16

5.3K 629 74
                                    

Ebook versi lengkap/tamat pamela tersedia di GOOGLE PLAY BUKU

Ebook versi lengkap/tamat pamela tersedia di GOOGLE PLAY BUKU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 16

Sebastian dan Gabriel meninggalkan bar tempat mereka minum-minum saat waktu menunjukkan hampir pukul dua belas tengah malam.

Ketika tiba di rumah dan tak menemukan Pamela di sofa ruang keluarga seperti biasanya, Sebastian bertanya-tanya di mana wanita itu? Ketika pulang kerja tadi sore, Pamela tak ada di rumah. Sampai Sebastian selesai mandi dan pergi untuk bertemu Gabriel, wanita itu masih tak menampakkan batang hidung, dan Sebastian tak mau repot-repot bertanya pada sekuriti.

Apakah Pamela akhirnya menyerah, lalu pulang ke rumah orangtuanya?

Kenyataan itu seharusnya membuat Sebastian senang. Karena ini artinya perpisahan yang dua bulan ini ia idam-idamkan, akan segera tercapai.

Namun anehnya ada rasa hampa memenuhi dada Sebastian. Ketidakhadiran Pamela membuat rumah terasa sangat sepi.

Sebastian masuk ke kamar dan mendapati keadaan kamar yang temaram dalam siraman cahaya lampu tidur.

Tampak sesosok bertubuh montok dalam balutan piama berbaring di ranjang.

Sebastian mematung di tengah kamar. ada kelegaan aneh mengisi rongga dadanya.

Pamela tidak pergi.

Sebastian melangkah mendekat ke ranjang dan berdiri di sana dengan mata menatap lekat Pamela yang sedang lelap.

Wajah palema polos bak bocah tanpa dosa. Kecantikannya pun masih memancar meski tanpa riasan apa pun.

Padangan Sebastian berhenti berlama-lama di bibir ranum Pamela yang tampak lembap nan menggoda. Bayangan mencium bibir itu dengan buas bermain nakal di benak Sebastian.

Lalu pandangan Sebastian merambat turun menyusuri leher Pamela. Turun semakin ke bawah dan berhenti pada belahan dada Pamela yang terpampang sempurna disebabkan oleh dua kancing teratas piama yang terbuka.

Gairah seketika membakar Sebastian dengan panas. Celananya dengan cepat menyempit.

Ketika menyadari ia bergairah, Sebastian mengumpat pelan lalu berbalik dan menjauh dari ranjang. Apa yang terjadi padanya? Sejak kapan ia bergaraih pada wanita gemuk? Ya, ya, Pamela tidak segemuk mana, tapi wanita itu tidak langsing! Apa karena terlalu lama selibat—tepatnya sejak putus dengan Angela beberapa waktu lalu—membuatnya mudah bergairah?

Oh, jangan berpikir ia selibat karena setia pada Pamela. Sebastian hanya tak ingin menjalin afair yang akan menimbulkan gosip di kemudian hari. Bagaimanapun ia harus menjaga citra dirinya dan keluarga. Sebagai pengusaha sukses, kehidupan pribadinya cukup menarik untuk disorot.

Sembari menggerutu, Sebastian masuk ke kamar mandi. Mandi air dingin sepertinya menjadi solusi yang tepat untuknya saat ini.

***

Pamela duduk di balik meja di ruang makan dan menyesap teh minim gula kesukaannya dengan nikmat. Setelah itu ia meraih sepotong kue bingka pisang.

Kesukaan Pamela akan kue-kue, cake dan kudapan-kudapan lainnya membuatnya sulit untuk langsing meski cukup rutin berolahraga. Sepertinya kalori yang ia asup tak sepadan dengan yang dibakar.

Suara pintu kamar yang dibuka, lalu ditutup, menyapa telinga Pamela. Seketika tubuh Pamela menegang dan kunyahannya berhenti.

Sebastian sedang bersiap ke kantor. Biasanya Pamela dengan cepat dan tergesa mendatangi Sebastian, mengatakan ia telah membuat kopi dan sarapan untuk pria itu. Namun pagi ini Pamela tidak melakukannya. Bukan karena kopi Sebastian telah disiapkan Bi Lasmi. Tidak. Pengurus rumah berusia awal lima puluh itu baru tiba tak lama dan sedang bersiap membersihkan rumah.

Itu karena pemela sudah mengambil keputusan. Ia tak akan lagi mencoba meraih hati Sebastian. Toh, Sebastian tak menginginkan perhatian darinya. Bukti nyata bahwa pria itu tak menginginkan pernikahan ini.

Tak ada suara apa pun, seolah Sebastian sedang berhenti di depan pintu kamar. Setelah sesaat terdengar suara derap langkah kaki menuju pintu depan.

Pamela kembali mengunyah. Ia tahu Bi Lasmi heran dengan kedinginan hubungan mereka, tapi cukup lega karena wanita paruh baya itu tak pernah bertanya, juga tak pernah mengadu pada ibu Sebastian.

***

Evathink
Ig: evathink

700 vote 70 komen, lanjut next part

Pamela and Her Bastard HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang