20. Terima Kasih

191 23 24
                                    

Ada perasaan tidak rela saat Aldi mengantar Liana tadi. Rasa-rasanya, Aldi tidak ingin jika Liana langsung pulang begitu saja. Aldi ingin menghabiskan waktu cukup lama dengan Liana. Entah apa maksud dari perasaannya kali ini, tapi yang jelas hal ini membuat Aldi tidak tenang.

Aldi tidak bisa melakukan apapun untuk mengatasi ini, mengingat hubungannya dengan Liana yang baru saja membaik setelah sekian lama. Ia tidak mau sampai membuat Liana risih jika ia mengutarakan perasaannya ini. Sehingga Aldi memilih untuk tetap diam sampai akhirnya Liana masuk kedalam rumah. Dan setelah itu, Aldi juga memilih untuk pulang dengan perasaan yang tetap tidak rela.

Diperjalanan pulang, tiba-tiba Aldi mendapatkan sebuah panggilan dari Liana tepat saat ia memikirkan perempuan itu.

Tidak menunggu lebih lama, Aldi menekan tombol yang ada di setir untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Halo."

Sebelah alis Aldi terangkat karena ia tidak mendengar suara apapun dari sebrang sana.

"Liana?"

"Halo."

"Na, kamu denger aku?"

"Kamu disana, kan?"

Aldi jadi bingung sendiri karena Liana tidak kunjung menjawab.

Apa Liana tidak sengaja memanggilnya?

Aldi berpikir begitu sehingga ia berniat untuk memutuskan panggilan tersebut. Namun, saat Aldi ingin mengakhiri panggilan tersebut, ia malah mendengar suara seorang pria yang berseru keras.

Itu suara Galen, Aldi yakin.

"Liana!" Aldi kembali mencoba memanggil Liana, dan hasilnya tetap sama. Liana sama sekali tidak menjawab.

Walaupun Aldi tidak mendapatkan jawaban dari Liana, tapi samar-sama ia bisa mendengar beberapa percakapan antara Liana, dan Galen.

Mereka berdua sepertinya bertengkar lagi.

Aldi jadi mencemaskan Liana jika seperti ini.

Beberapa detik setelah itu, jantung Aldi seperti berhenti berdetak ketika ia mendengar suara desahan yang lirih. Walaupun terdengar lirih, tapi Aldi tahu jika itu memang suara seseorang yang sedang mendesah.

Saking terkejutnya mendengar itu, Aldi sampai mengerem mendadak ditengah-tengah jalan. Beberapa mobil, dan motor yang ada dibelakangnya, berseru kesal sambil membunyikan klakson berkali-kali sebelum akhirnya menyalip. Tapi Aldi tidak peduli dengan itu semua.

Aldi menggigit kepalan tangannya sendiri sambil terus mendengarkan suara disebrang sana untuk memastikan apa yang sedang terjadi.

"Bangsat!"

Tanpa memutuskan panggilan tersebut, Aldi menancap gas. Mobilnya mulai membelah jalan raya dengan begitu cepat.

Aldi putar arah seperti orang kesetanan. Kali ini Aldi tidak memikirkan nyawanya sendiri. Yang ia pikirkan sekarang hanya Liana yang terdengar mulai mengatakan hal yang tidak-tidak kepala Galen.

Lewat percakapan mereka berdua yang didengar Aldi, Aldi jadi tahu situasi seperti apa yang sedang terjadi antara Liana, dan Galen. Aldi sampai tidak mampu membayangkannya terlalu jauh.

Galen gila.

Aldi terus memaki didalam hatinya.

Aldi marah, itu tentu saja. Ia marah sebagai sesama pria karena apa yang Galen lakukan pada Liana kali ini sudah keterlaluan. Separah apapun kondisi hubungan mereka, tidak seharusnya membuat Galen bertindak sampai sejauh ini hanya untuk membuat Liana menjadi miliknya lagi. Galen salah melakukan itu.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now