30 - Bukti Janji

9.2K 1K 99
                                    

***

KATA ribut di dalam kamus Ratu adalah hal yang paling mudah untuk ditemukan dari sekian banyak kata yang berputar di kepalanya. Dan rupanya hal tersebut sama persis dengan yang sekarang Ratu lakukan. Detik ini juga.

"Lo!" sergah Ratu sebelum menjatuhkan paper bagnya ke bawah dan disusul suara pekikan dari wanita di hadapannya karena Ratu lebih dulu melempar gelas minumannya yang berisi coklat hingga mengenai kepala wanita tersebut. "Dasar Jalang. Pelacur murahan! Balikin Papi ke Mami gue, brengsek!"

Segala caci maki yang dilontarkan Ratu sungguh membuat wanita di hadapannya terkejut secara tiba-tiba. Namun, bukan hanya wanita tersebut yang merasa demikian.

Melainkan Keenan yang tengah melirik sebagian rambut Marry yang basah dan mengeluarkan tetesan air hingga mengenai potongan baju di bahunya, ternyata juga melakukan hal yang sama.

Bahkan kali ini dengan mulut yang terbuka lebar saking terkejutnya, karena disaat yang bersamaan ia justru melirik ke arah Ratu yang tengah melepas kaitan sepatu high heelsnya, seperti ingin melempar benda tersebut ke arah wanita itu kalau saja Keenan tidak bergerak cepat untuk menepisnya.

"Ratu!" tegur Keenan mengempaskan tangan cewek itu sebelum benda yang dipegangnya melayang dan mengenai kepala Marry. Setelah itu ia mendesis marah ke arah Ratu yang cewek itu tanggapi dengan kerutan di dahi. "Lo gila?! Ngapain harus pake ribut-ribut gini, sih?!"

Keributan yang berhasil diciptakan Ratu bukan hanya menarik perhatian Keenan yang langsung bergerak cepat untuk menjauhkan jangkauan Ratu dari wanita di hadapannya. Namun, sebagian orang yang memang tengah berlalu lalang sesekali mencuri pandang atau memberi tatapan iba pada wanita yang sekarang tengah menyeka baju dan rambutnya yang basah dengan menggunakan tisu.

"Dia selingkuhan Papi gue, Ken!" ucapnya pada Keenan sambil memberikan pelototannya ke arah wanita tersebut sebelum kembali melirik Keenan yang menatapnya membelalak, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia ucapkan. "Asal lo tau. Gue juga bukan cewek tolol yang nyerang siapa aja, Ken."

Meski Ratu selalu mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan apapun di sekitarnya, termasuk konflik-konflik yang tengah menderap keluarganya sekarang. Tapi rupanya Ratu cukup pintar untuk mengingat sesuatu yang ia lihat di beberapa hari lalu.

Dari tiga lembar foto yang Flora lempar di atas meja makan begitu saja. Ratu hafal betul jika ada satu lembar foto yang menggambarkan seorang pria dan seorang wanita tengah melakukan pose-pose yang menurutnya sangat tidak senonoh untuk dilakukan dalam sebuah ruangan kantor.

Terlebih lagi kedua sosok yang berada dicetakan foto-foto tersebut adalah sosok ayahnya sendiri dengan seorang wanita cantik yang tidak lain dan tidak bukan kehadirannya justru tidak pernah diduga oleh Ratu.

Entah? Pertemuannya kali ini dengan wanita itu bisa disebut kebetulan atau keberuntungan. Dan mungkin termasuk keduanya karena tidak ada yang bisa membuat emosi Ratu meledak-ledak seperti sekarang.

Mendapati tidak ada perlawanan dari wanita di hadapannya. Kali ini Ratu menggali sesuatu dari dalam paper bag yang dibawanya untuk dilemparkan kembali ke arah Marry. Namun dengan sigap Keenan merebut segala sesuatu yang dibawa cewek itu dan mencekal kedua tangan Ratu sambil mendelik marah. "Gue bilang berenti, Ratu!"

"Enggak sebelum dia balikin keluarga gue yang udah hancur!" tandas Ratu.

Dengan mudahnya, Ratu mengabaikan segala ucapan Keenan dan alih-alih mengambil langkah maju setelah menepis cekalan cowok itu. Beringsut ke depan di saat tangan-tangannya yang terkepal seketika terasa gatal dan ingin mencakar wajah wanita tersebut, seperti yang sering ia lakukan jika sedang tersulut emosi.

RATU (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora