Extra Part

52.5K 1.7K 52
                                    

---Aaaa maaf sebenarnya ini bukan extra part 🙂 ini cuma...-----

































---Aaaa maaf lagi sebenarnya ini emang extra part 🙂 silahkan di baca👉👇---

°°°°

Aviela sesekali terkekeh melihat kelakuan anak kembarnya yang sekarang berusia 16 bulan, tepatnya satu tahun 4 bulan. Beberapa kata yang keluar dari mulut kecil mereka berhasil membuat Aviela terharu dan bahagia. Terlebih ketika usia Lio dan Fio baru 12 bulan, dimana awal mula nya kata 'papa mama' terucap dari bibir mungil itu.

"Mamama iyo au chu (Mamama Lio mau susu)" Lio menepuk nepuk tangan Aviela yang sedang bersandar di kaki sofa, karena posisi mereka yang sekarang duduk di karpet.

"Abang mau susu?" Ulang Aviela yang mendapat anggukan kecil dari anak laki lakinya itu.

"Adek mau gak?" Kini ia beralih pada Fio yang sedang bermain dengan bonekanya.

"Au mama"

Aviela mengusap kepala kedua anaknya "Tunggu ya, mama ambilin dulu" setelahnya ia beranjak ke dapur.

5 menit berselang, Ia kembali dengan membawa 2 botol susu "Abang adek sini, minum susu nya"

Dengan langkah kecil keduanya berjalan menuju sang mama dan langsung menidurkan kepalanya pada masing masing paha Aviela.

"Chu iyo (Susu Lio)" Lio mengambil botol susu yang di pegang Aviela, menggerak gerakkan sedikit kepalanya untuk mencari kenyamanan tidur di paha Aviela.

"Nih susu nya dedek" Fio langsung membuka mulutnya ketika Aviela memberikan nya botol susu. Baik Lio maupun Fio mereka memegang botol susu nya sendiri.

"Papaa Yo papa yo (papa Fio papa Fio)" tangan kecil sebelah kiri Fio mengambil ponsel Aviela.

Aviela yang mengerti maksud ucapan Fio pun hanya tersenyum. Jika ingin bertemu dengan Zeyan pasti mereka akan menunjuk nunjuk ponselnya agar Aviela segera menelpon Zeyan "Bentar lagi ya, papa pulang"

"Epon papaaa ma (Telpon papa ma)" Lio ikutan menunjuk handphone nya.

"Gak boleh, abang sama adek habisin dulu susu nya baru mama telpon papa"

"epon papaa!" Fio malah berteriak sekarang. Anak perempuan nya itu memang begitu dekat dengan Zeyan, jika tidur pun terkadang tidak mau jika Aviela kelonin, harus Zeyan yang menepuk nepuk kecil pantat nya agar tertidur.

"Adek kok gitu sih? Gak boleh teriak teriak" Aviela mengelus pipi Fio yang matanya sekarang sedikit berair, selalu seperti ini. Jika sudah ingin bertemu papanya, bayi kecil itu akan menangis.

Tuk

Lio mendaratkan tangannya pada wajah Fio. Ia akan marah jika adiknya itu sudah berteriak kencang, sekalipun belum terlalu mengerti.

"Huaaaaaa huaaaaaa"

Tak harus di tunggu, tangisan kencang itu langsung terdengar nyaring. Aviela kalang kabut sendiri menenangkan nya. Apalagi jika di tambah dengan tangisan Lio yang bisa saja ikutan menangis karena mendengar tangisan adik nya.

"Cup cup..anak cantik mama jangan nangis ya sayang ya"

Seolah tak mau mendengarkan seruan sang mama, Fio malah semakin menangis yang membuat Aviela semakin pusing.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat pandangan nya terarah pada seseorang yang kini masuk ke dalam rumah. Aviela tersenyum lega, Zeyan berdiri di sana dengan tas dan jas di tangannya.

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang