05. Kisah Itu Sudah Berakhir

Start bij het begin
                                    

"Gue cuci muka dulu." detik selanjutnya, Liana bangkit dari duduknya. Turun dari ranjang, dan berjalan menuju pintu lain selain pintu masuk kamar ini yang dia yakini adalah pintu kamar mandi.

David yang hanya bisa melihat kepergian Liana, mulai menghela napas berat.

David sedikit memutar tubuhnya. Pria itu melihat bayangan dirinya di cermin yang ada di depannya. Setelahnya, pria itu sedikit menunduk, melihat tangan kanannya yang terkepal. Tangan kanan yang sedikit terkena darah.

Dan emosinya sejak bertahun-tahun yang lalu ada di tangan yang terkepal tertersebut. Beruntungnya, emosi tersebut sudah tersampaikan pagi ini, sekitar sepuluh menit yang lalu. Meskipun demikian, emosi tersebut kembali hadir di jiwanya hanya karena melihat mata Liana yang bengkak karena menangis semalaman.

"Ada atau tidaknya Aldi di lingkungan hidup lo, lo harus bahagia, Na." gumamnya pelan.

"David!"

David mengalihkan pandangannya. Menatap Liana yang sepertinya baru saja keluar dari kamar mandi.

"Lo mau di situ aja?" Liana bertanya. "Kalo gue mau keluar, gak enak sama Vero kalo di dalem kamar terus."

Mata David sedikit membulat mendengarnya. Dan ketika melihat Liana membalikkan badannya hendak pergi dari kamar ini, David bangkit dari duduknya dengan cepat. Berlari mengejar Liana hingga dia berhasil menghentikan langkah Liana dengan cara mencekal tanga perempuan itu.

"Jangan dulu, Na!" titahnya sambil membalikkan tubuh Liana.

"Kenapa?" Liana bertanya dengan kebingungan.

"Pokoknya jangan dulu. Lo disini aja dulu!"

"Dave!"

"Vero yang nyuruh, katanya lo butuh istirahat. Dia juga bilang, kalo lo pengin sarapan, gue aja yang ambilin dan bawa kesini. Biar lo sarapan disini."

Liana terdiam beberapa saat sambil menatap dalam mata David untuk mencerna ucapan David tadi. Dan tingkah Liana tersebut justru membuat David terlihat sedikit gugup. Ekspresi itu benar-benar dapat Liana tanggap dengan jelas.

"Dave, lo lagi nyembunyiin apa dari gue?"

_-_-_-_-_

Pria yang tengah duduk di sofa singel yang ada di sebuah ruangan luas itu, terdengar berdecak kesal. Punggungnya dia hantamkan ke sandaran sofa. Matanya yang menajam, mulai tertutup rapat dengan kepala yang menggeleng pelan. Dia tidak habis pikir dengan semuanya.

"Sahabat bangsat." pria itu berucap pedas dengan mata tajamnnya yang telah terbuka, tertuju kearah depannya. Kearah pria lain yang duduk di sofa dengan ekspresi tenang.

"Ver!"

Clara memperingati Vero agar pria itu tidak berkata yang macam-macam lagi. Perkataan yang justru akan memperkeruh suasana kali ini.

"Jadi ini yang lo sembunyiin dari gue, Dave?"

Di sisi lain, Liana yang sempat berlari kecil di tangga rumah Vero, kini mulai menghentikan larinya ketika dia melihat para sahabat-sahabatnya sedang berkumpul di ruang keluarga rumah Vero.

Disana ada Vero, Tama, Tiara, Clara, Bela. Dan juga ada satu sosok lagi yang sempat membuat jantung Liana terasa berhenti berdetak. Dia adalah Aldi.

"Lo mau kemana, Na?" David yang sejak tadi mengikuti Liana, mulai bertanya dengan nada khawatir yang kentara saat melihat Liana kembali melangkah menuruni tangga.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu