BEATEN TRACK - 4 - Kehilangan

29.5K 3.2K 204
                                    

Repub tanpa edit 19/7/2016/11/202/1/21

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Repub tanpa edit 19/7/20
16/11/20
2/1/21

Pernah memikirkan mengenai kehilangan? Kehilangan orang yang kita sayangi? Seperti orang tua, kakak atau adik, kekasih, teman dekat atau bahkan hewan peliharaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pernah memikirkan mengenai kehilangan? Kehilangan orang yang kita sayangi? Seperti orang tua, kakak atau adik, kekasih, teman dekat atau bahkan hewan peliharaan. Bukan hanya dalam artian meninggal, tetapi benar-benar kehilangan sosok orang itu. Dari yang biasa bersenda gurau, berbagi cerita, berbagi air mata atau berbagi hal yang membuat orang jengkel, seperti ghibah misalnya?

Pernah sadar tidak bahwa kehilangan itu kejadian yang akan terus berulang? Ketika kamu melakukan hal yang dulu kalian lakukan bersama, otomatis otakmu akan mengingatnya. Kemudian kamu ingat kembali bahwa kamu sendiri, orang itu tidak ada di sisimu lagi dan kamu merasa kehilangan. Tentu saja banyak yang sudah kalian lalui bersama dan sebanyak itu pula kalian akan merasakan kehilangan. Berulang kali sampai kalian belajar melepaskan.

Terdengar menyedihkan? Memang, itu memang menyedihkan. Kehilangan memang menyedihkan apa lagi ketika kamu sadar bahwa kamu sudah kehilangannya sejak lama, atau bahkan kalian memang tidak pernah memilikinya?

Geeta merasakan kehilangan berulang kali di hidupnya. Kehilangan ibunya, kehilangan ayahnya lalu kehilangan cinta pertamanya. Untuk ayah dan ibunya hanya sedikit kenangan yang bisa membuat dia merasa kehilangan. Bukan apa-apa, karena mereka memang terlalu sibuk melukai satu sama lain ketimbang bermain dengan Geeta. Entah itu hal yang patut disyukurinya atau justru membuatnya makin miris. Terutama sekarang.

Pesan malam itu adalan pesan singkat dari ayahnya. Dia mengabarkan bahwa anaknya akan dipinang sehingga dia meminta Geeta datang kerumah. Iya anaknya. Anaknya dari wanita lain. Gilanya anak dia berumur lebih tua dibanding Geeta. Geeta tidak tahu dan tidak mau tahu siapa yang merebut siapa karena toh semuanya tidak penting lagi. Ibunya sudah meninggal dan yang tersisa hanya dia dan hatinya yang babak belur.

Intan, nama anaknya adalah Intan. She lived up to her name. Dia berkilauan dan cantik.

"Ta, sudah datang?" Intan menyapanya ketika melihat Geeta memasuki pintu.

Menurut ngana? Inginnya sih jawab begitu tapi yang dilakukan Geeta hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Baju seragam kamu ada di atas, di kamar kamu. Ambil aja. Aku lihat yang lain dulu ya." Intan tersenyum kemudian berlalu, Geeta memilih memasuki kamarnya. Kamarnya tidak berubah masih terlihat rapi dan bersih, tanda tidak ada yang menempati. Iyalah, dia lebih baik mati dibanding melihat kebahagiaan ayah dengan keluarganya. Jadi dia memilih pergi dari rumah itu ketika usianya sudah cukup dan dia sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Lagi pula tidak ada kenangan bagus yang bisa diingat dari rumah ini.

Dia melihat seragam yang terbungkus plastik laundry tergantung di handle lemari. Seragam batik berwarna coklat muda yang dibentuk menjadi dress. Tidak perlu waktu lama untuk dia memakai seragam itu lalu mengikat rambutnya dan mengoleskan sedikit make up. Suara ramai di luar sudah terdengar. Geeta mengembus napas panjang. Harus menghadapi keluarga besar papanya yang selalu memandangnya tidak suka.

Geeta berjalan keluar kamar, hanya tersenyum seadanya dan duduk di belakang, di tempat yang disuruh tanpa melihat ke sekelilingnya.

"Karena semua sudah lengkap, kita akan memulai acaranya...."

Geeta mengeluarkan ponselnya, membalas pesan singkat Tia yang menanyakan kabarnya lalu membuka pesan lain dari Refa yang menanyakan hal serupa disertai dengan ceritanya mengenai repetan Tia yang harus dia dengar seorang diri hari ini hingga kupingnya pengang. Geeta terkekeh membaca pesan itu hingga sikutan seseorang terasa di lengannya menyuruh dia diam karena acara sudah mulai.

Geeta berdeham sejenak, menolak melihat ke arah ayahnya yang duduk dengan ponggahnya di sisi kiri. Melihat ayahnya selalu dapat membangkitkan ingatan buruk hingga membuat tangannya gemetar dan dia tidak mau itu terjadi sekarang. Kelemahannya adalah satu-satunya hal yang dia tidak ingin orang lain tahu selain Tia dan ibunya serta Refa dan ibunya. Empat orang sudah terlalu banyak untuk dia yang selalu sendiri. Jadi dia mengalihkan matanya ke sisi lainnya, berharap hatinya dapat menjadi lebih tenang.

Tapi memang semesta suka bercanda, bukannya lebih tenang, tangannya justru gemetar hebat saat mendapati mata itu tengah menatapnya.

Hebat, bukan hanya satu, tetapi dua. Dua orang yang selalu mengingatkannya betapa dia begitu rapuh hingga takut mencintai.

Ada yang tebakannya benar di chapter sebelumnya?
Aku lagi buka PO untuk 2 cerita di bawah, masih utuh di WPnkalau mau baca. Aku cm cetak sekali yaa ini.

Wa ke +6285959632419

Thank you

Revisi 2/3/20

Revisi 2/3/20

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beaten Track [FIN] Where stories live. Discover now