4

8K 702 26
                                    

Part 4

Tak ada secuil pun senyum di wajah Sebastian saat mengucapkan janji pernikahan dan acara tukar cincin, kebahagiaan Pamela yang tadi meluap-luap, menguap. Apakah Sebastian tak menyukainya?

Pertanyaan itu terus bergema di benak Pamela. Sampai resepsi malam harinya, pertanyaan itu semakin kuat menghantui. Sebastian hampir tak menatap dirinya, bahkan berdiri agak menjauh. Kenapa? Apakah dandanannya kurang cantik? Atau gaunnya tidak indah?

Meski ingin menangis, diam-diam Pamela berharap Sebastian hanya phobia keramaian. Berharap ketika mereka sudah di rumah dan berdua saja, Sebastian akan bersikap hangat.

***

Begitu tiba di rumah, Sebastian melepas jas dengan kasar dan melemparkannya ke sofa. Tak ia pedulikan sosok yang berdiri mematung di belakangnya.

Apa-apaan! Sebastian ingin protes kepada ibunya, tapi semua sudah terlambat. Ini semua salahnya, bukan? Ia yang bodoh. Coba saja jika sejak awal ia mau bertemu Pamela, maka pernikahan petaka ini tak akan terjadi. Andai saja waktu bisa diputar.

Sebastian mengembus napas kasar. Ia melepas kancing kemeja sembari beranjak menuju kamarnya yang kini telah disulap menjadi kamar pengantin. Sial. Sial! Beribu-ribu kali sial!!

Ketika masuk ke kamar, Sebastian meringis. Sang ibu memerintah salah satu sepupu Sebastian untuk menyulap kamar bujangannya menjadi kamar pengantin yang sangat romantis.

Tak sanggup berada di kamar tersebut lebih lama, Sebastian beranjak keluar. Tiba di ruang tamu, ia mendapati Pamela yang masih mematung di tempat yang sama. Sebelah tangan wanita itu mencengkeram gagang koper.

"Itu kamar kita," Sebastian menunjuk kamarnya yang kini menjadi kamar mereka dengan tak ramah. Oh, Sebastian sangat ingin tidur terpisah, tapi ibunya bisa datang kapan saja tanpa konfirmasi. Sebastian tak mau nantinya mereka harus repot memindahkan barang-barang dari satu kamar ke kamar yang lain.

Setelah mengatakan itu, Sebastian berlalu. Pergi meninggalkan rumah. Ini malam pengantinnya, tapi siapa peduli? Tak akan ada adegan bercinta sampai pagi sementara ia sendiri tak bergairah pada mempelai wanitanya.

***

Evathink

Pamela and Her Bastard HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang