17 - Sebuket Mawar

11.1K 1.1K 122
                                    

SEBUKET MAWAR

Seberapa dalamnya laut, setinggi apapun langit.

Yang namanya 'jatuh hati' pasti hal yang tidak dapat diprediksi melebihi kedua hal itu.

—Keenan Samudera—

***

"LO orangnya lucu juga....Sedikit."

Ratu terhenyak. Sepertinya cewek itu harus berkonsultasi ke dokter spesialis, siapa tahu ia memiliki kelainan jantung karena sering berdebar setiap saat. Tapi bisa juga ini disebabkan oleh efek dari pernyataan Keenan yang membuat Ratu menangkup kedua pipinya yang memerah sambil mengalihkan matanya ke arah lain, selain menatap Keenan yang sedang serius menyetir mobil.

Karena jika Keenan melihat wajahnya yang sekarang, yang masih memerah bahkan sampai ke leher. Bisa-bisa cowok itu mendengar suara jantungnya yang berdegup kencang juga mendengar debarannya yang menyakitkan. Meski napasnya sesak sesaat, Ratu tidak keberatan.

Karena pada akhirnya cewek itu mengalahkan egonya sendiri.

Jika Ratu benar-benar bahagia sekarang.

"Lo kehabisan stok obat?"

Keenan memalingkan wajahnya ke arah Ratu. Untung saja saat ini mobil yang mereka tumpangi berhenti di lampu merah. Karena kalau tidak ia bisa saja menubruk kendaraan di depannya saat matanya sibuk meneliti setiap inchi wajah Ratu.

"Lo ngatain gue gila?!" tanya Ratu y ang membuat Keenan mengerutkan dahi. "Lo juga tadi senyum-senyum sendiri, Ken!"

"Emang gue ada ngomong lo gila?"

Sepertinya Keenan telah membuat Ratu salah paham dengan ucapan yang sebelumnya. Untuk itu, ia menjulurkan tangannya agar dapat menyentuh dahi cewek yang tengah membelalakan matanya tepat ke arahnya.

"Muka lo merah."

Ratu bisa merasakan jantungnya berdegup dua kali lipat dari sebelumnya.

Jika tadi, wajahnya memerah karena menahan malu dari pernyataan Keenan. Sekarang ia harus menahan dua serangan sekaligus dari cowok yang berhasil mengambil hatinya.

Di bawah tangannya, Keenan bisa merasakan jika cewek di sebelahnya itu bergetar.

Masih pada keheningan yang diciptakan keduanya, Keenan beralih mendorong dahi cewek itu setelah mendengar bunyi klakson dari kendaraan lain saat lampu merah sudah beralih menjadi hijau. Hal yang menyebabkan kepala Ratu terantuk sandaran kursi.

"Isshhh, sakit!" Ratu mengusap kepalanya yang terbentur lumayan kuat.

Keenan mendecih. "Lebay lo!"

"Lo pikir kepala gue gak sakit? Nanti kalo gue geger otak gimana?!" sentak Ratu pada akhirnya. Mesti yang diucapkan bertentangan dengan keadaannya sekarang.

Keenan mendengus. Untuk kedua kalinya, cowok itu menjulurkan tangannya ke arah Ratu. Sedangkan satu tangannya yang lain, berkutat menyetir mobil dengan perlahan.

"Kepala lo gak benjol ini."

Ratu berharap waktu berhenti sekarang juga. Ketika sebuah sapuan dirasakan Ratu di atas kepalanya. Meski, hanya sebentar, tapi Ratu yakin jika tadi Keenan mengusap kepalanya.

Secepat kedipan mata, Keenan kembali menarik tangannya dari Ratu.

Ratu sendiri tetap diam di tempat, berkutat pada pikirannya sendiri. Tidak pernah Keenan menyentuhnya selama tadi. Hal yang membuat Ratu harus mengigit bibir dalamnya untuk menahan senyum.

RATU (TAMAT)Where stories live. Discover now