Tiga Puluh Lima

43.5K 1.7K 25
                                    

Hari ini, zeyan terpaksa tidak ke kantor nya karena Alfa. Sahabatnya itu memaksanya agar tetap di rumah karena mereka ingin berkumpul, tepatnya hanya berkumpul tanpa ada hal yang penting.

"Kenapa sih yan? Gak jadi ke kantor?" Tanya Aviela yang bingung ketika melihat suaminya masih duduk di sofa ruang keluarga.

"Engga, Rafi sama Al katanya mau kesini"

"Terus ke kantor nya?"

"Aku terpaksa libur hari ini, mereka gak biarin aku ke kantor" jawab zeyan sambil menghela nafasnya.

Aviela menggeleng, sahabat suaminya itu memang ada ada saja.

CEKLEK

Pintu utama terbuka, terlihat lah 4 orang masuk ke rumahnya tanpa permisi.

"Hai papa zeyan" Sapa Rafi kemudian duduk di samping zeyan seraya merangkul bahu nya.

"Awas ih lo, najis"

"Sombong lo mah, mentang mentang udah punya anak sok sok an najis sama gue" sungut Rafi tak terima.

"Lo berdua sebenarnya mau ngapain sih? Gue mau ke kantor malah gak lo izinin" Zeyan menatap Alfa dan Rafi bergantian.

"Lu budeg atau apa sih? Kan di telpon gue udah bilang kita mau ngumpul" Celetuk Alfa yang membuat Zeyan melemparkan majalah di depan nya ke wajah Alfa.

"Ya ngumpul mau ngapain? Pas hari libur bisa Kan? Ganggu aja lo berdua"

Pertengkaran kecil itu menjadi tontonan gratis bagi Aviela, Sindy dan Qila.

Rafi menyahut "Sekali sekali gakpapa Kali, lo Kan bos nya? Santai aja udah"

"Iya deh iya! Awas lo ngapain masih megang tangan gue?" Sewot zeyan yang melihat tangan Rafi di dekat tangannya.

"Galak bener emang yang udah punya anak" ejek Rafi lagi kemudian mata nya celingak celinguk mencari sesuatu.

"Lo nyariin apa Raf? Nyari anak gue?" Tanya Aviela.

"Kagak vi, gue nyari minum. Kok gak di bawain? Haus nih gue" Ujarnya tanpa rasa malu.

"Oh iya, maaf gue lupa. Bentar ya gue ambilin" baru saja Aviela ingin ke dapur, tangannya terlebih dahulu di tarik oleh Zeyan "gak usah, biar mereka ambil sendiri"

Aviela mengernyit "gakpapa aku ambilin aja"

"Lo jadi sahabat jahat banget Yan, Aviela mau ambilin juga malah gak lo bolehin" protes Alfa.

"Ho'oh, tamu tuh raja Yan" Sindy ikutan protes.

"Kalo tamu kayak lo semua bukannya raja tapi lebih cocok buat gue suruh suruh"

Aviela mencubit lengan zeyan "jangan gitu Yan,lemes banget mulut kamu kek cewe"

Alfa tertawa "Noh dengerin istri lo haha"

Zeyan menatap Alfa malas lalu mendorong nya pelan "sana ambil sendiri,jangan nyuruh nyuruh istri gue"

"Kamu duduk sini vi" Lanjutnya menarik Aviela agar duduk di samping nya.

"Asikk ya kalo udah nikah, jadi iri gue" Qila yang sedari tadi diam ikut mengeluarkan suara nya.

"Makanya cepet nyusul qil" kekeh Aviela.

Setelah pembicaraan singkat itu, Alfa pun sudah membawa minuman untuk mereka semua, Keenam orang itu duduk di sofa dengan kesibukan masing masing padahal tadi katanya ingin berkumpul.

"Emm, Lio sama Fio mana vi?"

"Di kamar Sin, tadi habis gue mandiin kayak nya ngantuk lagi"

Sindy menghela nafas kecewa"padahal Kita mau ketemu mereka ya kan qil?" Qila mengangguk cepat ''iya"

Aviela tersenyum "nanti deh kalo mereka udah bangun"

Sindy maupun Qila hanya bergumam
"Hmm"

Selama 3 jam mereka hanya duduk ngobrol di depan televisi. Setelah merasa bosan,keempat orang itu pun pamit. zeyan rasanya ingin menendang Kedua sahabatnya itu jika beberapa menit yang lalu mereka masih tidak pulang.

Hanya duduk, tanpa ada hal penting yang di bicarakan membuat zeyan kesal, pekerjaan nya hari ini tidak selesai hanya karena Alfa dan Rafi. Jika tau akan seperti ini, mungkin ia akan tetap pergi ke kantor tadi pagi sekalipun kedua orang itu melarangnya.

"Udah Yan, jangan gitu muka nya. Jelek tau"

Zeyan menatap Aviela sebentar,fokusnya pada satu titik. kemudian berdiri dan menarik gadis itu untuk berdiri di depannya. Aviela sendiri merasa jantung nya berdetak lebih cepat, walaupun sudah beberpaa kali dalam situasi seperti ini,namun dirinya masih sering malu dan salah tingkah.

"Kenapa? " Tanya gadis itu ketika zeyan masih diam.

"Kamu sengaja atau gimana hm?" Zeyan mengancingi blouse 3 kancing Aviela yang dua kancing teratasnya terbuka.

Aviela diam, memang hari ini ia memakai blouse polos, namun ia tidak sadar jika kancing nya terbuka. Detak jantung nya semakin cepat saat zeyan membantu mengancingi dua kancing itu.

"Eh gak Yan, aku gak tau kalo kancing nya kebuka"

Zeyan semakin mendekat kan dirinya "beneran? Tapi tadi pas mereka masih sini, gak kebuka kok"

"Iya beneran kok" Jujur Aviela yang memang tidak sadar, sekalipun memang ia benar membuka nya,namun tidak sengaja.

Zeyan ingin meledakkan tawanya melihat rauh wajah sang istri yang malu dan pipinya yang memerah "Hmm, aku Kira kamu sengaja buat mancing aku" Tangannya mengelus pelan wajah dan leher jenjang Aviela.

Sedangkan gadis itu semakin malu,bahkan menundukkan kepalanya.

"Kenapa nunduk?"

"Soalnya kamu ngomong nya gitu. Aku gak mancing kamu kok, kan aku emang gak tau kancing nya kebuka" Balas Aviela masih belum menatap lelaki di depannya itu.

"Iya iya aku percaya, gak usah malu gitu Kali" tangan zeyan beralih mengacak rambut gadis itu, merasa sangat gemas melihat Aviela yang malu malu seperti ini.

"Tapi kalo kamu emang sengaja juga gakpapa kok " Lanjutnya seraya tertawa kecil.

"ZEYANN!! Bodo ah" teriak Aviela kesal karena zeyan terus menggoda nya. Gadis itu pun dengan cepat pergi dari sana menuju ke kamarnya, ia tidak mau jika pipinya akan semakin memerah karena rasa malu.

Sedangkan Zeyan malah semakin tertawa, ia merasa senang ketika bisa menggoda Aviela.

.
.
.
.
.
.

Mumpung sekolah lagi libur bisa update cepet😄
Semoga suka, voment nya di tunggu

Tapi eh tapi, aku mau sedikit basa basi wkwk

ini kan beberapa part yang di publish karena batal end di part 29☺️ nah sekarang aku malah bingung gimana mau endingin ceritanya:')

Bingung sendiri, ide juga udah buntu😅 gak mungkin juga kan ini cerita lanjut2 terus.

Jadi, bagi yang punya Saran, boleh berbagi ya😄👌

Tengkyu
-eblisce

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang