BEATEN TRACK - 10 - Akhir Bahagia. Bercanda

24.5K 3K 261
                                    

Repub tanpa edit 26/7/20
21/11/20
13/1/21

Ngakunya gak mood nulis mellow, denger Adhitia Sofyan langsung mellow maksimal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ngakunya gak mood nulis mellow, denger Adhitia Sofyan langsung mellow maksimal. Coba dengerin lagu ini yaa pas baca :)

Aku tidak tahu dengan orang lain, tetapi aku selalu menyukai kisah yang berakhir bahagia. Di mana tidak ada perpisahan yang menjadi akhir di bagian penutup. Hidup sudah terlalu berat jadi bacaan dan tontonanku jangan seperti itu. Tapi ini hidup, di mana cerita tidak berhenti ketika kamu merasa bahagia dan akan terus merasa seperti itu seumur hidupmu. Terlalu naif rasanya jika kamu berpikir seperti itu. Hidup seperti roda yang berputar, katanya.

Geeta tidak pernah melihat kisah yang berakhir bahagia di hidupnya. Ibu dan Ayahnya berpisah, meninggalkan ibunya yang terlalu sibuk meratapi nasibnya hingga lupa bahwa dia memiliki anak yang juga membutuhkannya sama seperti dia membutuhkan suaminya. Mungkin lebih besar, mengingat bagaimana dia terlalu kecil untuk mengerti betapa dunia dapat memukulmu jatuh hanya dengan sekali hantaman.

Melihat bagaimana dunianya hancur ketika ibunya memilih untuk meninggalkannya seorang diri di depan matanya sendiri setelah mengucapkan kata maaf entah untuk yang ke berapa ratus kali. Dia terlalu kecil untuk memikirkan bagaimana orang dewasa dapat menjadi sangat egois ketika menyangkut kebahagiaannya mereka.

Geeta menutup mata lalu memijat kepalanya yang berdenyut. Pikirannya kembali mengingat bagaimana ketika tadi dia sudah pamit pulang Ata justru memulai percakapan kecil yang dia tidak tahu apa maksudnya.

"Jadi, kamu tidak kenal ayahmu sendiri?" Ata bertanya sambil menatapnya dengan heran.

"Saya rasa itu bukan urusan Bapak Agrata."

Ata menganggukkan kepalanya, "benar, bukan urusanku kamu mengakui ayahmu atau tidak. Tapi apa itu tidak keterlaluan? Kamu bisa sampai di sini karena beliau."

"Bisa jangan mencampuri urusan saya?"

Ata menggedikkan bahu lalu berdiri dari duduknya, "kamu pasti tidak mau aku antar kan? Kalau begitu aku duluan."

Geeta membuka matanya ketika kilasan itu berhenti di sana. Pria itu menambah alasan untuk dia berhenti bertemu dengan keluarga dari pihak ayahnya.

"Geeta! Buka pintunya! Ayah perlu bicara!" Panggilan yang terdengar dari pintu apartemennya di iringi dengan suara gedoran kencang membuat Geeta berjingkat lalu mengikat rambutnya tinggi-tinggi sebelum membuka pintu. Dia menemukan wajah tua itu menatapnya dengan sengit sebelum berjalan masuk ke dalam apartemennya.

"Ada apa? Mengganggu tetangga teriak-teriak seperti itu." Ujar Geeta setelah menutup pintu apartemennya dan berjalan ke sofa, tempat ayahnya sedang duduk dengan gusar sebelum melemparkan beberapa lembar kertas ke atas coffee table. Geeta mengambilnya lalu menatap pria tua itu dengan datar.

"Apa yang kamu lakukan dengan tunangan kakakmu di hotel?"

"Saya anak tunggal, saya tidak memiliki kakak."

"Jangan bercanda Geeta! Kamu tahu persis dalam dua bulan lagi pria itu akan menikahi Intan dan pemilihan Ayah dalam enam bulan ke depan!"

Geeta tersenyum sambil menundukkan kepalanya, "kalau Ayah takut saya merebut pria itu, maka jawabannya adalah tidak. Saya tidak tertarik padanya dan tidak ada yang terjadi malam itu. Saya hanya mabuk, terjatuh dan pria itu menolong saya. Mungkin sebagai bentuk pertolongan kepada calon ipar."

"Jauhi dia dan jangan membuat masalah. Ayah akan mengurus foto-foto yang sudah tersebar ini."

Pria itu lalu berjalan keluar apartemen Geeta sementara Geeta melihat kembali foto-foto yang tadi ayahnya berikan. Foto ketika dia mabuk dengan Ata yang menggendongnya masuk ke dalam hotel. Pria itu nampaknya sempat menutup pahanya yang terbuka dengan kain hitam sebelum membopongnya, karena paha Geeta tidak terlihat di foto itu. Pria itu tidak tampak terlihat kesusahaan ketika melakukannya dan Geeta juga memerhatikan dirinya yang terlihat nyaman dalam gendongan Ata.

Geeta menggelengkan kepalanya lalu membuang foto-foto itu ketempat sampah kemudian memilih tidur. Tapi sialnya matanya tidak bisa diajak bekerja sama. Dia membuka ponselnya dan memulai mencari nama ayahnya di mesin pencari. Beberapa foto yang baru ayahnya berikan tadi bermunculan beserta dengan berita miring mengenainya.

Next update rabu 20/11/19 atau kalau bintang n komen totalnya 1.3K dan jangan lupa follow ig @akudadodado untuk apdet mengenai tulisanku

Revisi 7/3/20

Revisi 7/3/20

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beaten Track [FIN] Where stories live. Discover now