20 - Perasaan

10.8K 1.2K 80
                                    

PERASAAN 

Hujanpun sadar diri.

Yang tak pernah lupa kembali pada langit,

meski ujung-ujungnya dijatuhkan lagi ke atas tanah.

—Ratu Kenarya—

***

KENAPA di setiap ucapan Keenan selalu berhasil membuat pipi Ratu merona?

Bahkan hanya melihat cowok itu tersenyum. Ratu bisa merasakan jika jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

Perlu kesabaran lebih bagi Ratu untuk membuat semburat merah di pipinya menghilang. Meski seluruh wajahnya sudah ditutupi oleh kedua telapak tangan, Ratu masih bisa mengintip di sela-sela jarinya jika cowok yang tengah berdiri di hadapannya justru sedang terkekeh geli.

"Lo!" Ratu menunjuk ke arah Keenan. "Jangan liatin gue kayak gitu. Jangan liat, jangan liat!"

Sedang yang ditunjuk hanya mengangkat bahu. "Serah gue. Yang punya mata siapa kenapa lo yang bacot?"

Ratu semakin kesal. Ia meninju bahu Keenan beberapa kali, namun tidak terlalu kencang. "Yaudah liatnya jangan ke gue."

Keenan terkekeh. Cowok berambut hitam itu akhirnya memilih memperpendek jarak mereka sebelum satu tangannya yang bebas ikut mengelusi kepala Ratu. Entah kenapa? Akhir-akhir ini ia lebih senang melakukan hal itu.

Dan benar saja. Mungkin semburat merah yang lagi-lagi muncul di pipi Ratu adalah awal penyebab dimana Keenan menyukai hal itu.

Mari kita lihat. Bagaimana caranya Keenan berhasil menambah wajah Ratu semakin merah padam.

"Menurut gue, lo lumayan juga." ujar Keenan mantap.

Ratu diam di tempat. Jantung yang berdegup kencang hanya membuatnya pasrah jika suara menyakitkan di dalam dadanya itu dapat di dengar oleh Keenan. Tapi lebih dulu ia mendengar kekehan geli dibanding suara jantungnya sendiri.

"Maksud lo? Apanya yang lumayan, hah?!" Ratu mencebik kesal. Ia hendak memukul lengan Keenan untuk kesekian kalinya jika seruan seseorang lebih dulu membuat keduanya menoleh.

"Ganggu acara pacaran gue lo!" Ratu mencibir tidak suka ketika mendapati Keyla tengah berjalan mendekati keduanya.

Cewek berkuncir satu itu menelan ludah dengan susah payah sebelum menatap, kali ini pada Keenan. "Kalian udah ditungguin anak-anak di dalem panti."

"Pesanan makanannya udah sampai semua?" tanya Keenan yang diangguki oleh Keyla.

"Tapi budget kita ngelebihin perkiraan." Keyla harus cepat menutup pembicaraan dengan Keenan ketika merasakan pelototan Ratu semakin menajam ke arahnya.

"Maaf gue gak enak sama anggota OSIS lainnya." Keyla memberi jeda. "Gara-gara gue salah hitung jumlah anak panti yang ada di sini, pengeluaran konsumsi jadi gak sesuai sama dana yang ada. Terpaksa harus minjem kas punya OSIS."

Keenan tersenyum setelah sebelumnya menghela napas panjang. "Gak apa-apa. Nanti gue sendiri yang jelasin ke pembina OSIS kenapa uang kasnya bisa berkurang."

Diam sejenak. Keyla sedikit terpaku saat melihat bibir Keenan kembali bergerak, mengucapkan sesuatu. "Lo duluan aja ke dalem. Gue sama Ratu nanti nyusul."

Seberapa besarkah pengaruh ucapan Keenan terhadap Keyla hingga membuatnya tertegun untuk kedua kali, kalau saja suara Ratu tidak membuyarkan lamunan cewek itu.

RATU (TAMAT)Where stories live. Discover now