Dua Puluh Sembilan

48.3K 1.9K 92
                                    

Di dalam sebuah Cafe, Lima orang remaja sedang bercanda ria kecuali seorang cowo yang menatap nyalang ke arah teman temannya.

"Kesel gue sama lo semua"

Zeyan semakin mengeraskam tawanya namun langsung mendapatkan pukulan dari Rafi yang menyuruh nya untuk diam "di liatin orang bego! Lo ah malu maluin"

Zeyan melihat ke sekelilingnya, benar pandangan beberapa pengunjung cafe lainnya menatap mereka.

"Makasih Al, baik banget deh lo" Ujar Qila lebih tepatnya mengejek Alfa.

Alfa semakin kesal, bagaimana tidak. Tawaran nya untuk mentraktir teman temannya di kantin malah di ganti dengan cafe yang harganya jauh di atas harga makanan yang ada di kantin sekolah.

"Udah sih, kalo bukan sekarang kapan lagi lo baik sama kita " Seru zeyan dan di angguki yang lainnya.

Drrttt....   drrrttt...

Getaran dari ponsel di saku celananya membuat zeyan berhenti berbicara. Nama mama nya tertera di layar.

"Zeyan! Dimana kamu? Aviela lagi kesakitan. Pulang sekarang! " suara mamanya di seberang sana sukses membuat zeyan panik

"Aku pulang sekarang" sahut zeyan cepat dan langsung saja memutuskan panggilan.

"Kenapa Yan?" Bingung Sindy mewakili yang lainnya.

"Gue harus balik sekarang" Tanpa menunggu respon lagi, zeyan segera beranjak dan berjalan dengan buru buru ke mobilnya.

Dengan kecepatan di atas rata rata, ia terus saja melajukan mobilnya. Pikiran zeyan saat ini hanya pada Aviela yang tadi ia tinggal sendirian di rumah. Sekalipun Aviela sudah mengizinkannya tadi, tetapi zeyan tetap merutuki kebodohan nya. Tidak seharusnya ia meninggalkan Aviela yang sedang hamil besar sendirian.

Beberapa Kali zeyan mendapat teguran dari pengendara lainnya, namun hanya ia hiraukan. Dalam hati ia mengumpat kesal, apa tidak bisa para pengendara itu memahami situasi yang di alami nya saat ini?

Sampai di depan rumah, dengan langkah lebar ia langsung masuk untuk menghampiri Aviela.

Belum mulutnya ingin mengeluarkan suara, amarah seseorang lebih dulu di dapat nya "Kemana aja kamu? Udah tau viela lagi hamil malah keluyuran di luar! Kamu mau Aviela kenapa kenapa?!"

Zeyan diam dengan perasaan khawatir dan takut. Apalagi ketika melihat istrinya itu terisak menahan sakit. Lebih lagi ketika mata nya melihat ke arah kaki Aviela yang ada sedikit cairan di sana. Ketubannya pecah (?)

Dengan bodoh nya, zeyan tetap mematung di tempat. Sampai sebuah suara membuat ia sadar dari diam nya.

"ZEYAN! KAMU NGAPAIN DIEM DI SITU? BAWA AVIELA KE MOBIL! KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG"

Dengan penuh kesadaran, ia langsung membopong Aviela menuju mobil di ikuti oleh orang tuanya dan juga orang tua Aviela.

Zeyan,Aviela beserta mama Papa Aviela berada di dalam satu mobil sedangkan bunda dan ayahnya mengikuti dengan mobil lain di belakang.

"Yan...sakit..hiksss" Rintihan kesakitan tak berhenti keluar dari mulut Aviela. Bahkan tangannya dengan kuat mencengkram lengan zeyan.

Zeyan yang tidak tau harus berbuat apa hanya mengusap kepala istrinya
"Tahan ya, bentar lagi sampai.." air matanya ikut terjatuh ketika melihat istrinya yang begitu kesakitan karena baru kali ini ia merasa khawatir yang sangat dalam.

Apalagi ketika mengingat perlakuannya dulu kepada Aviela yang bahkan pernah membuat wanita nya itu menangis, namun sekarang Aviela malah berjuang untuk buah hati nya.

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang