Part 23 🐢

30.4K 1.7K 42
                                    

Hari ini adalah hari dimana Leon diperbolehkan untuk pulang setelah hampir satu minggu setengah ia dirawat dirumah sakit. Tentang Putri, Putri selalu menemani Leon, setelah ia pulang kampus ia langsung pergi kerumah sakit untuk Leon bahkan Putri menyuruh Clara untuk mengambilkan bajunya dan buku-buku pelajarannya. Kamar inab Leon sekarang berubah menjadi tempat tinggal. Leon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Putri yang terlalu cemas. Di rumah sakit, apabila Putri kesusahan dalam pelajaran maka Leon akan membantunya, walaupun Leon sakit tetap saja saat menyangkut sebuah soal, itu sama saja. Leon tidak segan-segan menyuruh Putri untuk menyalin sebanyak duapuluh kali jika salah.

Putri membantu Leon keluar dari rumah sakit perlahan. Tubuh Leon memang sangat kuat dan kini kian sembuh. Putri hanya membatin dalam hati, jika dia memiliki tubuh seperti halnya seorang lelaki maka ia pasti sangat bersyukur.

Mobil yang mereka tumpangi memasuki perkarangan rumah milik Leon dengan selamat. Putri yang setia kepada Leon terus saja membantu Leon sampai mereka disambut oleh kedua orang tua Leon.

Hari ini sudah menjelang malam dan Putri harus pulang, Putri sudah berjanji pada papanya akan segera pulang, papanya sangat merindukan anaknya itu.

Kini Putri membantu Leon membenarkan bantal dipunggung Leon dan menatapnya dengan seksama. "Mmmm... kak Leon, Putri pulang dulu ya." Sebenarnya Putri tidak ingin beranjak dari Leon tetapi mau bagaimana lagi.

Setelah hening tak ada suara, Leon membalas tatapan Putri dengan lembut dan berkata. "Baiklah, kamu pasti sangat lelah. Pulanglah dengan selamat dan kemari temui aku setelah pulang kampus hemm!"

Pipi Putri merah merona mendengar Leon berkata super super lembut di telinga juga dihati, siapa yang tidak meleleh cobak. Putri yakin kalau nada itu hanya ditunjukan untuknya seorang.

"Enn.. aku akan berhati-hati, kalau begitu Putri pulang dulu."

Setelah berpamitan pada calon suami impian yang pastinya otw akan terwujud, kini Putri dalam perjalanan pulang diantar oleh sopir pribadi milik keluarga Leon. Perjalanan terlihat mulus dan sampai pada tujuan dengan selamat. Setelah sampai di rumahnya Putri berpamitan pada sopir dan pergi memasuki rumah. Rumah terlihat sangat sepi tak ada orang, itu membuat Putri merasa aneh.

Putri berjalan kearah ruang tamu menaruh tas miliknya dan berjalan menghampiri meja makan. Di sana Bik Minah berjalan menghampiri Putri dan bertanya. "Nak Putri mau makan apa?"

Bik Minah dulunya adalah tetangga Clara mama dari Putri di desa. Bik Minah adalah tetangga sekaligus orang tua dari Clara. Jika tidak ada bik Minah mungkin Clara tidak akan bisa tinggal di kota walaupun ada kejadian yang tak terduga. Bik Minah sudah hidup bersama keluarga Valdo puluhan tahun lamanya dan sudah dianggap menjadi keluarga sendiri.

Bik Minah sangat menyayangi keluarga kecil Valdo dan akan terus mengapdi pada keluarga itu sampai ia tiada.

"Putri mau nasi goreng sama es teh. Oh ya, kemana perginya papa sama mama, Minmin?"

"Valdo bersama istrinya sedang pergi menghadiri sebuah acara yang penting."

"Owh..."

"Baiklah kamu tunggu disini Minmin akan ambilkan nasi gorengnya dulu."

Setelah bik Minah pergi untuk memasakan nasi goreng untuk Putri, Putri mendengar suara langkah kaki dari arah belakang dan Putri mendapati Daniel sedang berjalan dengan wajahnya yang super gelap membuat orang merinding.

"Hei manis, kenapa tuh muka hah?"

Daniel menghiraukan Putri dan masih menaiki tangga menuju kamarnya masih dengan wajah gelapnya. Kamar Daniel memang terletak bersebelahan dengan kamar Putri dilantai dua. Aneh, biasanya kalau Putri memanggilnya manis tuh anak pasti langsung marah dan membentak Putri agar tidak memanggilnya seperti itu, tetapi ini, Daniel bahkan tidak melirik Putri sama sekali.

Hemm... ada yang tidak beres dengan bocah itu. Jarang-jarang aku melihatnya dengan raut menyeramkan.

Setelah memakan nasi goreng buatan Bik Minah, Putri langsung menaiki tangga dan menuju kamarnya. Mencari benda pipih belahan hatinya untuk menghubungi seseorang.

"Ya Hallo, ada apa kak kok menelfon Steve malam-malam begini. Jangan bilang kak Putri merindukan Steve kali ini." Dari arah sebrang Steve sahabat Daniel yang sedang bermain ML sedikit terganggu dengan panggilan Putri. Steve sedikit kesal tetapi segera ia angkat panggilan itu apabila ada hal yang sangat penting.

"Hadehhh... GR banget nih bocah tengik, siapa yang merindukanmu. Aku menelfonmu karena ingin menanyakan sesuatu."

"Yahh... kak Putri ngak asik... oh ya apa yang kak Putri ingin tanyakan, Insyaallah Stave bisa menjawa semua pertanyaan kak Putri dengan petunjuk dari Allah."

"Sok alim.... aku mau nanya, kenapa El pulang dengan raut yang sangat mengerikan, apa terjadi sesuatu di sekolah kalian?"

"Owh masalah Daniel to. Steve akan mengatakan rahasia pada kak Putri tetapi kak Putri harus berjanji tidak akan memberitau siapapun terutama Daniel sendiri."

"Iya hadehh... aku akan tutup mulut."

"Baiklah... jadi begini kak. Daniel menyukai teman sekelas kami yang namanya Lita, entah apa yang merasuki Daniel hingga dia menyukai gadis itu, padahal gadis itu tidak pintar, tidak tinggi, tidak cantik hanya manis saja, dan juga dia anak kurang mampu. Bahkan dia itu sedikit tomboy dan sangat blak-blakkan.

Hari ini saat kami pulang dari sekolah, kami melihat Lita yang sedang pergi kencan dengan kakak kelas di kantin sekolah. Mereka sangat serasi sampai-sampai tidak memperhatikan ada raut mengerikan yang dipancar oleh Daniel. Dan disaat itu juga Steve menyimpulkan kalau saat ini hati Daniel sedang patah menjadi dua hahaha...."  Di balik telfon Putri mendengar Steve tertawa jahat mengejek adiknya.

"Hei bocah tengik berani-beraninya kamu menertawakan adik manisku. Owh aku blokir WA milikmu sekarang juga, mau??"

Di sebrang Steve langsung berhenti tertawa dan merengek. "Aaa maaf, maafkan Steve kak. Steve janji tidak akan menertawakan Daniel." Steve terdengar menahan tawanya. "Kak Putri jangan diblokir ya kak ya ya."

"Baiklah, karena kamu memberikan informasi yang penting maka aku tidak akan memblokir mu dan hanya ini yang ingin aku tau bay."

"Kak...." belum sempat Steve mengatakan apa, Putri sudah menutup telfon milik Steve.

Kini Putri tau mengapa sikap Daniel sangat berbeda. Adik kecilnya sekarang sudah tumbuh dewasa, dia menyukai seseorang dihatinya. Putri tersenyum lima jari dan segera beranjak dari kamarnya menuju kamar sebelah. Tanpa mengetok pintu Putri masuk dengan nyelonong dan melihat Daniel sedang bersandar di samping kasurnya dan mendongak menatap langit-langit kamarnya. Putri langsung berjalan cepat kearah Daniel ikut duduk dibawah dan memeluk pinggang Daniel.

Daniel sangat terkejut dan mencoba untuk melepas ikatan tangan dipinggangnya. Memang Putri itu kecil tetapi ikatan tangan itu cukuplah kuat, Putri bahkan lebih pendek dan kecil daripada Daniel. Sebenarnya Daniel dari kecil tidak ingin melakukan kontak fisik pada siapapun bahkan pada orang tuanya terkecuali dengan kakaknya. Kadang Putri mencubit pipi Daniel juga merusak tataan rambut miliknya, itu membuat Daniel terbiasa dan menerima kakaknya yang sinting ingin berbuat apa, dia hanya bisa marah saja.

Daniel akhirnya membiarkan kakaknya yang aneh tiba-tiba memeluknya. Merasa sudah diterima, Putri mengubah posisi berada didepan Daniel dengan melipat kedua kakinya dan menatap Daniel serius. "Kau sedang menyukai seseorang!" Mata Daniel membulat sempurna, Itu bukan pertanyaan melainkan tuntutan. Bagaimana kakaknya bisa tau kalau sekarang ia sedang pusing dengan lingkaran cinta miliknya, dan jawaban itu hanya satu. Sahabat laknat miliknya.






TBC🐢

Wah putri, kau tidak bisa memegang janjimu... siap-siap tuh Steve mendapat hadiah dari Daniel😂😂

Votenya guys jangan lupa....

This Is Me (TAMAT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora