38 - Tamu Tak Diundang

8.8K 874 37
                                    

***

HINGGA mereka tiba di depan gerbang rumah yang telah dibuka oleh Pak Risto, selaku satpam di rumah cewek itu. Ratu masih tidak rela menyudahi rengkuhannya yang harus terlepas karena dengan tiba-tiba Keenan malah menarik dirinya menuju pintu depan di rumahnya.

"Kenapa harus bikin kue di rumah gue, sih?" tanya Ratu cemberut. "Kan, kemaren gue bilangnya di rumah lo."

"Terus siapa yang mau bawa ke sini kalo, gitu?" dengan sebelah tangan yang memegang kantung plastik berisi bahan-bahan untuk kue. Keenan mendorong bahu Ratu dengan satu tangannya yang lain. "Buruan masuk."

Alih-alih menuruti kalimat Keenan, Ratu malah sibuk meneliti bagian depan rumahnya. Setidaknya ada satu mobil dan dua motor, terkecuali motor Keenan yang terparkir di depan garasinya.

"Di rumah gue lagi ada siapa ya, Ken?" Ratu menunjuk dengan dagu ke arah kendaraan yang terparkir dan diikuti oleh arah pandang Keenan. "Kok rame?"

Keenan mengendikkan bahu, tidak peduli. "Yang punya rumah kan elo. Kenapa nanya ke gue?"

Setelah menendang kaki Keenan seperti yang sudah-sudah ketika dirinya tengah kesal. Barulah Ratu membalikkan badan bersamaan dengan dirinya yang terpekik tepat di saat ia menemukan Alana dan Sahla tiba-tiba berdiri di hadapannya yang entah muncul dari mana.

"SURPRISE!" setelah mengatakan itu, Sahla mendapat toyoran di kepala.

"Telat, bego!" gerutu Alana pada Sahla sebelum ia kembali menatap Ratu sedang menautkan kedua alis.

"Ngapain lo bedua di rumah gue?" tanya Ratu sambil masuk ke dalam rumah. "Kan, pestanya masih nanti malem."

"Justru itu," Sahla menjentikkan jari. Mengabaikan raut terkejut Ratu untuk kedua kalinya ketika cewek itu menemukan beberapa orang di ruang tamunya. "Gue ajakin temen-temen buat bantuin lo bikin party."

Ratu melirik Sahla, meminta penjelasan di saat ia melihat tiga orang cowok tengah asik duduk di sofa. "Gue gak nyuruh lo bawa mereka ke sini."

"Yaelah. Tadinya niat gue emang gak mau bawa mereka, Ratu." ujar Sahla. "Kalo aja gue boleh nebeng di mobilnya Alana. Gak bakal deh gue minta anter si Denis yang kemana-mana pasti bareng dua temennya itu."

"Padahal gue juga gak nyuruh lo ke sini." Ratu menatap jengah ke kedua sahabatnya. "Lagian party kayak gini. Gue bisa kok nyiapin sendiri sama Mbok Darti."

"Ya ampun," Ratu terkejut saat mendapati Alana yang memeluknya ditambah lagi saat Sahla melakukan hal yang sama. "Ini tuh bukan party biasa, Ratu. Ini acara sweet seventeen lo."

"Makanya gue sama Sahla harus bikin party yang mewah." setelah mendengarkan ujaran Alana. Ratu merasakan kedua sahabatnya itu menguraikan pelukan secara bersamaan. "Dan gue mau lo jadi orang paling bahagia malem ini. Oke?"

"Terserah." ucap Ratu lalu menarik lengan Keenan untuk ikut ke dalam dapur. Meninggalkan kedua sahabatnya dalam mulut yang terbuka saking terkejutnya.

"Kok kesel, ya?" gumam Alana sambil berbalik. Lalu menatap ketiga cowok yang tengah duduk santai di sofa dengan tajam. "Gue ngajak kalian ke sini bukan buat numpang wifi. Sono tiup lagi balonnya. Apa perlu gue pecahin dulu balon punya kalian biar berenti maen hapenya?!"

"Duh, daripada tenaganya abis buat marah-marah. Mending mulut lo dipake buat niupin balon juga." Niko mengerling nakal ke arah Alana sambil menepuk-nepuk sofa yang kosong di sebelahnya. "Sini duduk samping gue. Lumayan bisa liatin muka sangar lo dari deket."

Giliran Denis yang mendengar penuturan Alana tadi langsung menyimpan ponselnya dalam saku. Lalu kembali melanjutkan tiup balonnya yang tadi sempat tertunda, tidak lupa dibantu oleh Sahla.

RATU (TAMAT)Where stories live. Discover now