37. Happy Wedding

107 9 2
                                    

Sudah satu bulan lebih semenjak kejadian di mana Aldi memperkenalkan Liana sebagai calon istrinya didepan beberapa karyawan kantor yang tertangkap basah sedang menggunjingi mereka berdua. Dan tidak lama dari kejadian itu, seluruh karyawan kantor-pun akhirnya tahu akan berita besar itu, yang mana sampai membuat gempar kantor selama berhari-hari. Hal yang pada akhirnya membuat mereka tidak lagi berani menggunjingi Liana dengan hal yang tidak-tidak, yang juga sampai membuat Liana merasa kalau mereka semua mulai memberi jarak dengannya. Yang biasanya berperilaku dan berujar dengan gamblang saat sedang bercanda dengan Liana-pun sudah tidak lagi berani.

Calon istri bos--- memang siapa yang akan berani bertingkah segamblang sebelumnya kepada Liana setelah mereka mengetahui status Liana yang baru? Belum lagi di tambah dengan kabar kalau Aldi, dan Liana sudah saling mengenal sejak masa putih abu-abu. Bahkan entah darimana mereka tahu kalau dulu Aldi, dan Liana juga sempat menjalin hubungan sebelum sempat kandas ditengah jalan.

Sebenarnya Liana ingin teman-teman kantornya berperilaku seperti biasa padanya. Tapi jelas mereka juga menolaknya, yang mana mau tidak mau ya, Liana berujung membiarkannya. Setidaknya Liana tidak sampai dijauhi oleh mereka.

"Lagi lamunin apa?"

Liana tersentak mendengar suara berat dari arah ponselnya yang sejak beberapa menit yang lalu menunjukan sosok Aldi yang sudah terlihat rapi dengan baju koko berwarna putih susu. Dan suara tadi juga adalah suara Aldi.

Setelah sepenuhnya sadar, sekarang Liana jadi tersenyum kecil. "Cuma masih ngerasa nggak nyangka aja," jawab Liana.

"Apa yang buat kamu ngerasa nggak nyangka?"

"Semuanya--- semua yang udah terjadi sama kita. Tapi ternyata itu semua juga akhirnya buat kita sampai di titik kaya sekarang ini."

"Kamu ngomong gini jadi buat aku ikutan ngerasa nggak nyangka kalo besok aku bakalan sah jadi suami kamu," disebrang sana Aldi terkekeh pelan hingga lesung pipinya terlihat jelas.

Liana tentu jadi ikut terkekeh bersama dengan Aldi, apalagi kekehan Aldi terdengar sangat manis sekaligis lucu.

Besok pagi Aldi, dan Liana memang akan melangsungkan pernikahan yang sudah lama mereka nanti. Satu minggu ini mereka juga tidak pernah bertemu secara langsung lagi, karena mereka berdua harus menjalani masa pinggit sebelum ijab kabul nanti. Sebuah tradisi yang nyatanya sampai membuat mereka berdua uring-uringan sendiri, karena nyatanya ini adalah kali pertama mereka tidak bertemu secara langsung bahkan sampai selama itu semenjak mereka kembali dipertemukan menjadi seorang atasan dan bawahannya.

Kebetulan hari ini pihak Aldi, dan Liana juga sama-sama melakukan siraman sekaligus tasyakuran di rumah masing-masing.

Seperti Aldi yang terlihat sudah rapi dengan baju koko-nya, disini Liana juga sudah rapih dengan gamis panjang berwarna senada dengan Aldi. Kepalanya bahkan susah terbalut jilbab yang senada.

"Makin kita tunggu malah makin buat deg-degan, kan Al? Waktu jadinya juga ikutan berjalan lambat, rasanya. Padahal nggak ada satu harian lagi kita udah nikah."

"Kamu ngerasa kaya gitu?"

Liana mengangguk.

"Sama ternyata." Aldi berujung terkekeh pelan sambil sesekali mengguyar rambutnya kebelakang. "Aku sampai latihan melafalkan ijab kabul berkali-kali--- takut besok tiba-tiba keceletot gara-gara grogi, soalnya."

"Awas aja kalo itu sampai kejadian ya, Al!" keseriusannya Liana kali ini justru malah membuat Aldi kembali terkekeh disana. Tapi tak urung, pria itu juga mengangguk dengan mantap.

"Heh, calon manten! Ngapain lo disini? Buru turun, udah banyak yang nyariin lo, nih!"

Liana sedikit memicingkan matanya mendengar seruan dari sebrang sana. Suara itu terdengar tidak asing untuk Liana, tapi Liana juga tidak kunjung mengingatnya.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now