39 - Hadiah untuk Ratu

9K 891 73
                                    

***

RATU melirik ke arah jam dinding sebelum kembali sibuk mengigit bibirnya dan berjalan bolak-balik seolah hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menghilangkan rasa cemasnya.

Bahkan Alana dan Sahla yang melihat Ratu terus melakukan hal tersebut memilih untuk menghampiri Ratu dan menepuk bahunya.

"Kenapa, sih?" yang Alana tau. Ratu sedang tidak baik-baik aja. "Lo pikir gue gak capek liat lo jalan mondar-mandir kaya setrikaan?"

Tidak peduli dengan ujaran Alana, Ratu justru menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja. Mengatakan bahwa dengan cara itu, mungkin ia bisa melenyapkan rasa gelisah yang terus menyerang dirinya.

Pada kesibukannya yang tengah mondar-mandir sambil menjepit ponselnya di antara bahu dan telinga setelah sebelumnya lebih dulu mendial ke sebuah nomor yang menjadi penyebab kegelisahannya sejak tadi. Ratu merasa bahwa ini akan berakhir tidak baik-baik saja.

"Ishh, lo lagi kemana, sih?" Ratu bergumam menatap layar ponselnya. Puluhan kali ia mendial ke nomor yang sama tanpa ada sahutan selain operator dari ujung panggilan.

Dilihat dari tingkah Ratu, Alana cukup pintar untuk mengartikan situasi ini. Hingga membuatnya terpaksa mencengkram bahu Ratu seolah mengisyarat agar cewek itu tetap tenang.

"Ratu, kapan lo mulai pestanya kalo gini terus?" Alana melihat jam yang ada di dinding. "Apa lo tega buat para tamu undangan lo nunggu lebih lama lagi? Ini udah lebih dari setengah jam, tapi pestanya belom juga di mulai."

"Kalo mereka emang gak mau nunggu, berarti seharusnya mereka pulang aja." Ratu menatap Alana tajam. "Pokoknya gue gak bakal mulai pestanya sebelum Keenan dateng!"

Tidak seorang pun pernah mengatakan Ratu bukan cewek keras kepala. Cewek itu bahkan tidak peduli dengan pesta ulang tahunnya sendiri karena keadaan Keenan di luar sana jauh lebih penting.

Rupanya hal itu yang membuat Alana kembali berujar. "Lo jangan egois, dong! Cuma karena satu orang gak hadir di pesta lo. Terus dengan enaknya lo batalin pesta yang udah capek-capek gue dekor sama Sahla."

Ratu berdecak tidak suka dan mengabaikan ujaran Alana saat ingin mendial nomor Keenan untuk yang kesekian kalinya, masih tanpa ada sahutan selain operator dari ujung panggilan.

"Udah-udah," melihat kedua sahabatnya berselisih, Sahla lalu berdiri di antara keduanya kali ini sambil menatap ke arah Ratu. "Mungkin cowok lo lagi kejebak macet. Kan lo tau kalo Jakarta itu rawan macet di mana-mana."

Ratu akan membenarkan kalau memang jarak dari rumah Keenan ke rumahnya bisa dikatakan cukup jauh. Tapi, bagaimana? Jika yang Ratu tau waktu tempuh dari rumah Keenan ke rumahnya hanya butuh waktu sepuluh menit. Kalau pun macet, pasti tidak akan melebihi setengah jam seperti sekarang.

"Ratu," baru saja cewek itu ingin kembali mendial nomor Keenan, Alana lebih dulu merangsek maju dan memeluk dirinya dari samping sambil berbisik. "Mungkin Keenan lagi beli hadiah yang spesial buat lo. Hadiah yang bakal bikin lo gak bisa lupain malam di sweet seventeen lo."

Itu sudah cukup mengejutkan bagi Ratu tanpa harus ditambah pelukan Sahla dari arah samping yang lain.

"Kalian emang sahabat gue paling baik," seketika kegelisahan Ratu sedikit menghilang direngkuhan Alana dan Sahla, sebelum cewek itu sendiri yang menguraikan pelukan kedua sahabatnya. "Makasih udah bikin gue lebih tenang."

Ketiganya saling melempar senyum, sebelum Ratu lebih dulu memutuskan pandangannya dan terpaska memilih untuk memulai pesta tanpa kehadiran Keenan.

Lagipula, kalau Keenan tau ia rela menunda pesta demi menunggu kedatangannya. Ratu pasti akan menerima kemarahan cowok itu seperti yang sudah-sudah.

RATU (TAMAT)Where stories live. Discover now