Don't cry

3.2K 151 18
                                    

Kamu memang berada didekatku, tapi sebenarnya kamu sangat jauh
•••

Arlan menghampiri Lia yang duduk termenung  disofa, disodorkan se gelas coklat panas untuk gadis itu.

" minum"

Lia mengambil alih gelas itu lalu meneguknya sedikit demi sedikit.
Arlan duduk disamping Lia, kemudian menyuruh gadis itu untuk membelakanginya. Dengan lembut dia mulai mengeringkan rambut Lia dengan sebuah handuk.

" Bunda sama Papa belum pulang?" tanya Lia mencoba memecahkan keheningan

" Belum, mau makan apa? " tanya Arlan

" Lia mau makan salad buah buatan mbok Rita"

" Tunggu" Arlan membiarkan handuk berada diatas kepala Lia kemudian beranjak menuju dapur. Lia masih diam diposisinya, enggan menurunkan handuk itu dari atas kepalanya.

Tak membutuhkan waktu lama, Arlan datang membawa mangkuk berisi salad buah.

Cowok tampan berkaus hitam itu duduk disamping Lia. Lia mengubah posisi duduknya tak lagi membelakangi Arlan. Perlahan Arlan mulai menyuapi Lia, dengan tenang Lia menerima suapan demi suapan.

Arlan memperhatikan wajah Lia, dia sangat yakin Lia habis menangis dalam waktu yang cukup lama.

" Harusnya Lia dilahirkan sebagai adiknya Arlan aja, biar Lia bisa selalu didekat arlan" kata Lia dengan pelan

Mata mereka bertemu, kedua sudut bibir Arlan tertarik keatas membentuk senyuman yang sangat mempesona.

" Gue gak mau lo jadi adik gue" ucap Arlan yang membuat Lia cemberut

" Arlan nyebelin"

Lia membuka mulutnya saat Arlan kembali menyuapinya.

" Tadi kemana aja? " tanya Arlan

" Main ke taman" jawab Lia dengan ragu

" Lo bareng Dafa? "

" Iya tapi Lia minta diturunin ditaman"

" Kalau bohong lo bakal terima akibatnya" kata Arlan dengan santai

" Nggak bisa gitu dong! " kesal Lia

Arlan menyeringai melihat gadis itu gelagapan.

" Lo bohong"

" Arlan gak asik"

Arlan meletakkan mangkuk diatas meja kemudian mengambil benda pipih yang terletak diatas meja.
Mereka sama - sama diam. Lia sibuk dengan pikirannya sedangkan Arlan sibuk mengirimi Dafa pesan whatsapp. Akhirnya Dafa bisa dihubungi! Rahang Arlan mengeras saat Dafa mengatakan jika Lia turun di rumah mamanya. Dengan kasar Arlan meletakkan ponselnya diatas meja.

" Santai dong"

" Lo nangis karena tante Lucia?" tanya Arlan dingin

Lia mengumpat didalam hati, seharusnya dia membuat perjanjian dengan Dafa atau memberikan uang tutup mulut. Awas saja si Dafa, Lia akan mogok bicara padanya jika Arlan marah besar.

THE MOST WANTED Where stories live. Discover now