Part 13 🐢

28.5K 1.7K 69
                                    

Putri hanya menatap sinis kearah pria tampan yang ada di depannya. Sungguh kejam pria tampan itu bahkan ia tidak membiarkan hati kecilnya bahagia sejenak. Putri mendengus sejenak dan memiliki sebuah ide.

"Ehh.. kak Leon, Putri harus pulang dulu. Putri belum berpamitan pada mama dan papa, hemm.. kalau begitu Putri pergi dulu bay..."

Saat Putri ingin pergi, kerah bagian belakang ditarik seseorang sampai membentur sebuah dada yang lebar dan hangat. Sesaat Putri terdiam tidak bergerak. Dan orang dibelakangnya menekan Putri untuk kembali duduk di posisi semula.

"Sudah, aku sudah memberitahu keluargamu dan sekarang tidak ada alasan lagi. Kerjakan soal ini dengan cepat!"

Setelah mengatakan itu, Leon berjalan ke arah kursi disebelah rak buku tidak jauh dari Putri. Dia mengambil buku dan membacanya dengan tenang dan terlihat memukau, Putri sesaat hanya diam menikmati pemandangan disebelahnya dan saat matanya terlintas rumus matematika sialan itu, Putri langsung mendengus dan kembali menatap buku dengan tatapan membunuh. Mau tidak mau Putri harus mengerjakan soal-soal itu.

Putri terus bergulat dengan rumus-rumus itu. Putri berpikir bagaimana caranya untuk menyelesaikan semua soal dengan cepat. Tapi walaupun otaknya diperas sampai titik darah penghabisan, soal-soal itu pasti tidak akan terjawab.

Putri tidak sadar kalau waktu untuk mengerjakan sudah habis. Leon yang semula duduk di sebelah kini tiba-tiba sudah berada di samping Putri. Putri yang masih fokus di jawaban saat ingin melihat wajah Leon super terkejut karena mendapati wajah orang yang dicarinya berada sangat dekat dengan wajahnya sendiri. Jantung kedua orang itu tanpa sadar berdetak kencang.

"Ehemm.." Leon batuk dua kali untuk menetralkan suasana canggung ini, entahlah ini pertama kalinya ia begitu dekat dengan wanita selain mamanya.

Leon menarik buku tulis Putri dan mengoreksi jawaban milik Putri. Pipi Putri yang semula merah karena malu sedikit demi sedikit berubah menjadi merah karena marah. Leon hanya melihat sekilas jawaban milik Putri dan ia tanpa ragu langsung mencoret semua jawaban itu.

"Ulang semua sebanyak dua puluh kali dalam satu soal yang salah!" Setelah itu Leon mengembalikan buku tulis itu.

Putri tanpa sadar meremas kertas dengan marah. Leon sangat jahat++ dia tidak memikirkan penderitaan yang dialami Putri. Saat menyangkut soal, Leon pasti berubah menjadi monster bahkan lebih parah dari Dosennya sendiri.

Saat Putri masih melotot pada Leon yang hanya dibalas dengan mata acuh, suara langkah kaki memasuki ruang perpustakaan. Di sana Syhanas yang pulang dari kegiatannya di suguhi pemandangan dua remaja yang saling memandang itu tiba-tiba hatinya menjadi hangat.

Berjalan perlahan dengan berdehem. "Ehem.. apa aku menganggu kalian berdua?"

Putri mendongak pada Syhanas dan langsung menerkamnya dengan mengeluh. "Tante... kak Leon sangat jahat."

Leon yang melihat itu mengangkat satu alisnya dengan heran.

"Ehh? Memang Leon ngapain kamu sayang." Dengan lembut melepas pelukan erat Putri.

"Kak Leon nyuruh Putri nyalin rumus ini sebanyak dua puluh kali tante.. Putri kan juga butuh istirahat.. lihat Putri juga bau karna belum mandi.."

Ehh.. sejak kapan aku peduli tentang bau tubuh.. biar yang penting aku tidak mengerjakan rumus sialan itu..

Syhanas melirik Putranya yang masih diam dengan melipat kedua tangannya. "Leon?? Apa kamu tidak kasian melihat Putri yang imut ini hah?" Putri menunjukan raut wajahnya yang super imut dan itu membuat Leon tanpa sadar tersedak dengan air liurnya sendiri.

"Tapi mah.."

"Sudah.. biarkan Putri istirahat sejenak untuk membersihkan diri dan juga makan. Kamu juga termasuk Leon!"

Syhanas mengajak Putri menuju kamarnya tanpa menghiraukan wajah kesal Leon. Syhanas mau meminjamkan Putri pakaiannya yang menurutnya muatlah untuk Putri pakai.

Tubuh Syhanas termasuk tubuh yang ramping jadi tidak harus bingung untuk mencarikan yang pas untuk ukuran Putri ya walaupun tubuh Putri masih lebih kecil dari Syhanas.

Jadi setelah Putri membersihkan diri dan memakai pakaian milik Syhanas, pakaian itu sedikit longar saat ia pakai dan itu terlihat sangat imut.

Melihat Putri yang keluar dari kamar mandi, Syhanas langsung menariknya ke arah meja rias dan mulai mengeringkan rambut halus Putri. Syhanas yang menginginkan seorang anak perempuan kini merasa sudah terpenuhi, entah kapan ingatan Leon kembali dan saat itu juga Syhanas akan langsung menjodohkan mereka berdua.

Di lain sisi saat Leon akan beranjak dari posisinya tiba-tiba suara telfon berbunyi. Itu bukan nada dering milik Leon. Leon mencari dimana asal suara telfon yang sudah berhenti itu. Leon melihat dibawah meja belajar yang tadi ditempati oleh Putri, mengambil android dan melihatnya.

Saat layar menyala tanpa sadar sudut bibir Leon menyuggingkan senyum, layar itu terdapat walpaper dirinya yang ia tebak diambil diam-diam oleh Putri saat dia sedang berlatih basket.

Android itu kembali berbunyi dan menampilkan sebuah nomor yang tidak dikenal. Entah setan mana yang memasuki tangan Leon dan membuatnya menekan tombol angkat pada panggilan itu.

Di balik telfon terdapat suara seorang lelaki. "Hei... sayang, kapan kita akan.." belum sempat suara itu menjelaskan tujuannya tia-tiba Leon sudah menghentikan panggilan terlfon itu. Aura disekitar Leon menjadi dingin dan gelap.

Dan saat itu juga Putri turun dan memanggil Leon. "Kak Leon, tante menyuruh kita untuk segera kemeja makan..." Leon langsung memberikan android milik Putri dan tanpa bicara langsung menuju meja makan. "Ehh... makasih..."

Kenapa kak Leon terlihat marah??

Putri mengangkat bahunya acuh dan berjalan mengikuti Leon menuju meja makan. Putri mengambil duduk di depan Leon sedangkan Syhanas berjalan ke meja dengan membawa nampan berisi makanan.

"Ayo.. silahkan makan."

Semua orang makan dengan tenang, masakan Syhanas selalu terasa enak dan nyaman. Sesekali Putri melirik Leon yang memakan makanannya dengan diam dan tatapannya masih sedingin tadi. Firasat Putri merasa tidak enak.

"Emm.. apa kalian berdua bertengkar?" Syhanas membangun suasana yang sedikit hidup itu.

"Hehe.. tidak kok tan, kita tidak bertengkar. Benarkan kak?" Putri melirik Leon.

"Aku sudah selesai dan Putri ayo aku antar pulang." Leon yang akan berdiri dari duduknya dihentikan oleh Syhanas.

"Ehh ehh ehh, kenapa kamu mengusir Putri hah. Siapa yang menyuruh?? Putri akan menginap disini hari ini dan besok dia akan berangkat ke kampus bersama kamu!"

"Terserah." Leon langsung beranjak dari tempatnya tanpa menghiraukan, entah suasana hatinya hari ini tiba-tiba berubah jelek.









TBC🐢





CIAAA SI LEON LAGI CEMBURU NIH YEEE😂
jangan lupa vote ama comment yaa... nih dobel up lohh.
Typo bertebaran dimana-mana...

😚😚

This Is Me (TAMAT)Where stories live. Discover now