Dua puluh

54.5K 2.2K 59
                                    

Di perjalanan menuju kantin, Aviela, Sindy dan Qila terpaksa berhenti berjalan karena 3 orang yang tiba tiba muncul di depan mereka.

"Minggir " Ujar Aviela yang tidak ingin berlama lama di situ, apalagi untuk meladeni chika dan kedua anteknya.

"Takut lo? " Remeh chika yang maju selangkah di depan Aviela.

"Jauhin zeyan! Dia cinta nya sama gue" lanjut nya dengan penuh percaya diri.

"Lo gak sadar kalo status lo itu mantan nya zeyan? Nyadar dong, apa perlu gue bantuin untuk nyadarin lo?" Tanya Qila bersidekap dada sambil memandang chika.

Chika melayangkan tatapan tajam pada Qila "Gue gak ngomong sama lo!"

"Ya Terus? pendengaran gue masih berfungsi, jadi gue bisa denger yang lo ngomong, dan mulut gue gatel banget pengen maki lo!"Qila masih menatap menantang pada orang di depannya
"Tapi gue masih baik, makian buat lo masih gue simpan, entar pas waktu nya bakal gue keluarin" lanjut nya.

"Udah qil, sin Kita pergi aja" Aviela menarik kedua tangan sahabatnya untuk pergi dari sana.

Namun belum mereka beranjak, satu kalimat masih bisa mereka dengar dari mulut chika.

"Lo liat aja apa yang bakal gue lakuin"

°°°

"Yan,Kita ke toko buku dulu boleh ya?" Aviela menghampiri zeyan di mejanya.

"Iya boleh" balas zeyan. Lagian di saat jam pulang seperti ini, ia juga tidak melakukan apa apa di rumah, jadi dengan senang hati menuruti Aviela.

"Yan, vi Kita duluan ya. Bye" pamit Sindy mewakili ketiga lainnya.

Aviela mengangguk dan setelah nya kembali menatap zeyan "kamu nyari apa?"

"Kunci Mobil,kamu liat gak?"

Aviela menghela nafas lalu tersenyum
"Kan kamu kasih ke aku tadi pagi Yan, ini kunci nya" sambil menenteng kunci Mobil yang barusan ia keluarkan dari tas.

Zeyan tersenyum kikuk kemudian bangkit dari duduk nya "sorry aku lupa, yaudah ayo". Aviela mengangguk kemudian mereka berdua berjalan keluar dari kelas menuju parkiran.

Mereka masuk ke Mobil dan langsung menuju ke toko buku terdekat.

"Mau beli buku apa?" Tanya zeyan yang sedang menyetir, kepalanya sedikit ia hadapkan ke samping.

"Emm itu---" zeyan menaikkan alisnya menunggu Aviela melanjutkan ucapan nya.

"Buku seputar kehamilan,Kan aku belum banyak tau tentang itu"

Tangan zeyan bergerak mengusap kepala Aviela. Betapa beruntung nya ia memiliki seorang pendamping hidup seperti gadis di depannya itu.

"Nanti kalo ada waktu, Kita ke rumah bunda atau mama juga ya" Aviela mengangguk seraya tersenyum.

Kini mereka telah sampai di tempat tujuan, keduanya masuk ke dalam toko buku. Aviela berjalan ke rak yang terdapat buku yang ingin di belinya dengan zeyan yang mengikuti di belakang.

"Beli yang mana ya? Ini atau yang ini?" Tanya Aviela sambil mengangkat dua buku di tangannya. Sedangkan yang di tanya hanya mengendikkan bahunya dan menggeleng kepala.

Mendapat jawaban yang membuat nya bertambah bingung, Aviela memilih untuk kembali melihat isi buku yang ada di depan. Sudah beberapa buku yang ia baca isinya tapi ia masih bingung untuk membeli yang mana.

Zeyan yang melihat itu pun ikut mendekat ke rak buku "beli dua dua nya aja viela"

Aviela melihat ke samping  "Gkpapa? Mungkin isi nya sama, kan rugi kalo nanti gak aku baca" Ujar nya memastikan.

Zeyan mengangguk "iya gkpapa beli aja dua, daripada kamu bingung gini, lagian buku pasti bermanfaat dan gak akan rugi kalo kamu beli kan?"

"Iya deh, aku beli dua. Nanti aku baca yang ini dan kamu baca yang satu lagi"

"Kok aku?"

"Kan kamu juga harus tau Yan, gak cuma aku aja" jelas Aviela kemudian berjalan ke kasir untuk membayar.

Setelah membayar, ia kembali menghampiri zeyan dan mengajaknya untuk segera pulang.

"Yan tau gak?" Tanya Aviela ketika mereka sudah berada di mobil.

Zeyan menggeleng "gak, emang apa?"

Aviela sedikit menghadapakan badannya ke samping "Tadi pas aku mau bayar, mbak kasir nya liatin aku lama banget. Apa Karena aku beli buku itu?"

Zeyan mengangguk sambil terus fokus menyetir "bisa jadi, apalagi kamu masih pake baju sekolah"

"Pasti mbak nya mikir yang engga engga Kan"

"Udah jangan mikirin itu lagi, lagian nyatanya gak kayak yang mereka pikirin Kan?" Zeyan berusaha untuk tidak membuat Aviela banyak pikiran karena itu tidak baik untuk kondisi nya.

°°°
Di lain tempat, keempat orang yang berada di satu mobil itu terlihat saling ribut.

"Lo sih,kalo jalan tuh mata jangan jelalatan ngeliatin cewe,sampe nabrak kang parkir, syukur kalo baik lah ini kang parkir nya udah kek preman pasar" Seru Qila menyalahkan kelakuan Alfa yang beberapa menit lalu terjadi.

"Gue kagak sengaja, jadi bukan sepenuh nya Salah gue" elak orang yang dari tadi di salahkan.

"Gak sengaja apaan? Jelas lo yang nabrak kang parkir gegara ngeliatin cewe!" Masih belum terima dengan apa yang beberapa saat lalu mereka dapatkan, Qila yang merasa kesal dengan Alfa, terus saja menyalahkan lelaki itu.

"Diam lo berdua!"

Seruan Rafi barusan berhasil membuat dua orang yang duduk di jok belakang diam.

"Berisik lagi, gue turunin lo berdua" ancam Rafi yang sudah pusing mendengar pertengkaran antar kedua orang itu.

Sedangkan Sindy yang duduk di kursi penumpang di samping Rafi hanya menghiraukan keributan itu. Ia sudah menyumpal telinga nya dengan headset agar tidak ikut emosi.

"Gue anterin lo pulang qil"

Qila menggeleng walaupun tidak di lihat oleh Rafi karena cowo itu kembali fokus menyetir "Di rumah gue gak ada orang"

"Ya terus?" Bukan Rafi yang bertanya melainkan Alfa yang duduk di samping nya.

"Ya gue bosen lah" jawab Qila seraya menyandarkan kepalanya pada kursi Mobil.

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan yang terdengar, Sindy yang tadi nya hanyut dengan lagu di headset nya kini sudah tertidur.

Begitupun dengan Qila, ketika Alfa melihat ke samping, ternyata cewe itu sudah tidur dan terlihat pulas.

"Raf, ini mereka berdua ketiduran" Ujar Alfa memberitahu Rafi.

"Biarin aja, lagian mereka keliatan capek gegara kita keliling gak jelas dari tadi"

°°°
"Zeyan!"

Zeyan sedikit kaget, Aviela yang barusan berteriak memanggilnya kini terlihat sedang berkacak pinggang.

"Kenapa vi?"

Aviela menunjuk​ ke arah kasur, di sana terlihat seragam zeyan yang berserakan "baju nya di taruh di gantungan baju Yan, kebiasaan banget main asal lempar"

"Iya,ini mau di taruh kok. Jangan marah marah" zeyan mengambil seragam nya untuk di taruh di gantungan baju,namun sebelum itu ia terlebih dulu mencium singkat pipi Aviela.

.
.
.
.
.

Sorry jika ada typo, semoga suka.
Kasih kritik n saran yang perlu di perbaiki👌

15 Komen bakal lebih cepet up☺️ Dan juga tergantung vote nya. Seminggu ini 2 kali(?)😃

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang