Dua Puluh satu

51.7K 2K 45
                                    

Lisya keluar dari kelas nya dengan senyuman yang dari tadi belum sirna. Hati nya begitu bahagia sekarang. Ia mengatakan kepada sahabatnya,Alea, agar pulang duluan karena Lisya hari ini akan menuju ke suatu tempat dulu sebelum pulang ke rumahnya.

Ia memesan ojek online di handphone nya, dan menunggu beberapa saat.
Tak lama ojol yang di tunggu nya pun datang. Lisya dengan segera mengatakan kepada ojol itu untuk mengantarnya ke tempat yang ingin ia tuju.

"Makasih mas" Ucapnya ketika telah sampai.

Lisya sekarang sedang berada di depan sebuah Cafe. Tidak ingin membuang waktu,ia langsung saja masuk dan mencari seseorang yang akan bertemu dengan nya.

Pandangan lisya menangkap sosok yang di carinya. Seorang cowo yang kini juga melambaikan tangannya pada Lisya.

"Hai kak, sorry ya kalo bikin lo nunggu'' Lisya duduk di kursi di depan cowo itu.

Orang di depannya itu tersenyum"Gak kok, gue juga baru sampe"

"Kak,lo mau pesen minum apa?biar Gue yang bayarin" tawar lisya dengan senyuman yang sedari tadi terukir di bibirnya.

Cowo bernama Riko itu menaikkan alisnya"Kenapa lo yang bayarin? Kan gue gak minta?"

Lisya menggaruk tengkuknya
"Hehe gakpapa sih, gue cuma pengen bayarin doang, Kan gak ada salah nya"

Riko mengangguk lalu mulai melihat buku menu "Kali ini gue yang bayarin, lain Kali kalo kita ketemu lagi baru lo yang bayar, gimana?" Lisya mengangguk mengiyakan
"oke deh"

"Gue mau pesen Ice Blend, lo mau pesen apa?" Tanya nya kemudian.

"Gue samain aja kak"

Riko mengangguk lalu memesan minuman mereka pada pelayan.

"Kesini sama siapa?"

"Pake ojol kak"

Riko kembali mengangguk
"Emm abang lo gak marah kalo lo ketemu gue?"

Lisya diam, dia bertemu dengan Riko tanpa memberitahu atau meminta izin pada siapapun "dia gak tau kak, gue gak bilang sama dia"

"Ini mas mbak pesanan nya" minuman mereka telah tiba dan pelayan itu pun pergi.

"Lo punya masalah ya sama abang gue?" Lanjut nya bertanya .

Riko membenarkan posisi duduknya menjadi tegak "Gue dulu sama abang lo bersaing buat jadi ketua Tim basket putra pas SMP, dan gue gak tau gimana, itu berlanjut sampe sekarang. Abang lo kayak nya masih nganggep gue rival dia" jelas Riko seraya sedikit tersenyum, entah apa maksudnya.

"Ohh" singkat Lisya karena ia tidak tau jawaban lain yang harus ia berikan​.

"Ekhem, lo kok mau ketemu sama gue?" Tanya Riko.

"Hah?" Sontak lisya mengernyitkan alisnya.

"Lo kok mau ketemu gue? Padahal lo tau gue sama abang lo gimana" ulang Riko menjawab kebingungan lisya.

"Emm itu, gue liat lo orang nya baik kok kak, jadi ya gue mau aja kalo di ajak ketemu kayak gini"

"Lagian ya, mungkin abang gue cuma masih salah paham aja sama lo" lanjutnya seraya menikmati minuman yang telah di sajikan.

Riko lagi lagi tersenyum, rasanya ia ingin terus memperlihatkan senyum nya jika sedang bersama gadis di depan nya itu.

Tangan nya mengacak rambut Lisya seraya tertawa, kemudian bangkit dari kursi yang tadi di dudukinya
"Ayo, gue anterin pulang, ini udah sore banget"

°°°
Aviela meremas jarinya, ia ingin mengatakan sesuatu pada zeyan namun tidak berani untuk mengungkapkan.

"Lo kenapa vi?" Sindy yang menyadari sikap temannya yang aneh pun bingung dan bertanya.

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang