotehan cadel Lio yang sedari tadi merasa nyaman di pangkuan papa nya.

Hingga di saat mata mereka terasa lelah untuk terbuka, ketiganya memilih untuk masuk ke tenda dan beristirahat. Menyelimuti badan dengan selimut untuk menghalau dingin nya suhu malam yang dapat mengganggu tidur pulas mereka.

.
.
.

Update lagi :) semoga suka
Ini ceritanya udah benar2 selesai
Tengkyu buat semuanya💓💓

Mau tanya dong, cerita ini pantes gak di bikinin sequel​ nya? Ya walaupun gak pantes ya tapi kek nya aku bakal bikin sih😂😭

Tapi mungkin aku targetin voment nya dulu, kalo nanti voment nya udah sesuai sama terget, sequel nya bakal di
publish :]

Pokoknya sekali lagi makasih bgt ya, yang udah mau baca, voment cerita ini. Aku sadar masih banyak kekurangan tapi insyaallah kedepan doakan semoga bisa makin baik💓

Kalian ada yang menjelajah di mangatoon ga? Mampir yuk ke akun ku hehe, aku masih pemula disana wkwk
Follow yah dan baca cerita
@Ebris👍


My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang