40 - Kehilangan

9.7K 906 55
                                    

***

TIDAK ada seorang pun yang menginginkan untuk menghabiskan malam di hari ulang tahunnya dengan air mata dibandingkan untuk membuka berbagai bingkisan kado.

Memikirkan kejadian apa yang sudah ia lewati hingga membuatnya seperti ini. Meski menyesakkan, entah bagaimana? Hal itu yang justru tergiang-ngiang di kepala. Seperti tidak ada celah untuk menguburnya semakin dalam. Jika pun iya, tentu tidak akan ada yang merasa sakit dari sisa kenangan itu sendiri.

Perlu diketahui. Sekuat apapun usaha untuk melupakan. Peluang untuk mengingatnya justru jauh lebih besar.

Lalu perlahan-lahan itu menjadi alasan yang tepat untuk menggambarkan kondisi Ratu sekarang.

Cewek yang tidak peduli dengan keadaan kantung matanya yang sudah membengkak. Kemudian air mata yang seharusnya mengering justru dipaksa untuk terus mengalir. Lalu kepalanya yang mulai lelah berpikir malah mengingat satu hal yang membuat Ratu terjaga sepanjang malam.

Terlalu menyedihkan.

Mulai dari sebuah kata perpisahan. Dan dengan mudahnya Tuhan memberikan cobaan untuk Ratu agar merasakan arti dari kehilangan untuk yang kedua kalinya.

Belum cukupkah? Pada keadaan keluarganya yang tidak bisa dibilang harmonis atau mungkin berada diambang kehancuran. Kini akhir kisahnya dengan Keenan malah menambah rentetan daftar hal untuk dipikirkannya.

Ini terlalu berat untuknya.

Ratu tidak sekuat itu. Meski, ia pernah menghadapi berbagai macam preman di luar sana. Sungguh. Masalah yang harus ia hadapi sekarang adalah hal yang membuat Ratu kewalahan. Perlu usaha banyak agar bisa melewati masalah itu sendiri. Dan Ratu baru saja yakin, ia tidak bisa melakukan itu semua.

Kemudian, keadaan buruknya terjadi saat Ratu memutuskan untuk pergi ke sekolah. Setidaknya itu jauh lebih baik dari pada harus menenggelamkan diri dalam kasur lalu kembali menangis. Membayangkan kenangan manisnya bersama Keenan yang mungkin tidak akan pernah terjadi lagi.

Mulai dari detik ini.

"Ken," gumam Ratu entah untuk yang kesekian kalinya sebelum menjatuhkan kepalanya di atas meja. Di saat sebelah tangannya menjadi bantalan kepala, maka satu tangannya yang lain sibuk mengusap liontin kalung dari pemberian cowok itu. "Keenan,"

Ratu mengira, dirinya akan berbolos sekolah hari ini. Karena setelah apa yang ia dengar dari cowok itu semalam. Tentu membuat dirinya semakin tidak mengerti.

Seperti alasan kenapa cowok itu tiba-tiba meminta putus?

Atau haruskah Ratu menemui Keenan hari ini lalu bertanya kepada cowok itu?

Tidak. Ratu tidak sebodoh itu kalau harus menemui Keenan sekarang. Dilihat dari sisi mana pun, kondisi Ratu tidak bisa dibilang baik-baik saja.

Dan jika sampai Keenan melihat dirinya begitu rapuh karena menangisi cowok itu semalaman.

Mungkin saja cowok itu akan menertawai dirinya sama seperti serangga-serangga yang ada di dalam rumahnya. Menertawakan Ratu seolah ia adalah orang paling menyedihkan.

"Ken," gumam Ratu lagi. Bukan untuk memanggil cowok itu, melainkan untuk menenangkan hatinya yang masih merasa kehilangan.

Lalu sebuah senggolan di lengannya membuat Ratu menoleh ke arah samping.

"Ratu?!" Alana terbelalak ketika melihat wajah Ratu. "Lo pasti abis ngalong, ya?"

"Sumpah...ini pertama kalinya gue liat muka jelek lo." Sahla yang baru saja menyelesaikan tugasnya lantas menoleh ke belakang setelah mengambil ponselnya dan mengarahkan kameranya ke wajah Ratu. "Gila-gila, harus gue foto ini, mah."

RATU (TAMAT)Where stories live. Discover now