25-Bianglala

10.8K 1.2K 213
                                    

BIANGLALA

Mengenalmu, bahagia.

Itu adalah dua fase yang tidak semua orang bisa merasakan.

Keenan Samudera­—

***

ADALAH kegugupan yang Ratu temui sejak Keenan menyuruhnya duduk bersisian untuk menyambut mulainya pesta ulang tahun Denis dengan meriah. Tanpa disadari oleh mereka, keduanya sudah saling mengulum senyum dengan artian yang berbeda.

Jika Ratu tersenyum karena perlakuan Keenan yang semakin hari semakin membuatnya berdebar. Maka lain halnya dengan Keenan yang tersenyum meski tipis karena berusaha menahan tawanya saat melihat ada beberapa anak lain yang berebut giliran untuk menyumbangkan lagu-lagu romantis di atas stage yang sudah disiapkan.

Hal itu juga berlaku pada Pandu yang rela pulang untuk mengambil gitarnya yang lain dengan beralasan malas mengganti senarnya yang putus karena Rendi ataupun dirinya memang enggan meminjam gitar orang lain yang ada di sini.

Meski ada penolakan dari Rendi, lagu berjudul Mantan Terindah yang dinyanyikan Dewi dan Keyla lalu diiringi oleh Pandu sebagai pemain musiknya ternyata menjadi lagu penutup sebelum acara pesta diakhiri.

Kata terimakasih yang tadi diucapkan oleh Denis dibarengi suara gemuruh tepuk tangan anak-anak lain menjadi awal di mana pesta malam ini usai. Tapi tak bisa dipungkiri jika ada beberapa anak cowok yang memutuskan untuk bermalam di rumah Denis. Dengan sisanya memilih untuk pulang karena keadaan yang sudah cukup larut.

Sahla yang tadinya masih betah berduaan dengan Denis bahkan sebelum pesta di mulai, kini bergegas pulang karena ajakan Alana.

Namun, beda halnya dengan Ratu yang menolak ajakan Alana untuk pulang bersama karena ada sesuatu yang membuatnya memilih berlama-lama di sini.

"Ken, jalan yuk? Tadi gue liat ada pasar malem di sekitaran sini." permintaan itu entah sudah keberapa kalinya terlontar dari mulut Ratu yang hanya ditanggapi oleh Keenan dengan memutar mata jenuh.

Keadaan di sekitar mereka yang mula-mulanya ramai kini berangsur sepi. Lampu-lampu yang tadinya terang menyorot kini hanya dibiarkan menyala beberapa lampu saja. Ditambah lagi dengan halaman di sekitaran panggung yang tadi terdapat banyak kursi, kini sudah dikosongkan.

"Ken, ayo jalan." Keenan semakin berdecak saat merasakan guncangan di lengannya.

"Gak." dengan perlahan Keenan melepas tangan Ratu yang bergelayut manja di lengannya, sebelum ia membawa dirinya bangkit dan beranjak dari sana. "Gue sibuk. Mending lo pulang, Ratu."

"Iss, Ken!" Ratu merengek karena tiba-tiba Keenan meninggalkan tempat duduknya. "Jangan tinggalin gue!"

Seakan tidak peduli dengan hirauan tersebut Keenan hanya mengangkat bahu acuh walau Ratu yang berjalan di belakang punggungnya terus mengeluarkan umpatan-umpatan kasar.

Sampai di mana langkahan kaki cewek itu mencapai gerbang rumah Denis, Ratu memilih berhenti sejenak karena berpikir Keenan hendak mengambil motornya yang terparkir di sebelah pagar. Namun lagi-lagi pikirannya tidak sejalan dengan Keenan karena cowok itu justru melewati motornya yang terpakir dan malah masuk ke dalam sebuah warung di sana.

Tanpa pikir panjang, Ratu langsung melangkahkan kakinya lebar-lebar, menyusul Keenan ke dalam sana. Ia pun memilih mengabaikan kumpulan anak-anak cowok yang menongkrong dan sempat menggodanya, di saat kepalanya berputar memerhatikan keadaan sekitar, tampak mencari keberadaan Keenan yang tak kunjung tertangkap matanya.

RATU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang