Menuju Halal

117 2 1
                                    

Happy Reading ...
I hope you like my story 😍
사랑해♡



💞


Minggu ini aku benar-benar disibukkan dengan ujian. Aku harus bisa memahami beberapa buku yang 2 atau 3 mampu membuat pingsan ketika aku memukulkannya pada kepalamu. Aku tidak bercanda ada beberapa buku yang memang tebal. Dan aku harus benar-benar memahami isinya dengan baik jika aku ingin mendapatkan nilai bagus. Dan aku benar-benar berusaha akan hal itu. Maka dari itu selama ujian aku benar-benar sibuk bahkan beberapa kali Mama harus memarahiku karena melewatkan makan dan sesekali Mama mengantarkan makananku ke dalam kamar. Aku melakukan ini karena sungguh aku tidak ingin nilai IPK ku nanti turun dari sebelumnya. Aku mau semampuku bertahan dengan IPK ku tetapi aku juga berusaha agar bertambah untuk semester ini.



Dan yang menambah semangatku untuk semester sekarang adalah tahun ini ada seseorang yang memberikanku semangat. Tentu saja dia adalah Pak Andra. Pak Andra tidak pernah absen untuk mengirim pesan memberikanku semangat, mengingatkanku untuk makan dan juga istirahat. Hal-hal kecil tapi mampu menciptakan kupu-kupu dalam perutku. Bagi kalian mungkin ini hal biasa tapi untukku tidak karena yang memberikan semangatku adalah calon suamiku. Cieee ... calon suami teman-teman!



Bicara calon suami. Tanpa terasa ini sudah hari sabtu lagi. Dan kemarin Pak Andra sudah mengatakan jika dia dan keluarganya berangkat tadi malam dan otomatis sekarang Pak Andra juga keluarganya sudah ada di Jakarta dan malam ini Pak Andra bilang akan datang untuk lamaran resmi. Dan di sinilah aku. Di depan baskom yang sudah berisi terigu dan teman-temannya. Seperti mixer ini yang bergetar jantungku pun sama. Sungguh sejak semalam aku tidak bisa berhenti memikirkan untuk acara malam ini. Wajar bukan ini pertama kalinya aku di lamar dan pertama kalinya aku akan bertemu keluarga Pak Andra. Ini lebih gugup dari pada bertemu dosen killer.



Sejak pagi tadi Mama sudah memintaku untuk membantunya memasak. Mama akan membuat beberapa kue kering. Dan sekarang aku sedang mangaduk adonan yang akan dijadikan nastar. Sementara Mama sedang mengurus bolu kukus.



"Cie .. yang mau ketemu camer sibuk amat dari tadi." Sudah bisa ditebak tanpa harus melihat ke arahnya. Itu adalah Rei.



Rei yang sedari pagi memang belum keluar kamar akhirnya dia muncul dengan rambut yang masih berantak. Kelihatan banget baru bangunnya. Aku, Mama atau Ayah tidak mempermasalahkannya karena kami tahu jika Rei semakin sibuk dengan kuliahnya jadi kami memilih untuk tidak mengganggu tidurnya asalkan dia tidak lupa dengan kewajibannya-menunaikan ibadah.



"Sana sarapan. Nasi goreng tadi pagi masih ada." Ujarku yang terus memandanginya. Yang kali ini tengah menikmati kacang telur, kue kacang yang baru saja keluar dari oven beberapa menit yang lalu.



"Acaranya malemkan? Jam berapa?" Tanya Rei



"Tadi bilangnya habis isya'." Jawabku yang masih terus mengaduk adonanku.



"Nanti Om sama Tante datangkan Ma?" Tanya Rei kembali. Ya kami hanya akan mengundang kerabat terdekat Ayah serta RT di sekitar sini untuk menjadi saksi.



"Iya Rei. Nanti sorean mereka baru ke sini." Sahut Mama



"Si Zafran diajak kan?" Zafran itu anak dari sepupuku, Kak Dilla. Usianya baru 2 tahun-masih lucu-lucunya yang mulai beranjak dengan ide-ide tak terduganya. Dan kami selalu senang ketika bertemu dengan bocah lelaki itu terutama Rei. Dia yang anak bungsu seperti mendapatkan adik kalau ketemu Zafran.



"Iya pasti. Orang Dilla ikut." Kembali Mama menjelaskannya.



"Kak Sakil gak mau undang temen. Kak Meisya gitu. Buat jadi pendamping Kakak."

P E R F E C TWhere stories live. Discover now