1.

360 24 0
                                    

Meow...meow..

Meow..

Meoow..

Seekor kucing persia putih berbulu lebat mondar-mandir di depan Yeeun yang masih tengkurap nyenyak diatas sofa tua, dengan masih mengenakan sepatu kets usangnya.

Shemi, si Persia kesayangan Yeeun terus menerus mengeong dan mengendus-endus tangan Yeeun yang tergantung di pinggir sofa. Tampaknya ia masih berada jauh di alam mimpi hingga sensitivitas kulitnya belum bekerja.

Beep..beep..beep

Beep..beep..beep

Kedua alis Yeeun tersentak saat ponsel yang ada di saku mantel yang masih ia kenakan berdering. Dengan mata masih terpejam, Yeeun merogoh saku, lalu mengeluarkan ponselnya, dan mengangkat panggilan masuk yang masih berdering.

“Ha..”

“Hei, Jang Yeeun! Kau dimana!?”

Mendengar bisikan penuh kepanikan dari speaker ponselnya, raut wajah Yeeun sedikit kesal, “Anda siapa?” tanyanya formal dengan masih memejamkan mata.

“Apa-apaan! Kau masih tertidur, ya!? Gawat! Kau benar-benar ingin mati rupanya!?”

Bisikan dari ujung sana semakin meninggi. Yeeun perlahan membuka kedua matanya dan mencoba mengumpulkan kesadaran yang masih terombang-ambing.

“Hei, Jang Yeeun! Kenapa kau diam saja!? Cepatlah kemari! Sebelum Choi Lia memberimu pelajaran!!”

Tut

Tut

Tut

“Choi Lia?”

Cukup lama Yeeun berpikir sebelum akhirnya ia sontak terduduk di atas sofa. Ia melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 06.30. Yang artinya ia hanya punya beberapa menit lagi untuk bersiap-siap sebelum berangkat ke sekolah.

“Aku benar-benar sudah gila! Shemi~ kenapa kau tidak membangunkanku!?” Setelah protes pada Shemi yang sedang menjilati bulunya, Yeeun segera bergegas untuk bersiap-siap.


“Sekarang pukul 06.35. Aku hanya butuh 30 menit berlari ke sekolah, lalu membersihkan kelas 10 menit sebelum semuanya datang.” Yeeun menargetkan sisa waktunya, lalu membuka pintu depan. Namun, langkahnya terhenti setelah melihat sebuah amplop cokelat yang tidak asing tergeletak di depan pintunya.

Yeeun lalu memungut amplop itu, seraya berkata, “Baiklah, benar-benar pagi yang 'indah'.” ucapnya datar, lalu membuang amplop itu ke tanah seakan isinya amat sangat tidak penting bagi hidupnya. Setelah itu, ia menoleh ke belakang dan melihat Shemi tengah duduk santai di atas sofa yang ia tiduri tadi. “Shemi~ jagalah rumah ini. Dan juga jaga dirimu. Hanya kau dan rumah inilah hal berharga yang kupunya sekarang. Makananmu sudah kusiapkan di dapur. Aku pergi dulu. Sampai jumpa~” Setelah melambaikan tangan pada Shemi, Yeeun pun segera berangkat menuju sekolahnya.





Sesuai target, dalam waktu 30 menit, Yeeun tiba di depan kelasnya dengan nafas tidak beraturan.

Walau kelelahan, namun Yeeun masih bisa tersenyum lega saat melihat kelasnya masih kosong. Meskipun hal ini cukup aneh, namun Yeeun tidak peduli, dan segera mengambil peralatan kebersihan sebelum yang lain datang.

Dan saat selesai, bahkan kurang dari target, Yeeun dapat menyelesaikan tugasnya membersihkan seisi kelas dalam waktu 5 menit. “Andai saja kelas selalu bersih seperti ini, jadi aku tidak perlu terburu-buru datang setiap kali piket kelas.” ucapnya.

BYE MY FIRSTWhere stories live. Discover now