Tiga Puluh Satu

Mulai dari awal
                                    

"Mau minum apa?"

Reno menggeleng "gak usah deh, gue juga tadi di mobil udah minum"

Aviela mengangguk dan tidak mengeluarkan suaranya lagi. Keadaan hening terjadi selama beberapa menit. Namun setelahnya Reno memilih untuk memulai percakapan kembali.

"Vi" panggilnya yang di jawab dengan dehaman oleh Aviela.

"Katanya lo pindah sekolah ke bandung? Tapi kok masih di sini? Kemaren gue gak sengaja liat lo, makanya sekarang gue mutusin buat nyamperin"

Aviela mengangguk "iya gue pindah ke bandung, tapi selesai UN gue balik ke sini, jadi gue ya masih di sini" bohong Aviela, tidak mungkin juga ia harus mengatakan yang sebenarnya Kan?

Reno mengangguk anggukan kepalanya, kemudian ia mengambil paper bag yang tadi di bawanya "gue bawa ini buat lo" dengan senyuman manis, Reno menyerahkan itu pada Aviela.

Diam,itulah yang di lakukan Aviela. Ia mulai merasa ada hal aneh dari Reno, apakah cowo itu menyukainya? Bukannya terlalu GeEr dan pede, tapi dari tatapan Reno sendiri terlihat sedikit berbeda kepadanya.

"Gue tadi temenin mama gue ke mall, jadi sekalian beli ini buat lo" Ujar Reno lagi, Aviela masih diam lalu sedikit menyahut "lo gak usah repot repot beliin buat gue kali Ren"

"Gak repot kok, gue emang sengaja dan kemauan gue sendiri beliin buat lo"

Lagi dan lagi, Aviela memasang senyum terpaksanya "emm makasih Ren"

CEKLEK

Suara pintu terbuka membuat Aviela serta Reno melihat ke arah pintu, di sana sosok dengan setelan jas kerjanya berdiri dengan senyuman yang memudar di gantikan dengan tatapan datar dan marah.

Aviela merutuki dirinya, bagaimana ia bisa lupa jika Zeyan akan pulang ke rumah. Terlambat, sekarang ia telah melakukan kesalahan lagi.

"Yann" Gadis itu bangkit dari sofa untuk menghampiri zeyan yang masih berdiri dengan tatapan nyalang nya.

"Ngapain lo?!" Bukan nya menyahuti panggilan Aviela, cowo itu malah bertanya menahan emosi kepada Reno.

Reno ikut berdiri, menatap zeyan seraya mengangkat alisnya " Terserah gue mau ngapain! Emang masalah sama lo?"

Memilih untuk tidak menjawab, zeyan menghentakkan tangan Aviela yang memegang lengannya, kemudian melangkahkan kakinya menaiki tangga.

"Ren, emm lo pulang aja ya" Pinta Aviela yang sedang khawatir akan kemarahan zeyan.

"Kenapa? Terus kenapa dia disini? Lo sama dia ada hubungan?"

Aviela ikutan menahan emosi, cowo di depannya itu kenapa sangat penasaran dengan urusan nya.

"Lo gak harus tau semua tentang gue juga zeyan Ren! Gue minta sama lo buat pergi sekarang"

"Oke gue pergi" Reno langsung bergegas pergi dengan wajah yang tanpa ekspresi, namun Aviela tidak mempedulikan nya, terserah saja jika cowo itu marah padanya.

Selepas Reno pergi, Aviela segera ke kamarnya untuk menemui Zeyan. Ia harus meluruskan kesalahpahaman ini.

Ketika membuka pintu kamar, ia mendapati zeyan yang sedang menenangi Leo yang menangis di gendongan nya.

"Yan" panggil Aviela namun tidak mendapatkan sahutan.

"Segitu seru nya berduaan sama cowo itu!? Sampe anak sendiri nangis di biarin?" Seru zeyan tajam, terdapat amarah di dalam kalimat nya.

"Bukan gitu Yan, tadi Lio gak nangis kok"

"Gak nangis? Lo liat ini?" Tunjuknya pada Lio di gendongan nya "Lo liat? Dengan ini lo masih bisa bilang Lio gak nangis?! Kenapa gak sekalian lo berduaan keluar rumah bareng cowo itu? Biar anak gue di rumah! Gak lo peduliin!" Emosi zeyan tidak dapat di tahan,sebelah tangannya pun sudah mengepal sedari tadi.

Pertahanan Aviela runtuh, mendapatkan bentakan dari Zeyan membuat air mata nya luruh ke pipi. Ia tau ini kesalahan nya, tapi yang zeyan katakan sama sekali tidak benar. Sedari tadi sama sekali tidak ada suara tangisan yang ia dengar.

"Lo udah punya suami! Lo udah punya anak!apa wajar kalo lo berduaan sama laki laki lain di rumah saat gue lagi kerja?"

Tak ada jawaban, Aviela masih dengan air mata nya yang tak henti keluar.

Zeyan menidurkan Lio di kasurnya kemudian kembali menatap Aviela tajam serta dengan rasa marah dan kecewa.

"Kalo kelakuan lo kayak gitu! Gue juga bisa lakuin hal yang sama!

Setelah mengatakan itu, zeyan berlalu pergi dengan membanting keras pintu kamar meninggalkan Aviela yang semakin terisak. Ucapannya barusan membuat dada Aviela sesak, rasa takut datang, jika saja zeyan benar akan melakukan hal yang di ucapkan nya itu.

.
.
.
.
.
.

Vote and comment jangan lupa 👌
Maaf jika jelek dan tidak sesuai dengan yang di harapkan

Bye 🖤

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang