Part 33 🐢

31.5K 1.6K 156
                                    

Putri masih mendongak dan menunggu apa maksud dari pertanyaan Leon. Dia memang menyadari kalau otaknya memilik loading yang lemot dan masih menunggu untuk Leon menjelaskan pertanyaannya barusan.

Dengan Putri yang masih berada dipangkuan Leon, Putri tidak bergeser sama sekali dan hanya menatap manik mata milik Leon. Lelaki itu terlalu tampan dan membuat semua orang tidak akan pernah melepaskan pandangan mereka terhadapnya.

"Imamura!"

Satu kata itu, Putri akhirnya mengerti apa yang dimaksud Leon kali ini. Apa Leon diam-diam menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Putri dimanapun dia berada. Semua itu tanpa sepengetahuan dari Putri sendiri. Sebenarnya Putri tidak merasa risih ataupun marah, malahan dia merasa senang, Leon melakukan itu karena dia terlalu khawatir pada Putri. Dan Putri menyukai sikap yang seperti itu.

"Apakah Imamura masih mengejarmu?!" Ada nada yang sangat dingin sampai membuat seluruh tubuh Putri menjadi merinding.

"Tidak tidak, dia tidak lagi menyukaiku. Kemarin kita hanya bertemu dan mengobrol. Farel dan Sinta juga ada disana, dan kebetulan ada sesuatu yang harus mereka urus. Aku dan Imamura hanya mengobrol tentang bisnis." Jawab Putri dengan panik.

Leon tidak meragukan Putri tetapi dia ingin memastikan tentang informasi yang diberikan oleh anak buahnya. Anak buahnya memberikan beberapa foto kepada Leon saat ia masih mengadakan rapat. Di saat itu juga Leon langsung menyelesaikan rapatnya dan segera pulang menuju apartemen milik Putri dan menunggunya didalam.

Mendengar bahwa perempuannya mengatakan dengan nada yang bergetar karena takut. Leon langsung memeluk Putri dengan sangat erat ingin menyatukan tubuh itu dengannya. Putri merasa lega saat mendapatkan prilaku sayang Leon. Itu menunjukan kalau dia tidak lagi marah.

"Baiklah aku percaya denganmu. Sekarang, apa kamu lapar?" Leon mengusap pungung Putri dengan sayang.

"Enn.. aku lapar, tadi kami tidak sempat untuk mengisi perut."

"Bagaiman kalau aku memasakan sesuatu untukmu?"

Putri langsung mendongak dan menatap Leon tidak percaya. Apa ini, seorang dewa menawarinya untuk memasak. Apa dia bisa?

"Kak Leon bisa memasak?" Putri masih tidak percaya dan bertanya.

"Apa kamu meragukanku hemm?"

"Tidak tidak, aku hanya.... hanya kaget mendengar itu." Putri berbicara dengan menundukan kepalanya. Dia masih terkejut dengan itu.

Leon merasa sangat gemas melihat Putri yang seperti ini. Dengan cepat Leon mencium puncak kepala Putri dan menurunkannya dari pangkuannya. Leon menggandeng tangan kecil dan halus itu menuju dapur apartemennya.

Leon mengangkat Putri dan menaruhnya diatas meja marmer yang ada didapur. Putri hanya menurut dan diam diatas meja.

"Apa yang ingin kamu makan?"

Sambil bertanya Leon membuka kulkas dan melihat isi dari kulkas itu. Putri hanya menjawab terserah dan Leon segera mengambil bahan-bahan yang diperlukan.

Putri sebenarnya merasa malu melihat itu, dia sebagai calon istri malah tidak bisa memasak. Bagaimana kata orang lain jika melihat semua ini. Dengan iseng Putri mulai bertanya.

"Emm... kak Leon bisa memasak dari ajaran tante Syhanas?"

Setelah mencuci daging sapi itu, Leon berbicara sambil memotong-motong daging sampai berbentuk dadu-dadu kecil. "Aku tidak belajar pada siapapun."

"Lalu bagaimana kak Leon tau cara memasak?" Putri bertanya sampail mengayunkan kedua kakinya dan memandang Leon.

"Entah, aku sudah mulai memasak makanan sendiri saat lulus kuliah dan menepati perusahaan. Mungkin sejak saat itu aku bisa."

"Wahh.. kak Leon hebat, bagaimana kalau mulai besok aku akan belajar memasak dan akan memasakan kak Leon makanan yang enak setiap hari." Putri berbicara dengan riang dan penuh kebahagian.

"Tidak."

Leon berkata sambil menatap Putri dengan tatapan yang serius. Putri mencoba untuk mencerna apa yang Putri katakan ada yang salah.

"Ma...maksud kak Leon?"

Leon berjalan kearah Putri dan mengenggam kedua tangan Putri dengan lembut tapi erat. "Kamu tidak boleh berada didapur. Biar aku saja yang akan memasak untuk kita berdua. Tangan selembut ini tidak baik untuk pekerjaan yang kecil, Kamu cukup mengurus rumah dan anak-anak kita kelak."

Putri sudah memerah dari ujung leher sampai seluruh wajahnya. Entah mengapa Putri berfikir kalau Leon sekarang ini sedang bucin, dan itu mengemaskan serta menyentuh. Putri sampai tidak bisa berkata apa-apa saat ini.

Setelah selesai memasak, Leon mengajak Putri menuju ruang makan untuk mencicipi hidangan yang sudah disiapkan. Putri duduk dengn senyumnya dan mulai menikmati masakan milik Leon.

Masakan itu sangat lezat, daging yang lembut serta bumbu yang merasap sangat mengugah selera penyantap. Putri melirik Leon yang hanya menopang dagunya menyaksikan Putri yang sedang menguyah makanannya.

"Apa kak Leon tidak makan?" Dengan mulut yang masih penuh dengan daging, Putri bertanya pada Leon.

"Jangan berbicara saat sedang makan." Leon menegur Putri dengan nada lembutnya.

"Enn..."

Hari sudah sangat larut. Putri dan Leon memutuskan untuk segera tidur. Apartemen milik Putri memiliki dua kamar tidur, Putri menepati kamarnya dan Leon berada dikamar sebelah.

Putri masih membuka matanya dan menatap langit-langit kamar yang berwarna putih bersih. Putri memikirkan kedua sahabatnya yang sudah bersama. Mengingat mereka berdua selalu bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah, tidak menyangka kalau mereka akan bersatu.

Sinta dan Farel adalah teman masa kecil. Kedua orang tuanya adalah sahabat dan menjalin bisnis mereka bersama-sama. Farel dan Sinta mau tidak mau mulai berteman dan akhirnya menjadi sahabat.

Putri tidak pernah tidak melihat mereka berdua selalu bertengar, bahkan masalah kecilpun selalu mereka ributkan. Sekarang Putri tau, mereka mengespresikan cinta dengan cara tersebut.

Setelah memikirkan itu, Putri tanpa sadar mulai tertidur sampai hari sudah menjelang pagi. Matahari yang bersinar cerah menerobos disela-sela jendela dan menyinari ruangan. Perempuan yang sedang tidur dikasurnya itu dibangunkan dengan ketokan dipintu kamar dan suara langkah kaki yang memasuki kamar.

Orang itu perlahan duduk disebelah Putri dan mencium dahinya. Dari aroma yang familiar Putri tau siapa itu. Leon membangunkan dirinya dengan cara yang menyenangkan.

"Sayang, bangun ini sudah pagi."

Putri menarik tangan Leon kearah pipinya dan mengosok-gosoknya. "Hari ini aku tidak kekantor dan kak Leon sudah berjanji untuk juga tidak kekantor, apa kak Leon lupa?"

"Aku tidak akan lupa. Karena kita sama-sama libur, apa yang ingin kita lakukan?"

Putri langsung memposisikan dirinya untuk duduk berhadapan dengan Leon sambil berbicara. "Hari ini banyak yang ingin aku lakukan bersama kak Leon. Pertama-tama ayo kita mencuci baju bersama. Lalu membersihkan rumah bersama-sama. Dan kak Leon harus mengajariku untuk memasak. Tenang, aku hanya ingin menguasai beberapa resep dan tidak akan berani pergi kedapur tanpa izin dari kak Leon. Setelah menyelesaikan semua itu, kita pergi keteras ruamah dengan membaringkan tubuh diatas karpet yang lembut dan saling berbincang."

Leon mendengarkan dengan seksama, mereka merindukan saat-saat bersama. Semua urutan kegiatan Leon tidak keberatan untuk menerimanya. Perempuan kecil ini sangat antusias dan mengemaskan.






TBC🐢

Bang bang Leon bucin ahhh😂

Votenya guys....

This Is Me (TAMAT)Where stories live. Discover now