Prolog

20.1K 1.2K 54
                                    

yuhuu

semoga suka ya, guys... happy reading


Prolog


beberapa bulan setelah pernikahan Drake Arsenio dan Valencia Oliver

(Dari judul: Valencia and Her Devil Husband)


"Bagaimana mungkin Mama menyuruhku menikahi gadis yang sama sekali tak kukenal?" Sebastian Alterio memandang wanita paruh baya yang duduk di sofa ruang keluarga itu dengan gusar.

"Pamela gadis baik. Dia tepat untukmu."

Sebastian menatap ibunya sembari menggeleng-geleng tak habis pikir. "Aku tidak bisa menikahi gadis yang tak kucintai, Ma."

Soraya Alterio mendesah pelan. "Cinta bisa dipupuk, Sayang. Seiring waktu berjalan, kalian akan saling jatuh cinta."

Sebastian ingin tertawa, tapi tak mau reaksinya itu membuat sang ibu tersinggung, ia pun menahan diri. "Tidak selalu begitu, Ma," ucap Sebastian sesopan mungkin.

Soraya menghela napas berat. "Kau sudah berumur tiga puluh dua tahun, Sayang. Sudah waktunya berumah tangga."

Sebastian yang duduk di sofa seberang ibunya, mengertakkan rahang. Ia sadar usianya terus bertambah dan sudah seharusnya memikirkan berumahtangga. Hanya saja, sampai saat ini ia belum bertemu wanita yang mampu membuatnya bertekuk lutut alias jatuh cinta, lagi.

"Mama tidak bertambah muda, Nak. Kau tahu itu. Mama ingin melihat kau menikah. Ingin menimang cucu."

"Mama sudah punya tiga cucu." Sebastian merujuk pada anak-anak Bradly dan Alisa, kakak laki-lakinya dan sang istri.

Soraya tersenyum lembut. "Mama ingin menimang cucu darimu. Kalau ayahmu masih hidup, dia pasti juga menginginkan itu, Nak."

Sebastian terdiam dengan wajah yang tiba-tiba memuram. Hampir satu windu sudah ayahnya meninggal. Meski tak pernah mengungkapkan, Sebastian masih sering merindukannya.

Soraya berpindah duduk ke sisi Sebastian, menyentuh lembut paha putranya. "Seb, bulan depan mama genap berusia enam puluh tahun. Mama bahagia melihat anak-anak mama sukses. Mama juga bahagia dengan kehadiran anak-anak Bradly dan Alisa. Satu-satunya keinginan mama yang belum tercapai adalah melihatmu menikah." Mata Soraya berkaca-kaca. "Dan jika suatu hari kau dan istrimu memberi mama cucu, mama akan sangat bahagia."

Sebastian membisu dengan perasaan gundah. Satu sisi ia belum siap menikah, apalagi dengan gadis yang tak ia kenal dan tak cintai. Namun di sisi lain, ia tak ingin melihat ibunya bersedih, apalagi karena dirinya.

"Mama mohon, Seb ...."

Sebastian menghela napas berat. "Pernikahan tanpa cinta tak akan mudah, Ma."

Soraya menatap putranya penuh harap. "Mama tahu, Seb. Tapi Pamela gadis baik. Dia pasti cocok untukmu, percayalah."

Sebastian mengertakkan rahang, menahan desisan frustrasi.

"Seb ...."

Sebastian menghela napas berat. "Baiklah." Sungguh sulit menolak permintaan orang yang telah mengandung dan melahirkan dirinya.

Mata Soraya seketika berbinar-binar. "Mama tahu kau tidak akan mengecewakan mama."

***


gimana? komen yang cetar ya guysss, minta votenya juga

makasi


Evathink

ig : evathink

22 jan 2020

Pamela and Her Bastard HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang