Don't say goodbye

2.7K 139 0
                                    

Mereka yang meninggalkan tak tahu sakitnya ditinggalkan,jika mereka mengerti maka mereka tidak akan pernah meninggalkan seseorang
•••

Tubuh Lia melorot ke lantai yang terasa dingin. Dengan tangan gemetar dia menutupi wajahnya sendiri. Rasanya dia ingin menghancurkan pintu yang telah ditutup rapat oleh Lucia.

" Mama... "

" Lia pikir mama akan berubah pikiran, Lia pikir mama mau pulang ke rumah sama Lia hiks hiks"

" Mama harusnya gak pernah melahirkan Lia kalau pada akhirnya mama akan ninggalin Lia sendirian"

Tuk tuk tuk

Langkah kaki itu membuat Lia sontak menoleh, dia berharap jika itu adalah Arlan.

" Lia? "

Lia segera berdiri, mengusap pipinya yang basah dengan kasar. Baru saja dia ingin berlari namun tangannya telah dicekal oleh Tiara yang sepertinya baru pulang sekolah. Lia pun baru tau jika Tiara merupakan salah satu anak Rajawali, dilihat dari seragamnya.

" Jangan sentuh gue,bitch!" dengan kasar dia menepis tangan Tiara

" Kamu kenapa menangis? Mama nyakitin kamu? " tanya Tiara khawatir

" Jangan bersikap baik! Gue muak!" teriak Lia

" Kakak khawatir sama kamu Lia" lirih Tiara

" Kakak? " Lia tertawa sinis

" Sejak kapan lo jadi kakak gue? Ingat, lo nggak lahir dari rahim mama gue. Lo hanya cewek sialan yang sudah merebut kebahagiaan orang lain"

" Lia maaf" Lia berdecih melihat pipi Tiara yang mulai basah

" Maaf dari gue mahal Tiara. Lo harus lepasin mama gue dan lo harus menangis ketakutan kayak gue, setelah itu lo mati aja! "

" Lia! Aku nggak salah apapun, mama dan Papa saling mencintai! "

" Persetan dengan cinta, gue nggak peduli"

Lia terkekeh sinis.

" Satu lagi Tiara, setelah ini hidup lo gak akan baik-baik saja. Lo juga akan merasakan apa yang gue rasakan. Selamat datang dikesedihan tanpa akhir ini"

••••
Arlan berlari menembus hujan saat melihat Lia memasuki pagar dengan basah kuyup. Arlan sangat khawatir karena tidak mendapati Lia dirumah dan nomor Dafa tidak aktif. Dia sudah mencari Lia kesekolah, ke markas dan ke rumah Lia namun dia tidak menemukan gadis itu. Bahkan teman kelasnya pun tidak mengetahui keberadaan Lia atau pun Dafa. Tapi sekarang, gadis itu muncul dihadapan Arlan dengan keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja.

Ditariknya tubuh Lia yang menggigil kedalam pelukannya, Arlan mengecup puncak kepala Lia.

" Kita masuk dulu" ucap Arlan namun Lia menggelengkan kepalanya

" Lia mau main hujan, Arlan suka hujan kan?" gadis itu menampilkan senyumannya meskipun mata dan wajahnya terlihat sembab.

Tanpa menunggu persetujuan Arlan, Lia melepas tasnya lalu memberikannya pada Arlan. Dia berputar-putar dibawah derasnya hujan, menyembunyikan airmata dan isakannya.

" Hati Lia sakit" batinnya

Lia meloncat-loncat, lalu menendang air yang tergenang.

" Arlan! " teriak Lia

Arlan diam memperhatikan gadis itu.

"Arlan! Lia bahagia! Lia senang karena masih bisa menari dibawah hujan bersama Arlan! Meskipun Arlan hanya diam aja sih hahah"

" Cukup Lia nanti lo sakit"

" Hari ini Lia udah dengar kata cukup yang banyak, Arlan gak asik ih" Lia berlagak kesal kemudian dia kembali tertawa. Entah apa yang dia tertawakan.

" Saya mohon setidaknya biarkan Lia bahagia sekalipun saya harus menukarnya dengan hidup saya sendiri" batin Arlan

Arlan tersenyum samar memandang lia yang berteriak-teriak dan meloncat kesana kemari seperti anak kecil.

" Bukankah dia sudah cukup menderita? Jika terus terluka Lia akan kehilangan sisa kepercayaan yang dia punya"

" Arlan jangan menatap Lia dengan mata sedih seperti itu! " Didepan sana Lia berdiri dengan senyumannya

" Suatu saat Lia akan pergi ke tempat yang bebas dari rasa sakit dan takut"

Arlan menjatuhkan tas Lia, dengan langkah lebar dia berjalan untuk menggapai gadis itu.

" Tas Lia kok dibuang?! "

Arlan terus melangkah. Jika itu sebentar lagi terjadi, maka dia berharap waktu bisa berhenti. Dia ingin tetap melihat Lia dihidupnya, dia tidak bisa membayangkan jika Lia benar-benar pergi ke tempat yang sangat jauh itu.

" Arlan kenapa?"

Lia terlonjak saat menabrak dada bidang Arlan, bahkan pelukan itu sangat erat seolah takut kehilangan sosok Lia.

" Lo pantas bahagia" bisik Arlan

" Gue takut, gue rasa lo akan pergi ketempat yang sangat jauh Lia" lanjutnya didalam hati

" Arlan..."

" Gue rasa lo akan menghilang ketempat yang lo bilang itu" batin Arlan

Lia menepuk-nepuk punggung lebar Arlan.

" Arlan kenapa? " tanya Lia

" Gue takut saat lihat ko berdiri dibawah guyuran hujan" ucap Arlan yang membuat Lia tertawa

" Lia gak akan sakit karena hujan"

" Meskipun berada dipelukanku, tapi Aku takut tidak bisa menemukanmu lagi"

" Jangan pernah mengatakan selamat tinggal. Jangan pernah menghilang dari hidup gue Lia"

Aku merasakannya lagi,
Rasa sakit yang sangat jelas.
Aku tak ingin seperti ini.
Aku sangat takut.
Aku merindukannya, sangat merindukan.
Aku tidak tau jika rasanya akan sesakit ini saat tidak bisa mengatakan jika aku merindukannya.
Bahkan jika bersamanya membuatku kesepian dan kesakitan, aku masih ingin bersamanya.

THE MOST WANTED Where stories live. Discover now