39 - Hadiah untuk Ratu

Comincia dall'inizio
                                    

Hingga di menit pesta akan usai. Ratu tidak bisa barang sekalipun mengalihkan matanya pada jam dinding dan layar ponsel yang sedari tadi ia genggam selama pesta berlangsung.

Sama halnya ketika Ratu tidak menemukan kehadiran Bram dan Flora di hari ulang tahunnya pada waktu sebelum-sebelumnya karena mungkin mereka memilih sesuatu yang lebih penting darinya. Perasaan serupa juga tengah dirasakan oleh Ratu ketika pesta ulang tahunnya sudah benar-benar berakhir, Keenan sama sekali belum menunjukan tanda-tanda kedatangannya.

"Ken, lo sebenernya lagi di mana, sih?" Keenan tidak mungkin lupa untuk datang, bukan? Atau bisa saja cowok itu memang sedang terjebak macet atau tengah membeli hadiah seperti yang sudah dikatakan kedua sahabatnya.

"Ratu, ini kado dari gue." Sahla memberikan bingkisan itu yang disambut Ratu dengan anggukan.

"Ini juga dari gue." Alana menimpali sembari meletakkan barang yang dibawanya di dekat meja.

Meski, ini hari ulang tahunnya. Tapi Ratu merasa kebahagiaannya kurang terasa lengkap tanpa kehadiran Keenan sekarang. Apalagi di saat pestanya sudah bubar, Ratu sama sekali tidak menemukan kedatangan cowok itu yang dihadiahi Ratu dengan mengeluarkan semua umpatannya ke udara.

"Sorry, Ratu. Gue sama Sahla gak bisa lama-lama." Alana mengambil jaketnya yang sudah tadi disampirkan ke kursi. "Udah ditelpon bokap soalnya."

Ratu mengangguk, membiarkan kedua sahabatnya itu pulang ketika ia memutuskan untuk mengutak-atik ponsel sambil duduk di sofa ruang tamu.

Hampir saja Ratu tertidur di sofa karena termakan bosan selagi menunggu kedatangan Keenan. Suara bel yang berbunyi ternyata mampu mengumpulkan kesadaran cewek itu dalam sekejap dan memilih berlari menuju pintu rumah.

Itu pasti Keenan.

Ya, Ratu tidak salah lagi.

Dengan gerakan teramat cepat untuk membuka pintu. Di detik itu pula Ratu membiarkan mulutnya jatuh ke lantai saat menemukan seseorang yang sekarang sedang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Pak Risto?!" meski ada rasa kecewa karena malah menemukan satpam di rumahnya. Cewek itu, Ratu, tetap bertanya. Apalagi di saat matanya tertarik pada boneka berukuran cukup besar dan sebuah buket mawar di genggaman pria itu. "Mau ngapain, Pak?"

Yang ditanya, langsung memberikan boneka dan sebuket mawar itu pada Ratu yang langsung mengerutkan dahi saat menerima itu. Ditambah lagi dengan kalimat Pak Risto yang keluar setelahnya.

"Ini loh, Non." Pak Risto menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tadi ada anak laki-laki yang nitip itu ke bapak. Katanya buat Non Ratu yang lagi ulang tahun."

"Makasih, Pak." padahal sejak teman-temannya memberikan hadiah atau sekedar ucapan untuknya, Ratu tidak mengatakan hal tersebut karena terlalu sibuk memikirkan keadaan Keenan.

Berbicara tentang, Keenan. Ratu jadi penasaran dengan hadiah yang baru saja ia terima. Untuk itu sebelum Pak Risto berbalik, Ratu lebih dulu bertanya. "Ngomong-ngomong, Pak. Cowok yang ngasih Ratu ini namanya siapa?"

Lalu semuanya terjawab ketika pria itu membuka suara. "Kalo bapak gak salah, namanya Kanan?"

Pada udara dingin malam ini, Ratu memutuskan untuk menahan tawanya dalam hati. Cukup lucu mendengar Pak Risto yang menyebut nama kekasihnya. "Keenan, Pak."

"Oh, iya, itu." Pak Risto menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil membalikan badan dan ingin melangkah pergi kalau saja sebuah seruan tidak membuatnya menoleh ke arah Ratu. "Ada apa, Non?"

Dibanding rasa senangnya yang membuncah karena Keenan memberinya hadiah yang menjadi kesukaannya, tetap ada satu hal yang terus berada dipikiran Ratu. "Kok Keenan ngasihnya ke Pak Risto?"

RATU (TAMAT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora