21. Reuni Masa Lalu

195 24 30
                                    

Berkat kerja keras panitia, dan juga respon yang baik dari para alumni, akhirnya rencana reuni khusus untuk angkatan Liana benar-benar bisa di wujudkan. Tepatnya di hari ini, acara reuni akan diadakan disalah satu villa dekat pantai yang ada dikawasan Banten.

Acara reuni akan diadakan dari sore hari, tapi para panitia seperti Liana memilih untuk sampai di lokasi lebih awal dari seharusnya. Mereka harus melakukan beberapa persiapan dan pengecekan untuk yang terakhir kalinya sebelum acara dimulai. Karena ini adalah acara reuni pertama setelah kelulusan, panitia jadi ingin memberikan yang terbaik untuk mereka.

Sekarang Liana masih dalam perjalanan menuju lokasi. Ia tidak sendiri didalam mobil ini. Ada seseorang yang menemaninya, ia bahkan menyetir untuk Liana.

Setelah bermenit-menit mereka hanya diam tanpa ada obrolan, Liana berakhir mengalihkan wajahnya kearah kaca mobil. Dengan perlahan, Liana sengaja membuka kaca mobil hingga angin dari luar sana mulai masuk dan menghantam seluruh wajahnya. Perempuan itu memejamkan kedua matanya, ia sangat menikmati angin yang menghantam wajahnya.

"Kamu bisa masuk angin kalo kaya gitu terus."

Teguran dengan nada lembut itu menyadarkan Liana. Perempuan itu mengerti, ia segera menutup kaca mobil tanpa membantah sama sekali. Baru setelah itu ia melirik orang yang baru saja menegurnya.

"Kita sebentar lagi sampai," orang itu menatap Liana.

Liana berpaling menatap google maps yang terlihat di mobil. Tidak terasa, ternyata mereka sebentar lagi sampai. "Iya," jawab Liana singkat.

"Yang lain udah pada sampai?"

Liana melirik jam tangannya, kemudian mengangguk sambil menatap lawan bicaranya. "Seharusnya udah. Mereka kan, pergi lebih dulu dari kita."

"Kira-kira apa reaksi mereka nanti kalo liat aku dateng sama kamu?"

"Gak tau juga," jawab Liana. "Mereka emang gak tau kalo aku kesana sama kamu, tapi mereka tau kalo hari ini kamu juga dateng. Jadi, mereka paling cuma kaget terus tanya secara diem-diem kenapa Aldi dateng lebih awal sampai datengnya sama aku."

Aldi, pria itu menganggukan kepalanya.

Liana yang tidak mendengar suara Aldi sedikitpun, memilih untuk kembali menatapnya. "Kamu bener-bener gak terpaksa ikut aku sekarang kan, Al?"

Aldi melirik Liana. Pria itu langsung menggeleng dengan pasti. "Enggak, Na." Aldi menjawabnya dengan yakin. "Kalo aku terpaksa, mana mungkin aku langsung iyain ajakan kamu ini. Aku pasti udah nolak buat beberapa kali."

"Takutnya kamu gak enak nolaknya ke aku."

Aldi terkekeh untuk beberapa saat, dan Liana hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun.

"Gak ada gituan Na," jawab Aldi. "Kaya yang kamu bilang dari awal, ini mungkin kesempatan awal aku buat baikan sama mereka." Aldi menatap Liana dengan tulus. "Makasih karna udah kepikiran hal ini." Aldi tersenyum.

Pagi tadi, Liana mengajak Aldi untuk datang ke lokasi acara reuni bersama dengannya. Liana ingin memberi waktu lebih antara Aldi, dan teman-temannya. Walaupun kesalahan Aldi dulu dan juga kekecewaan teman-temannya terhadap Aldi tidak bisa dirubah, setidaknya mereka bisa mengontrol emosi masing-masing jika bertemu. Akan lebih baik lagi jika mereka mau berbaikan.

Aldi mungkin belum mau menceritakan semua alasan-alasannya kenapa ia sampai menghilang untuk waktu yang lama, tapi Liana yakin jika ada alasan kuat dibaliknya. Jadi daripada terus saling menyalahkan, Liana berpikir untuk menunggu Aldi menceritakannya karena Liana yakin suatu saat nanti pria itu pasti akan bersuara.

Liana berharap, jika pemikirannya ini juga terbesit di pikiran teman-temannya.

"Aku bener-bener pengin, walaupun kita semua gak bisa kaya dulu lagi, seenggaknya kita gak perang dingin lagi kalo ketemu," kalimat Liana diakhiri dengan sebuah senyuman manis.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now