MEMAAFKAN

178 8 6
                                    

Assalamualaikum ...
Halo teman-teman, selamat malam.

Adakah yang masih nunggu ini cerita ecek-ecek? Perjalan kisah Sakila-Andra?

Maaf ya baru bisa Up wkwkw. Leletnya minta ampun yaaa maafin yaa 😇😇

Terima kasih lho ya yang udah mau ngikutin ini cerita sayaaa 😘😇😇

💘💘💘


Kedatangan mertuanya yang tak pernah ia duga berhasil membuat Sakila terkejut. Bahkan suaminya pun tak mengatakan apapun jika orang tuanya akan datang mengunjunginya, bahkan Andra mengaku tidak menahu soal ini. Ketika bertemu kembali dengan mertuanya, Sakila langsung menyalami mereka dengan khidmat, sepatutnya seorang menantu.

Dan kini ke dua keluarga berkumpul di ruang tengah setelah menyantap jamuan makan malam yang disediakan Rianti dengan ala kadarnya karena dia pun tak tahu jika besan jauhnya akan datang. Ditemani teh hangat serta cemilan yang khas Jogja mereka menikmatinya bersama.

“Ibu, Bapak sehatkan? Ibu kok sekarang kurusan?” tanya Sakil begitu perhatian. Tak ada perasaan tak suka bahkan benci untuk Ibu mertuanya ini.

Sari tersenyum, ke dua netra sayu itu mulai berair. Tangan ringkih yang mulai keriput itu mengambil ke dua tangan Sakil, digenggamnya lembut membuat Sakil sedikit menegang pasalnya baru pertama kali ia disentuh seperti ini. Baru pertama kali dia mendapatkan tatapan lembut seperti ini dari sang mertua. Ada perasaan asing yang menelusup hatinya yang membuncah syarat kebahagiaan. Ia merasa jika mertuanya sudah menerimanya, sebagai menantu.

Nduk, Ibu datang ke sini selain untuk melihatmu Ibu juga mau minta maaf sama kamu. Ibu banyak salah, Ibu menyakitimu. Ibu sudah jahat sama kamu memaksa kamu untuk melepas Andra padahal Ibu juga seorang wanita. Ibu minta maaf, Nduk.” Sesal Sari dengan terus menundukkan kepalanya seolah tak berani lagi menatap sang menantu yang kini ikut menitihkan air mata.

Dengan lembut Sakil membalikkan genggaman Sari sehingga kini Sakila yang menggenggam tangan Ibu mertuanya.

“Tak ada yang salah, Bu. Ibu tidak salah, apa yang Ibu lakukan itu sudah benar. Ibu hanya ingin putera Ibu bahagia. Mas Andra memang mencintai Sakil, Bu. Sangat mencintai. Tapi, Sakil tahu dengan benar jika Mas Andra juga mengharapkan anak yang belum bisa Sakil berikan. Maka dari itu, Sakil menyetujui usul Ibu. Itu bukan karena Sakil takut Ibu tapi Sakil lakukan juga untuk Mas Andra. Sakil ingin Mas Andra bahagia dengan bisa merasakan menjadi seorang Ayah meskipun bukan dari rahim Sakil.”

“Ibu tidak salah apa pun. Yang Ibu lakukan sama seperti yang Sakil lakukan, demi Mas Andra. Jadi, sudah ya Bu jangan menangis lagi. Semua sudah jauh lebih baik. Sebentar lagi Mas Andra akan memiliki anak yang in syaa Allah langsung dua. Ibu juga sebentar lagi akan dipanggil … Mbah Uti apa …. Eyang?” ujar Sakil dengan nada gurauan pada kalimat terakhir membuat Sari juga yang lainnya mengulum senyum.

Sari tersenyum tulus, tangan kanannya terulur mengusap wajah ayu Sakila.

“Ke mana saja mata Ibu yang tidak sadar jika menantu Ibu secantik ini dan ke mana hati Ibu kemarin baru menyadari jika menantu Ibu begitu mulia. Maafkan Ibu ya sayang, terima kasih karena sudah mau bertahan dan mencintai putera Ibu.” Ujar Sari brgitu tulus membuat Sakila menangis haru.

“Bu, boleh Sakil peluk Ibu?” tanya Sakila disela isakannya.

Sari tersenyum dengan air matanya yang berlinang. “Sini Nduk, mulai sekarang peluklah Ibu kapan pun kamu mau. Ibu adalah Ibumu juga.” Ujar Sari yang menarik lembut tubuh Sakil ke dalam pelukan hangatnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

P E R F E C TWhere stories live. Discover now