Kejutan

116 2 2
                                    

💘💘💘

"Kamu kenapa lihat suami kok kayak lihat hantu. Gak seneng ya Mas pulang?"

Bukan! Tentu saja bukan. Aku senang, sampai aku tidak percaya jika pria dewasa yang kini berdiri menjulang di depanku ini adalah Mas Andra-suamiku. Suami yang begitu aku rindukan.

"Tuh malah ngelamun. Beneran gak suka ya Mas pulang?" pertanyaan Maa Andra yang kali ini terdengar seperti sebuah rajukan menyadarkanku. Dan segera aku menggelengkan kepalaku.

"Mas kapan pulang? Kok Sakil gak tahu?" tanyaku yang akhirnya bersuara setelah menyakinkan diriku sendiri jika pria ini benar-benar Mas Andra bukan hanya bayangan yang tadi sempat terpikirkan olehku.

Mas Andra mendesah, "begitu ya nyambut suami. Jangankan pelukan rindu salam aja enggak." Ujar Mas Andra yang kali ini benar-benar merajuk.

Segera saja aku berdiri dan ingin mendekati Mas Andra untuk menyalaminya tetapi baru setengah langkah Mas Andra sudah mundur dua langkah. Aku menatapnya bingung. Beneran marah?

"Mandi dulu sana nanti baru kangen-kangenan." Ujar Mas Andra dengan kerlingan mata yang menggoda yang membuatku mencibir.

"Yaudah, Sakil mandi dulu." Ujarku tanpa bicara apapun lagi aku langsung melesat pergi masuk ke dalam kamar mandi.

💘


Baru aku melimpat mukenaku, aku merasakan sebuah pelukan hangat yang sudah lama tak kurasakan. Kurasakan hembusan nafas Mas Andra di sela-sela leherku terlebih wajahnya memang terus bergerak seolah mencari kenyaman di sana.

"Mas kangen banget sama kamu. I miss you like a crazy, my wifey." Bisik Mas Andra semakin mengeratkan pelukannya.

Aku tersenyum setelah menormalkan perasaan tegangku. Pelan-pelan aku menyentuh lengan besar Mas Andra yang melingkar di atas dadaku. "Mas pulang kenapa gak kasih tahu Sakil? Tahu Mas pulang hari ini, Sakil gak akan pulang telat." Ujarku

"Mas gak perlu bilang surprise, Mas rasa kamu sudah tahu jawabannya."

"Baru saja bilang surprise." Kekehku sementara Mas Andra mendengus dan mencium pipiku kilat meninggalkan hawa panas di wajahku.

Setelah memelukku dengan erat sekali lagi, Mas Andra melepaskan pelukannya dan akupun langsung membalikkan badanku dan menyambut tangan kanannya lalu mencium punggung tangan Suamiku. Mas Andra tersenyum dengan mencium puncak kepalaku.

"Jadi, kapan Mas sampe rumah?" tanyaku seraya kembali melanjutkan melimpat mukenaku.

"Jam tigaan tadi." Jawab Mas Andra dengan merenggangkan kedua tangannya melemaskan otot-ototnya.

"Sudah makan?" tanyaku lagi

"Belum. Terakhir makan tadi pagi."

Aku mencibir, "Sudah berulang kali Sakil ingetin agar Mas gak makan telat."

Mas Andra tersenyum, "tadi nanggung sayang. Mas berangkat dari rumah itu setelah dzuhur nunggu ada satu jam-an lebih di bandara."

"Mas kan bisa jajan di bandara. Jangan jadiin Sakil alasan Mas gak makan siang." Ujarku yang membuat Mas Andra terkekeh.

"Kamu beneran gak kangen sama suami, ya. Mas datang dikira hantu sekarang diomelin." Ujar Mas Andra menggerutu.

P E R F E C TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang