30. Tersampaikan

168 22 13
                                    

Malam ini akan menjadi malam yang cukup mendebarkan bagi Aldi, tapi meskipun begitu Aldi tetap menyukainya. Aldi bahkan terlihat sangat menunggu tentang bagaimana malam ini akan berakhir.

Setelah mengabari Liana, dan mengatakan jika ia sudah ada didepan rumahnya, Aldi tidak kunjung berhenti memperhatikan pintu gerbang rumah Liana yang masih tertutup rapat. Pria itu menunggu Liana muncul dari sana dengan raut bingung. Ah, bahkan Aldi bisa membayangkan seperti apa wajah bingung Liana saat melihatnya nanti.

Ternyata tidak butuh waktu lama bagi Aldi menunggu Liana, karena perempuan itu sudah terlihat membuka gerbang rumahnya. Lalu ia berjalan menghampiri mobil Aldi bersamaan dengan Aldi yang juga keluar dari mobilnya.

Seperti yang di bayangkan Aldi, wajah bingung Liana terlihat menggemaskan di matanya sampai membuat ia tersenyum lebar.

"Ada apa, Al sampai kesini malam-malam begini?" Liana langsung bertanya setelah ia berhasil berdiri tepat didepan Aldi yang terlihat lebih rapi darinya. Malam ini Liana hanya memakai baju tidur lengan panjangnya saja, berbeda dengan Aldi yang bahkan memakai kemejanya dengan rapi.

"Sebenarnya aku kesini bukan mau ketemu kamu."

Apa yang Aldi katakan itu tentu saja semakin membuat Liana kebingungan. Dahinya sampai mengerut dengan mata yang menyipit. "Terus mau ketemu siapa?"

"Orang tua kamu."

"Al?" suara Liana seperti mengudara, kentara sekali ia cukup terkejut. "Ada urusan apa sampai mau ketemu orang tua aku?"

"Aku mau mengutarakan niat aku terhadap kamu. Sekaligus minta izin sama mereka." Aldi tersenyum lebar, kontras sekali dengan ekspresi yang ditunjukan oleh Liana.

"Kenapa mendadak begini?" selesai menanyakan hal tersebut, kepala Liana sempat menggeleng pelan. "Maksud ku, kenapa gak kabarin aku dulu?"

Jangan tanya seberapa terkejutnya Liana saat ini, karena perempuan itu benar-benar tidak tahu dengan niat Aldi itu. Aldi saja bahkan tidak pernah menyinggungnya sama sekali. Hal ini jelas terlalu mendadak untuk Liana yang nyatanya tidak pernah berpikir jika Aldi akan bertindak sejauh ini.

Aldi tidak langsung menjawab pertanyaan serius Liana tersebut, karena pria itu bergegas menarik pelan tangan Liana untuk mendekat kearahnya ketika ia sadar ada sebuah mobil yang mendekat hendak lewat.

Liana tentu terkejut dengan tindakan Aldi tersebut, tapi begitu ia sadar setelah ada sebuah mobil yang melewatinya, ia jadi kembali menatap Aldi dengan raut menuntut sebuah jawaban pasti. "Al, aku gak tau kalo kamu sampai ada niatan kaya gini."

Dengan tatapan yang begitu lembut, Aldi menatap kedua mata Liana dengan seulas senyum yang ikut terpatri di wajahnya. "Apa salahnya, Na?" tanyanya yang sama sekali tidak berhasil menjawab pertanyaan Liana yang pertama. "Aku emang belum tau pasti gimana perasaan kamu, gimana maunya kamu, dan gimana harapan kamu untuk hubungan kita kedepannya. Tapi yang jelas Na, perasaan aku itu udah pasti, perempuan yang aku mau itu udah pasti, dan itu adalah kamu. Aku bahkan udah yakin dengan hal itu setelah aku renungi berkali-kali."

Masih dengan tatapan yang sama, tangan Aldi mulai terangkat untuk menyingkirkan helai rambut yang menutupi mata Liana karena tertiup angin malam. Kemudia setelah itu ia kembali bertutur dengan begitu lembut. "Kita bukan lagi remaja yang berpondasi dengan kalimat 'Jalani aja dulu,' Na. Jadi karena itu aku pengin ketemu sama orang tua kamu buat mengutarakan niat baik aku ke mereka. Karena itu juga akan jadi satu bukti kalo aku emang serius ke kamu, bahkan sangat."

"Masalah kamu mau menerima aku lagi apa enggak, itu terakhiran gak papa buat aku. Yang penting disini adalah niat baik aku tersampaikan." Aldi menutup kalimatnya dengan senyuman lebar yang semakin membuat Liana tidak sanggup berkata-kata lagi.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now