BEATEN TRACK - 6 - Buang Hajat

25.4K 3.1K 263
                                    

Repub tanpa edit 21/7/20
17/11/20
13/1/21

Dari segala hal yang terjadi hari ini, yang Geeta sesalkan adalah kenapa dia membiarkan Refa menjemputnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari segala hal yang terjadi hari ini, yang Geeta sesalkan adalah kenapa dia membiarkan Refa menjemputnya. Seharusnya dia ingat betul bagaimana watak pria itu yang suka sekali membuatnya kesal setengah mati meskipun dia tahu akan berakhir dengan biru-biru di lengan dan perutnya akibat cubitan Geeta. Refa adalah perpaduan antara nekat dan gila yang sempurna. Sempurna untuk membuat malu dan kesal disaat yang bersamaan maksudnya. Sekarang pria itu sudah jalan dengan gagahnya menuju dua orang yang menjadi pusat perhatian hari ini sambil menggenggam dengan erat tangan Geeta yang mencoba melarikan diri sedari tadi. Mereka sudah memasuki ruang tengah yang sudah disulap menjadi tempat acara dengan backdrop berwarna toska dengan tulisan nama mereka berdua serta bunga-bunga lili yang ditempatkan di sekitarnya. Acara ini seharusnya hanya dihadiri keluarga, tetapi setelah acara berakhir, banyak teman-teman mereka yang berdatangan dan itu membuat Geeta semakin mengungsikan dirinya ke taman belakang.

"Selamat untuk pertunangannya, Agrata dan Intan." Refa berucap sembari menyalami keduanya yang tengah duduk berdua di tengah ruangan. Muka Intan terlihat sangat bahagia sambil sesekali melarikan pandangannya pada cincin yang melingkari jari manis.

"Eh Ref, aku gak tahu kamu datang juga." Sapa Intan dengan senyuman yang merekah.

"Iya dadakan, princess ini minta dijemput tadi." Refa menelengkan kepalanya kearah Geeta sebagai pertanda bahwa dirinya yang menjadi penyebab pria itu mendatangi tempat ini. Padahal jika ditilik lebih dalam, pria itu yang menawarkan diri menjemputnya karena tidak tahan mendengar ocehan Tia mengenai ibunya yang selalu merusuhinya mengenai pernikahan. Mana dia perduli, dia saja belum memiliki kekasih untuk dikenalkan ke ibunya. Mentok-mentok hanya Geeta dan Tia yang sering bertemu dengan orang tuanya.

"Sayang, ini Refa dan ini Geeta. Kenal gak? Kayaknya kalian dulu satu sekolah deh, tapi dia dibawah kamu satu tahun. Dia memang jarang banget ikutan acara keluarga jadi kalian gak pernah ketemu juga, sih."

"Kenal, kemarin sempat ketemu juga pas meeting." Jawab Ata sambil menatap Geeta yang membuat wanita itu menyembunyikan dirinya di belakang Refa.

"Sedangkan Refa ini statusnya dipertanyakan, terlalu sering menempeli Geeta tapi gak pernah ada kejelasan mengenai status mereka." Goda Intan sambil terkekeh lalu merangkul lengan Ata. 

"Kita friend aja kok, Intan. Friend with benefit tapinya." Jawab Refa santai sambil tertawa sementara Geeta menggeplak kepalanya dengan clutch yang dia bawa, "sakit Geeta. Main pukul aja deh. Kalau mukul pakai bibir, aku terima." Kembali Refa mendapatkan pelototan dari Geeta, terlalu sering berinteraksi dengan pria itu membuat dia paham jika otak gesreknya sudah bekerja maka jangan dihiraukan.

"Intan, Agrata selamat ya untuk pertunangannya. Semoga lancar sampai hari-H." Ucap Geeta dengan tangan yang menempel pada lengan sebelah kanan Refa, dia enggan bersalaman karena tangannya yang bergetar akan sangat terlihat. Refa yang merasakan getaran tangan itu langsung memegangnya dengan tangan sebelah kiri, mengelusnya lembut.

"Jadi...kalian benar ada hubungan?" Tanya Intan, jelas sekali dia memakan mentah-mentah ucapan Refa yang sembarangan barusan dan mengabaikan ucapan selamat yang diucapkan oleh Geeta.

"Doakan aja ya semoga cepat nyusul. Belom apa-apa aja dia udah nempel mulu tangannya. Bayangin kalau udah jadi, bisa-bisa dia nyanyi can't keep my hand to myself-nya si Gomez." Ucap Refa sambil menunjuk pada tangan Geeta yang terus berpegang padanya sambil terkekeh. Tahu kan lagu Gomez itu? Bisa dibayangkan kalau sekarang pria sableng itu tengah menyenandungkannya tanpa tahu malu? Karena itu yang dia lakukan sekarang hingga Geeta menatapnya dengan jengah tanpa berniat menyanggah ucapan Refa karena itu akan berakhir dengan percuma. Pria itu hanya akan meneruskan racauannya sampai dia puas. 

"Makan dulu, Ref, Geeta juga belum makan kan?" Tanya Intan setelah tawanya setelah nyanyian Refa berakhir karena sepengelihatannya Geeta hanya berdiam diri dan tidak berbaur sama sekali.

"Thank you, Intan, Nyokap masak makanan kesukaan Geeta jadi dia mau makan dirumah, susah nih kasih makan si picky eater." Refa menjawil pipi Geeta sebelum melanjutkan kalimatnya, "Gue cuma mau salaman sama yang punya hajat sebelum buang hajat. Mules nih." Pria itu terkekeh dengan ucapannya lalu berpamitan sekali lagi, kali ini Geeta sudah tidak memegang tangannya karena Refa memilih untuk merengkuh wanita itu sambil sesekali mengelus lengannya dengan lembut.

"You gonna be fine, Ta." Bisiknya sambil memberikan kecupan di puncak kepala wanita itu.

###

"You okay?"

"Dia terlihat bahagia ya, Ref."

"Iya dia terlihat bahagia dan lo terlihat nelangsa." Jawab pria itu sambil menyetir mobilnya menembus jalanan ibu kota yang ramai saat hari sabtu tiba. Oh, ralat, jalanan calon mantan ibu kota ini selalu ramai tidak memandang waktu.  "Katanya sudah lupa sama dia." Lanjut Refa sambil melirik Geeta.

"Gue kira sudah, ternyata pria itu masih berada di salah satu ruang di sini." Tunjuk Geeta pada dadanya.

"Cinta pertama emang susah dilupain, ya." Geeta menyetujuinya dalam diam, dia tahu pikiran Refa kini sudah berjalan ke masa lalunya. Geeta juga tidak juah lebih baik, otaknya dengan sendirinya membuka memori mengenai pria itu. Agrata Daud. Bocah laki-laki yang menjadi cinta pertamanya dan juga patah hati pertamanya. Otaknya terus menerus membuka memori pria itu, terutama mengenai akhir hubungan mereka. Bukan hal yang ingin dia ingat, tetapi itu bagai pengingat bahwa hanya segelintir orang yang menginginkannya. "Eta, tawaran gue yang dulu masih berlaku lho. Kita bisa sama-sama belajar untuk saling melupakan masa lalu."

"Bagaimana kita bisa saling bantu kalau kita sama-sama pincang, Ref? Ini bukan lomba tujuh belasan, kita akan terus berjalan terseok-seok selama, entah berapa lama, dan itu tidak mudah. Yang ada kita justru semakin mengingatkan bahwa kita berdua kumpulan orang gagal move on."

Refa tertawa, "benar. Gue bakalan menghabiskan sisa hidup gue meratapi kenapa gue dulu menikah sama lo padahal gue bisa dapet yang seksi bahenol."

Tangan Geeta tidak tinggal diam, dia memukul keras kepala pria itu hingga mobil yang dikendarainya oleng. "Geeta! Gue bawa mobil!" Hardik Refa yang hanya dibalas dengusan oleh Geeta.

Dasar Refa sableng!

Next update rabu 13/11/19 atau kalau bintang n komen totalnya 1K dan jangan lupa follow ig @akudadodado untuk sneak peak chapter selanjutnya yaa hehehe
Ini 3 cerita yang on going, monggo ke lapaknya kalau mau baca :)

Revisi 3/3/20

Revisi 3/3/20

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beaten Track [FIN] Where stories live. Discover now