Delapan✅

61.1K 2.7K 16
                                    

Masih di malam yang sama. Aviela memutuskan untuk tidak memejamkan matanya walaupun rasa kantuk terus menyerang nya.

Niat nya adalah menunggu zeyan pulang setelah kepergiannya tadi.
Rasa khawatirnya bertambah di saat melihat alat pengukur waktu menunjukkan jam 00.05.

Ini sudah tengah malam namun zeyan belum juga menapakkan kakinya di rumah "Lo kemana sih?" Terlihat rawut wajah panik di gumamannya.

Jujur Aviela sangat ingin untuk segera merebahkan dirinya di kasur, namun mengingat laki laki yang berstatus telah menjadi suaminya itu belum pulang, ia segera menepis keinginannya itu.

Banyak usaha yang telah di lakukan Aviela untuk memastikan keadaan zeyan. Seperti menelponnya. Namun panggilan dari Aviela satupun tidak di angkat oleh laki laki itu.

"Gue tanya Rafi sama Alfa aja kali ya?" Baru saja Aviela ingin melakukan panggilan kepada dua orang yang ada di pikirannya namun dengan segera ia mengurungkan niatnya itu
"ya kali gue telpon mereka, pasti bakalan kebongkar semua nantinya"

Pikiran nya saat ini betul betul di tahap buntu. Tak tau apa yang harus di lakukannya untuk sekarang ini. Aviela pasrah lagian tidak mungkin juga baginya untuk keluar di tengah malam seperti ini untuk mencari laki laki itu.

•••

"Raf gimana nih? Kayaknya dia kebanyakan minum deh"

"Batu sih dia nya udah di bilangin jangan minum terlalu banyak malah sok sok-an kuat dan ngeyel"

Dua cowo itu sedang kebingungan menghadapi satu temannya yang sudah setengah sadar.

Rafi mengangkat satu tangan zeyan untuk di taruh di pundaknya"berat banget nih orang Al"

"Aelah cepetan deh bawa keluar makin banyak orang nih di sini"

Ya. Mereka sekarang sedang berada di keramaian yang penuh dengan orang orang yang hanya memiliki setengah kesadaran. Di tempat yang banyak memperlihatkan wanita wanita penggoda dengan pakaian kurang bahan.

Rafi dan Alfa berusaha membawa tubuh zeyan untuk keluar dari tempat itu. Dengan susah payahnya mereka membawa zeyan menuju mobil melewati orang orang yang memadati tempat itu.

"Huh berat amat dah nih orang sampe kewalahan gue bopong nya" Alfa menyandarkan kepalanya di kursi kemudi dengan Rafi yang duduk di sebelahnya sedangkan zeyan mereka tempatkan di jok belakang.

Sebenarnya di saat mereka mau pergi ke club zeyan terlebih dahulu mampir ke rumah Alfa yang kebetulan orang tuanya belum pulang kantor. Mereka berkumpul di sana dan memilih untuk pergi menggunakan mobil milik Alfa.

"Raf ini kita bawa kemana? Kalo ke rumah zeyan gue gak berani. Gak tau gue harus ngasih jawaban apa pas di tanya ama bonyoknya"

"Gak tau juga gue Al. lagian ya nih kupret kenapa bisa gini ya? Biasanya gak sampe mabuk gini loh dia" bingung Rafi yang mendapat gelengan dari Alfa.

"Jangan bawa gue pulang ke rumah" tiba tiba zeyan mengeluarkan suara nya dengan sisa kesadarannya. Ucapan nya pun terdengar lirih.

"Bangsul Lo! Tiba tiba nyaut kayak setan!" Kaget Alfa.

Rafi mengernyit bingung"terus kemana juga?''

Sadar atau tidak zeyan memberitahukan sebuah alamat kepada dua sahabatnya itu.

Awalnya Alfa maupun Rafi sempat bingung namun mereka memilih untuk mengikuti alamat yang di sebut oleh zeyan.

Selang 30 menit.

Mereka telah sampai di depan sebuah rumah mewah yang mereka sendiri tidak tau milik siapa tempat tinggal itu.

Alfa menjalankan mobilnya memasuki rumah itu.Memarkirkannya di garasi dan keluar dari mobil.

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang