05. Kisah Itu Sudah Berakhir

1K 62 36
                                    

SELAMAT MALAM 🌕

ADAKAH YANG MERINDUKAN CERITA INI 😁 AKU CAMEBACK LAGI SETELAH HIBERNASI SELAMA BERBULAN-BULAN UNTUK CERITA INI 🥴

SEKEDAR INFORMASI, SEMUA CERITA ON GOING KU EMANG GAK AKAN MENENTU UPDATENYA, JADI HARAP MAKLUM DAN SABAR MENANTINYA, BUAT YANG MAU NUNGGU AJA SIH 😪

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMEN-NYA, KALO PERLU TEBAK APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA 🤭

SEMOGA KITA DI PERTEMUKAN DI OART SELANJUTNYA 💛

BYE 👋🏻

_-_-_-_-_

Sinar mentari pagi menembus tirai putih yang menutupi jendela dan juga pintu sebuah balkon kamar yang tidak tertutup, sehingga kali ini bukan hanya hangatnya sinar mentari yang masuk ke dalam kamar, karena angin pagi yang berhembus pun ikut menyertainya.

Gangguan kecil karena sinar matahari yang masuk ke dalam kamar tersebut, ternyata mampu mengusik tidur Liana yang sejak tadi terlihat begitu nyenyak.

Erangan kecil Liana terdengar. Tubuh perempuan itu juga mulai menggeliat karena merasa tidak nyaman. Sampai pada akhirnya, perempuan itu membuka kedua kelopak matanya secara perlahan hingga terbuka dengan sempurna.

Kedua kelopak matanya berkedip beberapa kali dengan dahi yang mengkerut bingung setelah matanya dapat menangkap dengan jelas suasana kamar ini. "Ini, kok?"

"Bukan kamar elo."

Liana terkejut. Perempuan itu sampai terduduk sambil menatap kearah sumber suara yang berasal dari ambang pintu kamar ini.

"David, gue tidur di kamarnya siapa?"

David yang tengah berjalan menghampiri Liana, terkekeh pelan sampai kedua matanya menyipit. "Pertama, buka mata lo dulu!" David berujar sambil menyentuh kedua kelopak mata Liana. Pria itu berusaha membuka mata tersebut.

Karena merasa sedikit terkejut, Liana memukul tangan David sampai jari-jari David turun dari area matanya. "Apaan, sih, Dave?" ujar Liana sedikit kesal namun bingung juga. "Gue udah buka mata, juga."

"Mata lo bengkak, Na."

"Jadi sipit, kaya orang lagi merem." David menunjuk kearah kanannya yang dimana disana ada kaca besar. Dan ketika Liana menatap kearah kaca tersebut, terlihat lah pantulan wajah Liana. Disana mata Liana memang terlihat menyipit dengan kelopak mata yang membengkak.

"Makanya jangan nangis lagi!"

Liana menatap David dengan tatapan yang sulit di artikan. Dan tatapan tersebut justru di sambut dengan senyum kecil David.

"Mau gue kasih tau, kenapa lo bisa disini?" David duduk di kasur yang di duduki Liana juga.

Liana terdiam. Serpihan ingatannya semalam mulai menghampirinya. Tidak utuh, hanya sebagian-sebagian saja yang dia ingat.

"Semalem lo nangis sampai ke tiduran di rooftop rumah Vero. Jadi semalem, semua mutusin buat nginep disini, di rumah Vero. Termasuk lo yang harus gue gendong sampai di kamar ini."

"Nangis?" Liana bertanya dengan senyum samarnya. "Kedengeran bodoh banget." lanjutnya tanpa ragu mengatai dirinya sendiri.

"Manusia itu punya emosi. Wajar aja kalo lo mengekspresikan emosi lo dengan tangisan."

"Itu manusiawi."

Liana tidak berucap lagi. Perempuan tersebut hanya mengusap wajahnya kasar, lalu menyisir rambut panjangnya ke belakang menggunakan jari-jarinya sendiri.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang