31

3.6K 415 26
                                    

maafkan saya lama tidak update teman2

entah kenapa, setiap buka work di wp, loadingnya lama sekali, sampe sering, saat mau update, nungguin loading, saya tinggal, lalu lupa. saya pikir krn hp saya yang kurang bagus, tp ternyata buka apk ungu, lancar aja. ketika membaca review di ps, sepertinya temen2 penulis ada yg ngalami seperti saya. ini juga saya update pake laptop. saya bnr2 minta maaf ya, teman2.

btw met baca ya, moga suka.

part 32 sudah tersedia di karya karsa ya. silakan unduh app karya karsa, login, lalu cari nama evathink. mohon dukungannya ya teman2, agar saya terus semangat berkarya. makasih.

met baca

31

Selesai mandi, masih berbalut jubah handuk, Pamela duduk di depan meja rias. Ia mengeringkan rambutnya dengan hair drayer, lalu berdandan, dengan cermat memoleskan kuas ke wajah.

Setelah dandanannya sempurna, Pamela tersenyum pada pantulan dirinya di cermin yang tampak sangat cantik. Di dalam hati diam-diam berharap Sebastian akan terpikat padanya.

Dengan hati berbunga-bunga, senang karena ini kali pertama ia dan Sebastian akan ke pesta, Pamela menuju lemari pakaian.

Ketika memilih gaun yang akan ia kenakan, Pamela melihat gaun berwarna biru laut yang ia beli beberapa waktu lalu. Gaun tersebut sangat indah, sayang, tak muat di tubuhnya.

Pamela tersenyum samar teringat tekadnya untuk kurus, tapi sekarang tak lagi diet.

Oh, bukan ia tak serius ingin melunturkan lemak-lemak di tubuh, tapi bagaimana mungkin bisa diet kalau ia butuh banyak makanan karena Sebastian terus-menerus mengajaknya mengarungi samudra kenikmatan, yang pastinya sangat menguras energi. Ia bahkan hampir tak pernah lagi menginjakkan kaki di treadmill.

Suara pintu kamar yang terbuka menyentak lamunan Pamela. Ia menoleh ke arah pintu, tampak Sebastian berdiri di sana.

"Sudah siap?" tanya Sebastian.

Pamela tersenyum. "Beri aku waktu lima menit."

Sebastian mengangguk lalu menutup pintu dan berlalu. Pamela cepat-cepat meraih salah satu gaun dari lemari dan mengenakannya.

***

Sebastian dan Pamela melangkah beriringan memasuki aula pesta di sebuah hotel bintang lima. Ini kali pertama Sebastian menghadiri pesta bersama Pamela. Selama ini, Sebastian menolak menghadiri semua undangan pesta dari kerabat atau pun ralasinya. Alasannya jelas, Sebastian tidak percaya diri menggandeng Pamela yang bertubuh gemuk di tempat umum.

Kini, rasa malu yang Sebastian pikir akan memenuhi dirinya karena sang istri tak memiliki lekuk tubuh aduhai nan membanggakan, ternyata sama sekali tak menyapanya. Ia sepenuhnya percaya diri ketika merangkul pinggang Pamela.

Setelah memberi ucapan selamat kepada Katherine dan suaminya, Sebastian dan Pamela berbaur dengan tamu pesta.

Ketika menangkap sosok sang ibu, Sebastian mengajak Pamela menghampiri ibunya.

Satu jam kemudian, di tengah keramaian pesta, mata Sebastian menangkap sesosok yang sangat dikenalnya yang sudah lama tak pernah ia jumpai.

Sebastian menunduk sedikit di telinga Pamela dan membisikkan kata kalau ia akan menemui temannya.

Pamela mengangguk.

Sebastian pun beranjak. Beberapa saat kemudian ia celingak-celinguk mencari sosok tersebut di antara ramainya tamu.

Ke mana dia?

***

Pamela meninggalkan kemeriahan pesta dan berjalan menuju toilet. Ketika tiba di sana, di depan kaca lebar wastafel, ia merapikan riasan.

Keadaan kamar kecil khusus wanita itu sepi. Seseorang melangkah masuk dan berdiri di sisi Pamela. Mata Pamela sedikit melebar ketika mengetahui siapa wanita yang sangat cantik itu. Dia Angela, selebgram yang sedang naik daun sekaligus mantan kekasih Sebastian.

"Aku tak tahu apa yang Sebastian lihat pada dirimu, kau sama sekali tidak cantik, bahkan gemuk," kata Angela sembari melirik Pamela dengan sinis, lalu memoles lipstik berwarna merah menyala ke bibirnya.

Pamela terkejut mendapat serangan frontal tersebut. Amarah dengan cepat memenuhi dirinya. Apa karena wanita itu cantik dan langsing, sementara ia gemuk, jadi wanita itu pikir boleh seenaknya menghinanya? Ia pun menyeringai sinis. "Mungkin aku tak secantik dan seseksi dirimu, tapi setidaknya aku menjadi istri Sebastian, sementara kau? Hanya bekas pacar!" Pamela tak ingat pernah bersikap dan berkata sejahat itu pada siapapun, tapi wanita di depannya ini memang pemicu kalimat jahat yang ulung, bukan?

Wajah Angela merah padam. "Kau!" Ia mengangkat tangan hendak menampar Pamela.

Dengan cepat Pamela mencekal pergelangan langsing itu. "Jangan sekali-kali berani mengangkat tanganmu padaku, kau tak ingin berakhir menyedihkan, bukan? Aku yakin berita pemukulan oleh seorang selebgram akan sangat diminati masyarakat sosial media." Setelah mengatakan itu, Pamela mengempas tangan Angela dan berlalu.

"Dasar pelacur! Jangan sombong! Sebentar lagi kau akan menangis! Sebastian tidak setia padamu!"

Langkah Pamela terhenti, tapi ia tak menoleh. Amarah yang memenuhi dadanya kini berlipat-lipat membayangkan kebenaran perkataan Angela.

Setelah beberapa saat Pamela mengembus napas dalam-dalam. Angela pasti hanya membual karena iri padanya, ya kan?

Dengan langkah tegas, Pamela melangkah pergi.

***


love,

evathink

jangan lupa vote dan komen ya.

makasih

btw, saya aktif di instagram. follow yuk, id: evathink


Pamela and Her Bastard HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang