"Ini handphone Aviela?" Tanya Qila yang baru menyadari dan di angguki zeyan.

"Lo gak ngeliat ada orang di sekitar lo? Ini video nya di rekam dari belakang chika,muka lo gak terlalu keliatan, dan orang yang liat video ini, gak bakal tau ekspresi atau gerak mulut lo" ujar Rafi dengan sesekali menatap detail video itu.

"Yang bikin lo semua salah paham ya itu, orang yang liat pasti bakal ngira kalo gue bicara serius sama dia"

"Gue percaya sama zeyan" seru Qila tiba tiba. "di sini keliatan kalo lo nolak buat nganter dia,dia megang tangan lo dan lo langsung nepis?" Tanya nya kemudian yang sekarang memegang handphone Aviela, dan zeyan mengangguk.

"Lo semua bisa liat dengan jelas, kalo nge zoom video nya" Lanjut Qila memberikan handphone itu pada zeyan.

Benar, di saat ia melakukan apa yang di katakan Qila barusan, zeyan tersenyum lega. Setidaknya ini bisa jadi sebuah bukti untuk di tunjukkan nya pada Aviela.

"Btw itu pengirim nya siapa?" Penasaran sindy. Zeyan menggeleng
"Gue gak kenal sama nomor nya, tapi ini jelas ada kaitannya sama chika"

Mereka semua mengangguk. Zeyan hanya perlu berbicara dengan Aviela setelah ini,nenyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi.

"Gue harus ngomong sama viela setelah ini, dia mikir kalo gue emang masih punya hubungan sama chika"

Alfa menyahuti "keadaan dia gimana? Jangan sampe bikin dia sakit Yan"

"Gue gak tau, tapi gue khawatir. Dari gue pulang sekolah,tiap gue nanya dia diam dan gak ngasih respon" Zeyan sengaja tidak menceritakan semua yang beberapa saat yang lalu terjadi. Apalagi respon Aviela mengenai mereka yang bisa saja mengakhiri ikatan pernikahan ini.

"Entar kalo dia bangun, biar Sindy sama Qila aja yang ngomong sama dia" usul Rafi yang di angguki oleh kedua gadis itu " iya, kalo semua nya udah tuntas. Baru lo ketemu sama dia" Zeyan mengangguk menyetujui teman temannya.

Sekitar setengah jam mereka semua masih berada di ruang tamu. Yang mereka tunggu adalah kedatangan Aviela, namun gadis itu sama sekali belum turun dari tadi.

Qila yang bosan pun bersuara "Avi kok belum bangun sih? Atau mungkin dia udah bangun tapi tetap milih di kamar ya?"

"Kita samperin aja deh qil" sahut Sindy yang sekarang sudah berdiri.

Zeyan tidak menanggapi, ia tak masalah jika kedua gadis itu akan menghampiri Aviela di kamar,karena ia merasa jika ucapan Qila barusan ada benarnya.

Qila dan Sindy sudah berlalu dari sana menuju ke kamar Aviela. Sedangkan tiga orang cowo itu hanya menunggu di bawah.

Namun tiba tiba teriakan Qila membuat mereka yang sedang berbincang kaget.

"ZEYANN AVI JATUH DI LANTAI!"

Zeyan terdiam sejenak, namun setelah nya dengan segera ia berlari menuju ke kamar nya.

Mata nya membulat sempurna ketika mendapati pemandangan di depan. Aviela terbaring di lantai dengan suara rintihan kecil.

"Kenapa Yan?" Tanya Alfa yang mengikuti zeyan ke atas dan berdiri di pintu di susul Rafi di belakang nya.

Menghiraukan pertanyaan Alfa, zeyan segera mendekat kepada Aviela dengan perasaan yang cemas bercampur takut.

"Viela..." Lirihnya kemudian segera menggendong Aviela untuk di bawa ke rumah sakit.

"Al, bantu gue siapin mobil" zeyan segera berlalu untuk cepat sampai ke bawah dan menuju ke rumah sakit.

°°°

Semua orang termasuk orang tua zeyan dan Aviela kini sedang menunggu di luar ruangan bercat putih itu.

My Bad Husband [Completed] Where stories live. Discover now