Part 30 🐢

32.5K 1.7K 66
                                    

Putri memasuki ruang tamu dengan pipi yang masih memerah. Dibelakangnya juga Leon masih mengikuti dengan senyuman diwajah tampannya. Sekarang dia merasa puas melihat Putri yang sedang malu kucing dan tidak menatap kebelakang.

Diruang tamu terdengar suara tawa dan obrolan yang ringan. Ruang tamu itu dihadiri orang tua Putri dan orang tua Leon, juga ada simanis Daniel yang ikut serta.

Saat Putri dan Leon menghampiri mereka, mereka segera beralih menatap dua pasang kekasih itu dan menyuruh dua orang untuk duduk. Sebenarnya mereka semua sedang membahas tentang kemajuan bisnis yang dialami keluarga mereka dan berencana untuk sepenuhnya mendukung apapun yang menjadi pilihan dari putra putrinya.

"Bagaimana kabar kamu sayang?" Clara segera memeluk Putri dengan tulus dan penuh dengan rasa rindu.

"Baik kok mah, mama bagaimana disini, apa si El tidak melakukan apapun?"

"Kenapa menanyakan kabarku. Disini semua orang selalu merasa khawatir padamu, tidak ada yang meghawatirkanku. Itu karena sikap kekanak-kanakan mu masih ada sampai sekarang." Daniel yang duduk disalah satu sofa angkat suara mendengar kakaknya mengatakan itu.

"Hei... kenapa kau mengatakan kalau aku kekanak-kanakan. Aku sudah dewasa dan sudah hidup mandiri."

"Memang kenyataannya seperti itu."

"Sudah... sudah, kalian sudah tujuh tahun tidak bertemu dan malah bertengkar. Apa kalian tidak saling merindukan hah?"

Putri dan Daniel seketika diam tidak bersuara. Sebenarnya mereka berdua saling merindukan, tetapi seperti sudah terbiasa bertengkar, mereka tidak bisa menghilangkan kebiasaan itu.

"Apa kalian berdua sudah makan?" Tanya Syhanas yang duduk disebelah suaminya.

"Sudah kok mah."

"Baiklah karena ini sudah malam kami akan tidur terlebih dahulu. Jika kalian sudah mengantuk segera tidur dan jangan terlalu malam."

"Enn..."

Para orang tua segera pergi menuju kamar mereka. Kediaman Valdo cukup mewah dan sederhana itu cukup untuk beberapa orang tamu yang ingin menginap. Dan kamarnya juga cukup luas dan sempurna.

Daniel dan Leon sekarang berada diruang keluarga dengan menonton sebuah film action, Putri kembali dari arah dapur dengan membawa dua gelas susu kearah dua orang laki yang asik menonton film mereka. Putri berjalan tanpa alas kaki dan duduk disebelah Leon dengan memberikan salah satu gelas kearah Leon.

"Trimakasih.." Putri hanya mengangguk menjawab.

"Mentang-mentang sudah saling mengingat, sekarang kau tidak pernah membawakanku susu lagi."

"Owh... sejak kapan adik manisku menjadi manja seperti ini. Siapa yang dulu selalu menolak saat aku membawakan susu untukmu hah, mengatakan kalau kamu bukan anak kecil lagi. Dan sekarang.."

"Siapa yang manja?"

"Kamulah siapa lagi."

"Aku tidak..."

"Tunggu dulu, sebelum aku pergi kamu dekat dengan gadis yang bernama.... ah Lita, apa hubungan kalian membaik dan menjadi kekasih?" Putri beralih duduk diantara Leon dan Daniel dengan membawa susunya.

Daniel tiba-tiba memerah dan segera beranjak dari sofa. "Bukan urusanmu." Dan melarikan diri dengan cepat.

"Ehh.. kenapa dengan anak itu." Putri langsung menghabiskan susu yang ia pegang dan beralih bersandar pada paha Leon, Leon dengan naluri melingkarkan tangannya diatas perut rata Putri.

"Apa kak Leon tau hubungan mereka?"

"Enn.."

"Benarkah, cepat katakan padaku."

Putri segera beranjak dan menghadap kearah Leon. Ini tentang masa depan adiknya, adik yang super dingin kini sudah memiliki seorang gadis. Dan itu gadis yang sama tujuh tahun yang lalu.

"Cepatlah kak Leon, apakah mereka sudah menjadi sepasang kekasih?"

"Cium aku jika ingin tau." Leon memajukan pipi kanannya untuk mengambil kesempatan.

Pipi Putri tiba-tiba memerah. Sejak kapan Leon meminta ijin untuk Putri cium. Biasanya langsung nyosor dan tidak meminta ijin. Putri dengan perlahan memajukan wajahnya dan mencium seluruh wajah Leon. Sedangkan Leon yang dicium masih belum merasa puas. Ia memajukan bibirnya dan mengisyaratkan agar Putri mendekat. Belum sempat Putri menempelkan bibirnya, tiba-tiba suara seorang perempuan yang melengking itu terdengar diseluruh rumah.

"Astaga.... berhenti kalian... beraninya main sosor-sosoran. Inget kalian itu belum menikah." Clara menghampiri kedua kekasih itu dan menjewer kedua telinga mereka. "Gawat ini kalau terus berlanjut, bisa kelewat kalian."

Orang-orang yang mendengar suara Clara yang nyaring segera menghampiri dan melihat apa yang terjadi, mereka semua bingung dengan apa yang terjadi, sebelumnya masih baik-baik saja.

"Tante lepaskan Putri tante, ini salah Leon tante." Leon melihat Putri yang kesakitan tidak tega.

Clara dengan marah langsung nelepaskan telinga mereka berdua. Leon dengan cepat mendekat kearah Putri dan melihat telinganya yang berubah menjadi merah. "Apa terasa sakit?" Sambil bertanya, Leon mengelus telinga Putri yang memerah dan mereka berdua bahkan tidak merasa bersalah.

"Haiss... malah sayang-sayangan nih bocah. Woi kalain itu salah, sini Putri duduk berjauhan dengan Leon." Clara langsung menyeret Putrinya menjauh dari Leon dan mendudukannya disebelah Clara.

Seluruh keluarga yang hadir ikut duduk dan menatap aneh. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Valdo ikut duduk disebelah Putri dan bertanya.

"Mereka berdua sudah terlalu mesra sayang. Ini sangat gawat." Clara berbicara dengan suaminya dengan nada khawatir.

"Memang apa yang terjadi Ra?" Syhanas masih belum mengerti dan bertanya.

"Mereka berdua udah main sosor-sosoran tau. Itu bisa kebablasan dan membuat orang ketiga hadir."

Mata mereka semua membulat sempurna. Mereka tanpa sadar menatap dua kekasih yang saling pandang tanpa bersalah. Clara sampai pusing menghadapi dua kekasih yang masih bersikap romantis saat terciduk seperti ini.

"Hahaha... langsung dinikahkan saja kalu begitu." Nathan tiba-tiba tertawa langsung membuat kesimpulan yang membuat semua orang diam.

Mereka sekali lagi saling memandang dan beralih memandang dua kekasih itu. Kedua keluarga sudah lama tidak mendengar suara tangis seorang bayi. Umur kedua kekasih itu juga sudah matang. Bagaimana kalau mereka dinikahkan saja. Toh mereka juga saling cinta.

"Benar, mending kita nikahkan mereka sesegera mungkin. Bagaimana menurut kalian berdua?" Clara beralih menatap Leon dan Putri untuk bertanya.

"Aku terserah Putri." Leon menjawab tanpa pertimbangan sama sekali.

"Kalau kamu Putri?"

"Emm.. aku juga sama." Putri menundukkan kepalanya dengan rasa malu dan itu membuat semua orang merasa lega.

"Baik, karena sudah diputuskan. Besok kita akan memilih tanggal yang baik. Sekarang kita istirahat terlebih dahulu sebelum mempersiapkan keperluan yang ada."

Semua orang kembali beranjak dengan hati yang bahagia. Setelah sekian lama kini keluarga mereka akan segera mendapat hari yang dinanti-nanti. Saat semua sudah kembali kekamar, Leon dan Putri perlahan-lahan mendekat dan ingin mengucapkan selamat malam.

"Berhanti." Mereka berdua seketika berhenti tidak bergerak. "Putri malam ini tidur dengan mama, biar papa tidur sama El." Clara langsung menyeret Putri menjauh dari Leon.

Leon dan Putri tanpa sadar menutup wajah mereka, mereka seperti sedang melakukan cinta monyet yang akhirnya ketahuan. Tetapi dihati mereka sangat bahagia. Akhirnya mereka bisa menjalankan ikatan suci yang tidak akan pernah terpisah.




TCB🐢

Uchhh... akhirnyaaa...

Maap baru up😁
Votenya biar akoh cepat up👍

This Is Me (TAMAT)Where stories live. Discover now