Dua Puluh Delapan

45.5K 1.9K 21
                                    

Beberapa waktu belakangan, zeyan dengan terpaksa harus mengasah otaknya untuk belajar ketika malam hari, itupun karena perintah Aviela.

Namun ia bersyukur, walaupun harus merelakan waktu senang nya untuk belajar, hasil yang di rasakan nya sesuai dengan kerja keras nya.

Dua hari telah di lewatinya untuk mengikuti UN. Walaupun Ada sedikit kendala, tetapi itu tidak terlalu berpengaruh. Lagi juga, selama dua hari ini zeyan tidak kesusahan untuk menjawab soal yang di ujiankan.

Kini ia membuka pintu utama, memasuki rumah. Senyuman tercetak jelas di bibir nya kala melihat Aviela yang sedang duduk di sofa seraya menatapnya.

"Gimana? Kamu bisa selesain soalnya?"

Zeyan tersenyum dan mengangguk
"Bisa,Kan aku belajar"

"Kamu gimana? Perut kamu masih sakit?" Lanjutnya bertanya.

"Engga sakit lagi. Lagian tadi juga sakit nya dikit, sekarang udah engga kok"

Memang,tadi pagi ketika zeyan ingin berangkat ke sekolah, Aviela mengeluh jikalau perutnya sedikit sakit dan nyeri. Zeyan sendiri langsung merasa khawatir dan berniat untuk menitip izin pada guru nya. Namun mengingat ujian nasional sedang berlangsung, Aviela melarangnya dan memaksa agar zeyan tetap bersekolah.

"Semangat cuma sehari lagi kamu perang sama soal, setelah itu bakal bebas" Aviela mengepalkan tangannya untuk menyemangati zeyan yang terlihat lelah.

Sedangkan cowo di samping nya itu terkekeh kecil. Mengelus dan mecubit kecil pipi Aviela karena merasa gemas  "semangat juga buat kita berdua yang mau jadi orang tua" seraya menatap perut besar Aviela.

°°°

Seperti sebelumnya,malam ini zeyan duduk di sofa kamar dengan beberapa buku di depannya.

Ia terlihat serius membaca dan mempelajari soal soal yang menurut nya harus sangat ia pahami.

Aviela yang duduk di kasur tak bisa menahan senyum nya. Melihat wajah zeyan yang begitu serius, membuatnya berpikir jika cowo itu pada dasarnya adalah sosok yang dewasa dengan menunjuk kan keseriusan nya.

"Cokelat hangat nya di minum dulu Yan, terus baru lanjut belajar"

Zeyan menoleh, menatap Aviela sebentar lalu mengambil gelas yang berisi cokelat hangat kesukaannya di atas meja "Enak" senyum nya mengangkat gelas dan menunjukkan pada Aviela.

"Kamu tidur aja gih, aku bentar lagi selesai" ujar zeyan yang tidak mau jika Aviela menunggu nya, ia tidak mau kalau Aviela kurang istirahat.

"Aku nunggu kamu selesai dulu" Balasnya tersenyum lebar.

Zeyan mengangguk, jika Aviela tersenyum lebar seperti itu, ia tak akan memaksa.

Setengah jam berlalu. Beberapa soal yang sedikit susah sudah di pelajari zeyan. Ia menghela nafas lega kemudian menatap Aviela yang masih menunggunya. Padahal bola mata gadis itu jelas terlihat sedang menahan kantuk.

Zeyan merapikan bukunya, menaruhnya di atas meja kemudian berjalan ke kasur untuk menghampiri Aviela "viela, aku udah selesai"

Kehadiran zeyan di samping nya ternyata membuat Aviela sedikit kaget "eh? Udah selesai?"

"Iya aku udah selesai belajar. Ayok tidur" cowo itu membaringkan badannya di sebelah Aviela. Menarik selimut untuk menyelimuti dirinya dan juga gadis di sebelahnya.

"Malam.." ucapan beserta dengan satu kecupan mendarat di kening Aviela.

Gadis itu menutup matanya. Rasa hangat hadir ketika kecupan tulus itu terasa di keningnya.

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang