BEATEN TRACK - 13 - Cucu

23.3K 3.7K 597
                                    

Repub tanpa edit 3/8/20
26/11/20
24/1/21

Repub tanpa edit 3/8/2026/11/2024/1/21

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.



Komenan kalian itu bacaan menghibur aku jadi yang komen emoji dan hitung mundur dari chapter ini dan seterusnya gak dihitung dalam target ya. ❤️

Geeta terpaksa pergi kerumah ayahnya seminggu kemudian karena paksaan. Tia dan Refa sudah menungguinya di depan rumah ayahnya, tadinya mereka memaksa mau menemani Geeta sampai ke dalam dan mendengarkan apa yang orang tua itu mau katakan tapi Geeta melarangnya.

Matanya menangkap beberapa mobil yang terparkir di depan rumah, firasat tidak enak mulai menggerogotinya. Dia terhenti sejenak karena langkahnya mulai berat serta pusing yang menghantam kepalanya. Dia sudah meminum obatnya tapi entah kenapa setiap datang kerumah ini, obat tidak akan pernah cukup.

Kembali langkahnya terhenti ketika mendapati ruang tamu ayahnya penuh dengan orang. Pusingnya semakin menjadi ditambah dengan tangannya yang bergetar.

"Geeta?" Sapa sebuah suara yang familier di telinga Geeta. Suara yang dulu sering dia dengar dan selalu memanggilnya dengan sayang. Rindu menderanya ketika melihat wajah itu sudah menua tapi tidak sanggup menyembunyikan kecantikannya. Wanita tua itu langsung berdiri dan menyambanginya dengan tangan terbuka. Gesture yang dia lakukan setiap mau memeluk anak-anaknya.

Ketika tangan itu melingkupi tubuhnya yang bisa dia lakukan hanyalah menutup mata dan meresapi perasaan nyaman, menenangkan dan aman. Pelukan seorang ibu memang yang terbaik.

"Kamu apa kabar, Eta?" Tanya ibu dari Agrata setelah melepas pelukannya. Tatapan hangat wanita itu seperti menghipnotisnya.

"Baik, Tante. Tante apa kabar?"

"Gak baik karena kamu dan Ata. Foto kalian yang tersebar itu bikin tante masuk rumah sakit tahu." Jawab wanita itu sambil menarik Geeta menuju kursi di mana semu orang berkumpul.

"Eh? Tapi sumpah demi Tuhan kalau gak ada apa-apa, Tan. Agrata hanya menolong saya yang terjatuh di klub malam."

"Tuh, denger kan, Ma. Aku gak ngapa-ngapain." Ata membela dirinya sendiri.

"Diem kamu, laki-laki cuma mau enaknya aja. Mau kamu mama masuk rumah sakit lagi?!" Sergah Sera sambil melotot pada Ata yang kemudian hanya bisa terdiam.

"Jeng Sera kenal dengan Geeta?" Tanya seseorang tiba-tiba.

"Kenal, dulu kan mereka pacaran waktu SMA. Ata sering bawa Eta ke rumah." Jawabnya dengan antusias membuat si penanya terdiam. "Eta, kita bicara berdua yuk." Tanpa menunggu jawaban dari Geeta, Sera sudah menarik tangannya setelah izin pada empunya rumah. Wanita tua itu menarik tangannya ke arah taman belakang.

"Jadi ini taman yang sering kamu ceritakan dulu? Pantes kamu betah di sini." Sera duduk di kursi yang tersedia di patio, kemudian menepuknya agar Geeta ikit duduk.

"Tante tahu soal bekas operasi di perutmu." Sera menangkap bola mata Geeta yang bergerak-gerak dan juga tubuhnya yang menjadi kaku, "anak itu menghubungi dokter keluarga. Gak mungkin dia gak cerita ke tante. Sekarang kamu jawab, itu bekas apa dan karena Ata atau bukan?" Geeta terdiam mendengar hal itu.

"Kalau jawaban kamu meyakinkan, kita bisa meneruskan pernikahan Ata dan Intan. Kalau tidak, maka kamu tahu anak tengil itu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Harus tante ingatkan, tante sudah kenal kamu lama dan insting ibu tidak bisa dibohongi." Lanjut Sera setelah Geeta diam tanpa memberikan jawaban.

Genggaman tangan kanan Geeta mengerat pada tangan kirinya. Kepalanya seperti dihantam godam dan itu membuatnya mau melarikan diri dari sini hingga dekapan hangat itu terasa lagi.

"Hamil berat, Eta. Apa lagi di usia muda. Tante duku hamil muda dan seorang diri, meskipun gak semuda kamu tapi saat itu saja sudah berat."Ujar Sera lembut sambil mengelus pundaknya. Pelukan dan ucapan itu serasa merobohkan pertahanan yang sudah dia bangun selama bertahun-tahun dan luruh dalam air mata hingga bahunya bergetar.

"Boleh tante tahu dia di mana sekarang?" Tanya Sera kembali setelah tangisan Geeta hilang.

"Nanti saya anter, Tan. Tapi yang sekarang beneran gak ada apa-apa kok, Tan."

"Tante gak percaya sama kalian berdua. Pokoknya nikah dengan Ata."

"Ata sudah bertunangan dengan Intan, Tan. Gak adil buat mereka."

"Sama kamu dia udah punya anak. Lebih gak adil sama kamu. Sehabis ini, ayo pergi. Tante gak sabar ketemu cucu. Umurnya sudah sembilan tahun kan?"

AN 18/11/19
Apdet ketika total bintang dan komen 1.8K yaa.
Untuk apdet mengenai ceritaku bisa follow IG @akudadodado

Luvs
Dado

9/3/20

9/3/20

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Beaten Track [FIN] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora