Dua Puluh Dua

47.5K 2K 72
                                    

*ini ceritanya aku cepetin ya, soalnya mau di tamatin lebih cepat*

Setelah melewati 5 bulan yang lalu,kini usia kandungan Aviela sudah berusia 6 bulan.
Pada minggu ke-23 yang lalu, mereka telah memeriksa ke dokter tentang perkembangan janin di perut Aviela.

Kedua nya sangat bahagia ketika mengetahui bahwa mereka akan di anugerahi sepasang anak kembar sekaligus. Zeyan bahkan tak henti mengucap rasa syukur nya.

Beberapa bulan belakangan juga Aviela tidak ngidam yang aneh aneh, permintaan nya selama ngidam masih dalam batas wajar dan zeyan tidak merasa kesusahan.

"Di rumah aja ya, jangan kemana mana. Kalo mau keluar telpon aku, biar aku suruh supir ayah ke sini"

Aviela mengangguk seraya menuangkan air putih ke gelas untuk zeyan yang sekarang sedang sarapan
"Iya, kamu di sekolah juga jangan bolos terus, kurang dari 3 bulan lagi kamu mau UN"

"Engga kok, paling cuma 1-2 jam aja aku bolos nya" nyengir zeyan tanpa dosa.

"Gak boleh! Mau 1 atau 2 jam kek, pokoknya kamu jangan bolos!"

Zeyan terbahak mendengar amukan Aviela barusan, padahal ia tadi hanya berniat mengusili istrinya itu "Iya sayang, aku cuma becanda kok" seraya mengusap sayang kepala Aviela.

"Yaudah aku berangkat ya,kamu jangan ngelakuin yang berat berat, kalo perlu kamu gak usah ngapa ngapain, istirahat aja" pamit zeyan sambil mengingatkan istrinya sedangkan Aviela mengangguk kan kepalanya "Emm Yan, nanti pulang beliin aku es krim ya"

"Iya, mau berapa? 1 2 atau 3 es krim?" Tanya zeyan yang membuat Aviela diam sebentar seolah olah berpikir
"Satu aja deh, gak usah banyak banyak" ujar nya yang Kali Ini zeyan yang mengangguki.

"Aku berangkat" Menarik Aviela untuk mendekat dan mencium kening gadis itu.

"Iya hati hati" Aviela menyalami dan mencium tangam zeyan.

°°°

Di sekolah, zeyan seperti biasa berkumpul dengan sahabatnya. Mereka berkumpul di meja belakang kelas yang meja itu sendiri adalah meja yang di duduki nya dan Alfa.

Kelima orang itu berkumpul di sana seraya bercanda Riya. Alfa adalah sosok utama yang membuat keempat orang lainnya tertawa.

"Lo semua pada tau gak?" Seru Sindy tiba tiba namun terlihat Senyuman jail di bibirnya, dengan tatapan nya yang menatap Qila.

Qila sudah waspada, sepertinya ada hal buruk yang akan terjadi setelah ini.

"Apa yank?" Penasaran Rafi.

Sindy sengaja berdeham sambil terus menatap Qila "Gue kemaren ngeliat dua orang yang lagi romantisan di taman"

"Siapa sin?" Zeyan ikut penasaran.
Qila semakin ingin memaki Sindy,namun berbeda lagi dengan seorang cowo yang bersikap santai saja.

"Sahabat lo sama sahabat gue" jawab Sindy ember, Qila sudah menundukkan kepalanya,bersiap untuk menerima ejekan atau tawa dari orang yang ada di sana.

Namun ejekan itu belum terdengar sama sekali, dan ternyata zeyan dan Rafi masih belum tau orang yang di maksud Sindy. Zeyan kembali ingin bertanya kepada Sindy namun terpotong oleh seseorang.

"Gue sama Qila" Alfa dengan santai mewakili Sindy untuk menjawab.

"LAH JADI??" Tanya Rafi heboh.

"Jadi apaan?" Alfa balik bertanya.

"JADIAN!" Sahut zeyan yang membuat pandangan anak kelas mengarah pada mereka.

"Siapa?" Alfa lagi lagi bertanya, entah ia pura pura tidak ngeh atau pun emang benar benar tidak mengerti.

"Lo berdua jadian!" Seru zeyan seperti sebuah perintah.

Qila yang tidak tahan, menegakkan tubuhnya tanpa lagi menunduk
"Kagak, gue sama Alfa kagak jadian dan gak ada apa apa"

"Ya makanya gue nyuruh lo berdua jadian"

"Ah masa sih qil? Kemaren gue liat kalian berdua mesra mesraan juga" goda Sindy sedangkan Qila membulatkan matanya. Yang barusan Sindy katakan sama sekali tidak benar, itu hanya omongan nya saja.

"Kagak!" Decak Qila frustasi.

Berbeda dengan Qila, Alfa hanya terus bersikap santai, bahkan sama sekali tidak tersulut emosi.

"Lo diem aja woii dari tadi" Jitak Rafi pada kepala Alfa sedangkan yang menjadi korban menatap malas "terus gue harus ngoceh gitu?" Ujarnya.

"Lo berdua jadian gak sih?" Dan ternyata zeyan masih penasaran, entah mengapa ia begitu excited untuk terus menyuruh Alfa dan Qila jadian.

"Kagak Yan, entar gue nunggu waktu yang tepat"

Semua orang yang ada di meja itu menatap Alfa melongo, dari kalimat nya barusan, seperti ada sebuah kode jika Alfa mungkin mempunyai keinginan untuk menajadikan Qila sebagai miliknya.

"Jadi? Lo beneran ada rasa ke Qila?" Ucap Sindy berusaha tidak heboh.

"Mungkin"

°°°

Zeyan masuk ke rumahnya dengan menenteng plastik yang berisi es krim pesanan Aviela.

"Assalamualaikum.." Salam nya ketika sudah membuka pintu dan mendapati Aviela di sofa yang sedang membaca buku.

Aviela mengalihkan pandangan dari bukunya lalu tersenyum kala melihat sosok zeyan yang sudah pulang "waalaikum Salam"

"Capek?" Tanya nya sambil menyalami zeyan. Ia mengambil tas sekolah zeyan dan menaruhnya di sofa.

"Haus"

"Yaudah, kamu duduk dulu biar aku ambil minum" Aviela berlalu ke dapur dan tidak lama kembali ke ruang keluarga dengan membawa segelas jus segar untuk zeyan.

Setelah meneguk habis jus nya, zeyan menyandarkan kepalanya pada sofa
"Itu es krim nya udah aku beliin"

"Makasih" Aviela kembali bangkit untuk menuju ke dapur sambil membawa es krim dan gelas bekas jus.

"Yan"

"Iya kenapa?"

Aviela mendekati zeyan "ini buat kamu" sambil memberikan es krim yang di atasnya terlihat sudah di tambahkan dengan lelehan seperti cokelat.

"Bukannya kamu yang mau? Kenapa kasih ke aku?

Aviela menatap es krim di tangannya dengan tatapan kecewa, ia memberikan ini kepada zeyan karena ia tau jika cowo itu sedang sangat lelah, yang pastinya membutuhkan sesuatu yang segar.

"Tadi katanya kamu haus, dan kamu juga pasti capek kan? Makanya aku kasih ini"

"Tapi kalo kamu ngasih ke aku? Kamu gimana? Kan kamu yang pengen es krim?" Zeyan berujar lembut.

"Gakpapa entar aku bisa beli lagi. Ini buat kamu aja, aku pengen kamu yang makan es krim ini" Tatapan Aviela terlihat sangat memohon dan zeyan tidak tega melihat nya.

"Jadi gakpapa aku yang habisin?" Aviela mengangguk.

Zeyan mengambil es krim itu dan langsung menyuapkan ke mulut nya namun tiba tiba ia merasa--

Huek huek

Zeyan memuntahkan suapan nya, rasanya aneh. terasa manis, asin dan sangat asin di mulut nya.

"Kok rasanya gak enak? Yang cokelat ini apa?"

Aviela tersenyum "itu kecap, terus tadi aku juga masukin sedikit garem ke es krim nya. Tadi aku kepengen kamu yang habisin itu"

Zeyan ingin mengamuk tapi masih sadar diri, jadi ia memilih untuk tersenyum saja pada Aviela, senyum paksa.

.
.
.
.
.

Gakpapa ya di cepetin, soalnya aku mikirnya cerita ini kayak di situ situ aja, jadi aku cepetin aja :v

Beberapa part lagi bakal tamat kok, moga aja kalian gak bosen sama dan nunggu sisa part yang bakal aku publish selanjut nya.

❤️

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang