36 - Kencan

9.9K 984 72
                                    

***

SEGALA umpatan sedari tadi keluar dari mulut Ratu. Entah karena pesanan makanan mereka yang belum kunjung datang atau Ratu merasa jika sekarang dirinya dan Keenan seperti bukan orang yang sedang berkencan.

"Ken," rengek Ratu mengguncang bahu cowok yang duduk di sebelahnya. "Lo tau konsep kencan gak, sih?"

Keenan menghela napas. "Apaan?"

"Yakali orang kencan bawa kaya gini," tunjuk Ratu ke arah sebuah laptop yang baru saja dikeluarkan Keenan dari tasnya. "Bahkan sampe kencan pun lo bawa-bawa? Salut gue. Kawinin aja sekalian."

"Siapa kemaren yang maksa-maksa gue kencan?" Keenan menekan tombol refresh di laptopnya. "Udah gue bilang. Gue sibuk."

"Sibuk mulu lo, ah!" Ratu bersungut-sungut. Tangannya seakan ingin meretakkan layar datar itu kalau saja pesanan makanan yang diantar oleh pelayan tidak lebih dulu datang. "Nanti pas gue yang gak punya waktu. Mampus lo."

"Ya ampun," Keenan mendekatkan piring yang berisi makanan pesanannya ke arah Ratu. "Lo beresan makan. Kerjaan gue juga kelar."

"Lo sendiri gak makan?" Ratu mengernyit heran saat Keenan mendekatkan semua pesanannya ke arah cewek itu. "Semua makanan ini gue yang ngabisin, gitu? Dipikir perut gue karung? Segalanya bisa masuk?"

"Bukannya lo doyan makan?" tepat sasaran. Bisa dikatakan beruntung Keenan tidak melihat kegugupan Ratu karena di detik yang sama cowok itu justru tengah memotongkan daging milik Ratu. Di saat cewek itu sendiri sedikit kesulitan melakukannya. "Lagian juga gue udah makan dari rumah."

"Lo bener-bener kudet." Ratu menggeleng tidak percaya, sambil memasukkan daging yang sudah dipotong Keenan ke dalam mulutnya sebelum berujar. "Di mana-mana orang kencan pasti makannya berdua. Kalo cuma gue doang. Gak bisa saling suap-suapan kaya drama Korea yang gue tonton, dong."

"Lo masih punya dua tangan." Keenan kemudian membiarkan jemarinya berkutat pada keyboard laptop di saat Ratu memukul lengannya entah sudah yang keberapa kalinya. "Gak usah disuapin juga bisa makan sendiri, 'kan? Emang gak malu sama anak kecil umur dua tahun yang udah bisa makan sendiri?"

"Ih..Ken, itu namanya skinship." Ratu lalu mengunyah daging itu dengan perasaan kesal. Gusar karena meskipun mereka telah berpacaran, kecuekkan Keenan sepertinya tidak akan hilang. "Yamasa pacaran cuma gandengan tangan sama pelukan doang? Pacaran anak jaman old kayak gitu, mah."

Keenan mengangkat bahu tidak peduli dan melanjutkan kegiatannya. "Banyak maunya lo."

"Ya abis lo cuek banget." Ratu yang sudah menyelesaikan makanannya, mendorong piring kosong itu ke samping sambil sesekali menyedot minuman milik Keenan dengan mata melirik ke arah cowok yang sibuk berkutat di layar laptopnya. "Lagian, lo terlalu rajin kalo kata gue. Libur-libur gini biasanya 'kan anak sekolah nongkrong bareng sama temen-temennya. Bukan malah ngerjain tugas."

"Bentar lagi mau semester dua." kalimat Keenan membuat Ratu menautkan alis. "Dan mulai sekarang gue harus bikin laporan buat kegiatan serah terima jabatan di OSIS."

"Maksudnya, nanti lo udah gak jadi ketua OSIS lagi?" Ratu bertanya yang ditanggapi Keenan dengan anggukan. "Bagus, deh. Berarti kita bisa kencan tiap hari dong kalo gitu."

"Apa dipikiran lo cuma ada kencan?" Keenan melirik Ratu yang tengah mengangkat tangan memanggil pelayan. Dan kembali memesan di saat cewek itu sudah menghabiskan dua piring steak dan dua minuman sekaligus. "Gue kadang capek denger lo yang minta kencan mulu."

"Terus gue mau ngapain lagi?" satu pelayan cowok mendekat membawakan pesanan. Berupaya mengulum senyum manis kepada Ratu, meski cewek itu mengabaikannya. Lalu kembali lagi ke dapur saat Ratu mengibaskan tangan angkuh. "Kalo bukan beduaan sama lo?"

RATU (TAMAT)Where stories live. Discover now