19

5.4K 522 32
                                    

Ebook versi tamat pamela and her bastard husband tersedia di GOOGLE PLAY BUKU
KARYA KARSA
(Unduh app di playstore)
di karya karsa lebih murah.

Ohya, kisah Gaberiel sudah hadir ya di KARYA KARSA, judulnya AVERY AND HER ICE HUSBAND, saat ini masih harga PROMO!

Cerita tetap dilanjutkan di Wattpad sampai TAMAT!

https://karyakarsa.com/evathink

Part 19

Pamela menangis tersedu-sedu. Ia meraih bantal sofa menutupi pangkal pahanya.

Suara kekehan Sebastian membuatnya mengangkat wajah dan menatap pria itu dengan sorot benci.

"Itu baru permulaan, Sayang. Kita akan sering melakukannya mulai sekarang."

Pamela mengambil bantal yang menutupi pusat dirinya itu dan melemparkannya ke Sebastian dengan marah.

Sebastian terus terkekeh, lalu tanpa berpakaian, pria itu beranjak ke kamar.

Sialan Sebastian!

Air mata Pamela dengan deras turun membasahi pipi. Ia tidak menangisi keperawanannya yang harus hilang hari ini. Ia menangisi cara Sebastian merenggutnya. Tak pernah sekalipun Pamela menyangka akan diperkosa oleh suami sendiri!

"Tak perlu menangis. Percayalah, Sayang, kali kedua dan seterusnya akan sangat menyenangkan."

Pamela menoleh pada Sebastian yang kini sudah mencapai pintu kamar.

Pria itu tertawa iblis.

Pamela hanya bisa memandang dengan marah saat pria itu menghilang di balik pintu kamar.

***

Pamela menyentuh tombol off pada treadmill lalu melangkah turun. Ia mengelap keringat dengan handuk kecil sembari berjalan menuju meja kecil yang ada di ruangan tersebut, lalu meraih air mineral dan meneguknya dengan kasar.

Ini kali pertama ia joging setelah kejadian di sofa ruang keluarga tiga hari lalu.

Teringat kejadian tersebut, Pamela mengumpat. Sialan Sebastian! Entah sudah berapa ribu kali Pamela memaki pria itu di dalam hati. Setelah dua bulan tak mengacuhkannya, tiba-tiba Sebastian bersikap provokatif dan menuntut haknya sebagai suami. Apa yang merasuki pria itu?

Pamela menghela napas gusar bertepatan dengan ponselnya yang berdering singkat. Pamela meraih benda canggih yang tergeletak di meja itu.

Hai, Mel. Bagaimana kalau kita makan bersama siang ini?

Pesan dari Lukman.

Pamela mengembus napas panjang dari mulut.

Setelah makan siang mereka waktu itu, Lukman setiap hari mengiriminya pesan, mengajak bertemu, tapi Pamela menolak dengan berbagai alasan.

Pamela bukan tak mau bertemu Lukman. Memiliki teman mengobrol sangatlah menyenangkan. Namun, suasana hatinya sedang buruk. Ia marah pada Sebastian. Berani-beraninya pria itu memperkosanya!

Napas Pamela seketika memburu. Semakin kesal teringat pengalaman pertamanya yang seharusnya indah itu, menjadi menyakitkan. Sebastian memaksa dan menidurinya dengan kasar. Pamela sama sekali tak merasakan kenikmatan seks yang orang-orang gembar-gemborkan itu. Yang Pamela rasakan hanya nyeri dan perih.

Dari artikel-artikel yang ia baca, kali pertama memang menyakitkan, tapi jika sang pasangan bersikap lembut, semuanya akan baik-baik saja.

Untunglah setelah itu Sebastian tak memaksa kehendaknya lagi. Cukup sekali Pamela merasakan ketidaknyaman tersebut.

Pamela tersentak ketika ponselnya berdering.

Lukman memanggil ....

Setelah terdiam beberapa saat, menimbang akan menerima atau mengabaikan panggilan Lukman, akhirnya Pamela menyentuh ikon hijau di layar. "Halo."

"Hai, Mel. Selamat pagi."

Suara Lukman terdengar ceria. Tanpa sadar Pamela tersenyum. "Pagi, Lukman."

"Bagaimana kabarmu?"

"Baik." Yang tak bisa sepenuhnya dibilang jujur, karena Pamela tak merasa cukup baik saat ini. Suasana hatinya masih buruk.

"Bagaimana kalau nanti siang kita makan bersama, Mel?"

Pamela terdiam. Ia belum memutuskan akan menerima atau menolak ajakan mantan kekasihnya itu.

"Mel?"

Pamela menarik napas panjang dan menghelanya pelan-pelan. "Oke. Di mana?"

***


700vote 700 komen, auto next part ya.

Love
evathink

Pamela and Her Bastard HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang