Zeyan sendiri terduduk di lantai dengan rasa cemas yang semakin bertambah. Baru kali ini ia di hadapkan dengan situasi seperti sekarang. Sebelumnya Aviela belum pernah terjatuh. Kecelakaan kecil yang terjadi sebelumnya hanya berupa benturan ringan yang tidak memperburuk kondisinya.

"Aviela pasti baik baik aja" ujar Nisa menenangkan anak nya walaupun perasaan nya sekarang bahkan sama seperti zeyan.

Ceklek

Pintu itu terbuka,membuat semua pasang mata menatap ke arah seorang yang baru keluar dari ruangan itu.

"Bisakah suami nya masuk ke dalam?"

Zeyan menatap bunda nya, Nisa pun mengangguk "masuk aja,semua nya insyaallah baik baik aja"

Langkahnya memasuki ruangan putih itu. Ada rasa takut,jika saja ia akan melihat atau mendengar hal yang tidak di inginkan. Namun ia berusaha berpikir positif,'semua nya baik baik saja'.

Begitu sudah memijakkan kakinya di dalam. Zeyan melihat Aviela yang kini juga sedang menatap nya.

"Syukur kondisinya tidak terlalu buruk. Benturan yang terjadi pun mungkin bukan benturan keras" jelas seorang dokter perempuan seraya tersenyum ke arah zeyan dan Aviela.

Dalam hatinya, zeyan mengucapkan rasa syukur nya berkali Kali. Mendengar ucapan dokter barusan, dapat membuatnya bernafas lega.

"Saya permisi ya" dokter yang bernama Zahra itu mengusap kepala Aviela "Jaga kesehatan" lanjut nya dengan sekali lagi mengeluarkan senyum.

Selepas pergi nya dokter itu,zeyan menghampiri Aviela kemudian menggenggam tangan nya erat "maaf" lirih nya.

Aviela diam. Kepalanya masih sedikit pusing "Jangan bahas itu"

Kini giliran zeyan yang terdiam. Mendengar ujaran lirih Aviela, membuatnya merasa sangat bersalah sekalipun yang sekarang ada di pikiran gadis itu sama sekali tidak benar.

"Ada yang sakit?" Mencoba mengalihkan ke pertanyaan lain.

Aviela menggeleng "engga"

°°°

"Perlu mama nginep di sini gak Yan?"

Zeyan menggeleng dengan sedikit tersenyum "gakpapa ma, mama istirahat di rumah aja. Zeyan tau mama pasti capek"

Mertuanya itu mengangguk "hmm. Tapi beneran? Nanti kalo kamu perlu bantuan gimana?"

"Viela udah baikan ma, semoga aja gak ada kejadian lagi. Mereka semua juga bakal nginep di sini,zeyan gak sendiri di sini ma"

"Iya tante,Kita berdua nanti bakal tidur bareng Avi deh" Qila berujar kepada Maya,yang malah membuat wanita itu mengernyitkan alisnya
"Loh,kenapa gak zeyan aja yang temenin? Avi Kan bisa tidur sama zeyan"

Sindy merutuki kebodohan Qila. Kini ia berusaha untuk memberikan jawaban yang tepat untuk pertanyaan Maya, "gini tante, Kita tidur bareng Avi ya tidur di sini. Nginep di sini maksudnya,temenin Aviela hehe" Kekehan itu keluar karena Sindy sendiri tidak yakin dengan jawaban nya.

"Oh yaudah deh,tante ke atas dulu mau manggil yang lain. Biar gak ganggu Kalian" mama Aviela berlalu pergi.Tak lama, kembali lagi bersama tiga orang lainnya.

"Jagain anak Papa ya" hery menepuk pundak zeyan yang di balas anggukan serta senyuman darinya.

Setelah itu,keempat orang tersebut pamit dan segera pulang.

"Qil, lo bisa jelasin sekarang sama viela? Gue gak mau dia salah paham terus"

"Emang nya gakpapa?" Qila memastikan yang kembali di angguki zeyan "Coba aja dulu,kalo emang gak memungkinkan. Gue tunggu entar aja pas dia bener bener baikan".

"Yaudah Kita semua ke atas sekarang" Ucap Rafi.

Setibanya di kamar,ternyata Aviela sedang menyandarkan badannya pada kepala ranjang.

"Loh Kalian semua masih di sini?" Tanya nya.

Alfa menyahuti "iya vi, Kita nginep"
Aviela mengangguk.

"Emm vi gue sama Sindy mau ngomong sama lo boleh?"

"Iya ngomong aja"

Qila menarik Sindy untuk mendekat ke ranjang,dan duduk di depan Aviela
"Gini,Kita semua udah tau soal video ini" Qila memberikan handphone itu kepada pemiliknya. Aviela mengerti arah pembicaraan mereka,kini ia menatap zeyan dengan tatapan sekilas.

"Lo salah paham vi, gue bisa pastiin kalo zeyan gak ada apa apa sama cabe muka kw" yakin Sindy namun yang di ajak bicara hanya berdeham saja.

"Lo mau kan dengerin kejelasan tentang video ini? Bukan zeyan,tapi Kita berdua yang bakal jelasin ke lo" Qila sepertinya betul betul berusaha untuk meyakinkan sahabatnya itu.

Aviela menarik nafasnya lalu mengangguk "iya".

Tentu saja kedua orang di depannya itu tersenyum. Baik Qila maupun Sindy menjelaskan secara detail mengenai video itu. Tidak di lewatkan sedikitpun. Mulai dari mengapa zeyan bisa berada di sana sampai fakta bahwa itu hanya jebakan chika yang memang berniat untuk membuat kesalahpahaman di antara mereka berdua.

"Jadi?" Tanya Aviela pada akhirnya, mendengar penjelasan serta fakta dari sahabatnya. Membuat Aviela menundukkan kepalanya.

"Jadi,aku sama sekali gak ada hubungan apa apa sama dia. Perasaan aku bukan buat dia. Nyaman dan hangat cuma aku rasain saat aku sama kamu.." Zeyan berujar tulus, memberanikan dirinya di depan Aviela agar gadis itu tidak bepikir yang tidak pada nyatanya.

Tangannya kini menggenggam kedua tangan Aviela,menatap gadis itu dengan tatapan sayu. Gadis yang telah merubah perasaan nya agar terus menetap pada satu hati saja.

Aviela masih menunduk,rasanya sangat malu ketika ia tau yang sebenarnya,merasa egois karena sebelumnya terus menyalahkan zeyan tanpa mau mendengar penjelasan cowo itu.

"Maaff" Dengan suara pelan,Aviela berujar. Menenggelamakan wajah nya pada dada zeyan yang di balas dengan usapan lembutnya.

.
.
.
.
.
.

Hai 1836 kata :) tapi gak tau isi nya sesuai atau gak hehe

Udah baikan kok merekanya. Konflik nya singkat ya,penyelasaian konflik pun gak jelas😓

Kalo gak nyambung, bisa kasih saran n kritik yay

Jangan lupa follow ig :@eblisce__ ya :) baru lahir hari ini wkwk

My Bad Husband [Completed] Where stories live. Discover now